14. Afra Tsabita 🍃

1.3K 125 20
                                    

"Ada saatnya kau merasakan bagaimana kehilangan seseorang yang kau cintai. Maka, jangan siakan kebersamaanmu dengan mereka."
🌻

 
  Setelah mendengar penjelasan ayah tadi, Taehyung jadi merasa bersalah, sebaiknya tadi ia tidak membawa Afra ke rumah sakit, tapi ia bawa saja dokternya ke rumah. Taehyung jadi kesal sendiri karena kecerobohannya. Ia mengetuk-ngetukkan jarinya pada meja, raut mukanya tergambar sangat cemas.

“Hyung, diamlah. Afra Noona, akan baik-baik saja. Jangan salahkah dirimu untuk ke sekian kalinya,” kata Jungkook. Beststar kini berkumpul di kamarnya, maksudnya kamar di rumah ayah Taehyung.

“Tapi aku memang salah, Kook. Tidak seharusnya aku memaksa Afra pergi ke rumah sakit tadi. Ah, aku memang bodoh,” balas Taehyung gusar, ia menggigiti jari kukunya cemas. Teman-temannya hanya bisa pasrah jika sudah melihat Taehyung seperti itu, berbagai macam bujukkan tidak mempan terhadapnya. Taehyung belum bisa tenang jika belum melihat Afra membuka mata. Sudah hampir dua puluh menit Afra pingsan, dan belum ada tanda-tanda ia akan bangun. Ia lupa, jika gadis itu sanagt kelelahan, pasti ia akan sering pingsan, dan jangan lupakan juga anemia yang ia derita.

“Kalau boleh tahu, kenapa Afra Noona sering pingsan, hyung? Dia juga terlihat sangat terkejut saat tiba-tiba melihatku tadi,” tanya Jungkook. Dirinya pun juga tak kalah kaget saat membuka pintu, lalu seseorang tiba-tiba ambruk begitu saja. Bahkan ia bisa melihat pada mata gadis itu, ada ketakutan di sana

Dan ... oh, Jungkook baru ingat jika bola mata milik sepupu Taehyung itu berwarna biru, seperti bukan orang Indonesia asli, tapi Jungkook mengurungkan niatnya untuk bertanya tentang mata Afra.

“Itu, karena ia sakit.” Jawaban Taehyung sangat hambar. Jungkook juga tahu jika Afra sedang sakit. Tapi ia tidak bisa memungkiri tentang keterkejutan Afra tadi. Itu jelas terlihat dari pergerakan matanya saja.

“Aku tahu kau bohong, Hyung,” ujar Jungkook sambil menatap tajam Taehyung. Member lain hanya diam menyimak percakapan keduanya. Mereka tahu jika kedua dongsaeng itu sama-sama keras kepala, dan tidak ada yang ingin mengalah.

“Jung, sudahlah, Afra mungkin benar-benar kelelahan,” kata Jin berusaha mencairkan suasana. Taehyung diam, ada banyak rangkaian pikiran diotaknya. Ia pusing, ia takut, takut jika Afra kembali mengingat sesuatu yang selama ini tidak ingin gadis itu ingat. Mungkin tidak ada salahnya jika ia bercerita dengan sahabat-sahabatnya sendiri. Ia sudah sangat mempercayai mereka.

“Afra pernah mengalami suatu peristiwa hingga membuatnya trauma.” Mereka diam sambil menatap Taehyung, menunggunya meneruskan kalimatnya.

“Enam tahun lalu. Ia mengalami kecelakaan yang bahkan aku sendiri membenci kejadian itu. Saat itu ia masih tinggal di Daegu. Ayah menyekolahkannya di SMA yang sama denganku, tapi kami tidak satu kelas. Aku kelas tiga dan dia masih kelas dua. Setiap berangkat dan pulang sekolah kami selalu bersama, hingga kita disangka sepasang kekasih, lucu bukan?

Dulu aku tidak dikenal, maksudku, aku sangat tertutup, tapi berbeda dengan Afra, ia gadis yang sangat ceria, dan suka membantu, bahkan dengan keluguannya, kadang ia dibodohi oleh teman-temannya untuk mengerjakan pekerjaan rumah mereka. Tapi dengan senang hati ia mengerjakannya. Gadis itu kelewat polos.

Hingga suatu hari, ia diajak oleh beberapa temannya ke wahana permaianan yang cukup jauh dari rumah. Tapi ia kehilangan teman-temannya saat membeli sesuatu. Dia sendiri, tertinggal di tempat yang sangat ramai, tidak mengenal siapapun, tidak tahu arah, ia benar-benar ketakukan. Sampai seorang lelaki dan perempuan dewasa menghampirinya, mereka menawarkan bantuan untuk mengantar Afra pulang. Afra yang saat itu masih menangis hanya bisa mengangguk pasrah.

Girl Meets Euphoria✔(Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang