"Pernahkah kalian merasakan sebuah peristiwa yang tak pernah kalian ingin rasakan kembali? Tapi kalian juga tak bisa menghindarinya? Percaya kan terhadap kehendak-Nya? Harus, tetap harus."
🍁Terbaring di kasur yang tak senyaman miliknya di rumah adalah hal yang paling tak disukai oleh Taehyung. Ya, di sini lah akhirnya pemuda itu berada, di ruangan serba putih, dengan aroma obat-obatan yang menyengat, setidaknya itu lah yang Afra rasakan diindra penciumannya, karena Taehyung sedang memejamkan matanya, entah berapa hari lagi ia akan terbangun. Ini sudah hari kedua sejak kecelakaan itu. Ia tidak bisa untuk setidaknya menahan tangis sementara Taehyung belum membuka mata, rasa bersalah melingkupinya. Tidak, Afra tidak ingin membayangkan apa-apa saat ini, cukup doa saja yang ia panjatkan, bukan yang lainnya. Yah, terkecuali dengan perkataan El dua hari lalu. Itu cukup membuatnya terusik hingga sekarang.
Gadis itu, El, dia juga sempat dilarikan ke rumah sakit. Awalnya ia bingung akan mengikuti Taehyung atau El, tapi melihat ponsel El membuatnya menghela napas lega, ia mengambilnya, beruntung gadis itu tidak menyematkan kata kunci di layarnya, jadi ia dengan mudah masuk ke menu panggilan, dan mencari nomor keluarganya. Dan dapat! Ia segera menghubungi kontak dengan nama 'Abi' itu. Mengatakan untuk segera menyusulnya ke rumah sakit.
Setelah sambungan terputus, Afra kembali berlari mengikuti Taehyung yang sudah hampir masuk ke UGD, tapi ia dicegah oleh sang perawat, Taehyung akan segera dioperasi. Maka ia pasrah, ia hanya bisa menunggu di luar, bersamaan dengan datangnya keluarga dan anggota Beststar. Afra terkejut bagaimana mereka bisa ikut ke sini, apa tidak bahaya?
“Afra? Afra, di mana Cetta, Nak?” tanya Bundanya, kedua matanya sudah banjir air mata. Afra segera menghambur dan menumpahkan tangisannya. Melihat anaknya yang justru terisak keras, Bundanya lantas memeluknya erat, mengusap-usap sayang putrinya. Air mata ikut menetes bersamaan dengan isak tangis sang putri, gadis itu sudah pasti merasa bersalah atas kejadian itu.
“Tenang Afra, istighfar. Bukan salahmu, semua sudah ada jalannya sendiri.” Tak tega melihat putrinya sesenggukan seperti susah bernapas dengan baik.
“Sekarang berikan doa yang terbaik untuk Cetta. Anak-anak, jangan panik, kalian harus tenang menghadapi ini, manajer kalian sudah menunda kepulangan kalian, tolong bantu Taehyung berjuang dengan doa kalian,” kata ayah yang langsung diangguki oleh anak-anak Beststar.
“Tentu paman. Kami akan tetap mendoakan, dan selalu di sampingnya bagaimana pun keadaannya. Bagaimana pun-kita adalah keluarga.” Namjoon berusaha setenang mungkin menjawab pertanyaan paman Shin. Mata Jungkook sudah memerah, ia berusaha menahan tangisnya. Hoseok mengusap bahu setengah memeluk adiknya. Jika Jungkook sejak tadi berusaha menahan tangisnya, lain halnya dengan Jimin, air matanya sudah meluncur sejak dapat kabar jika Taehyung kecelakaan tadi, tapi sekarang ia juga ikut-ikutan menahan tangis, ia tidak mau membuat orang lain bertambah repot. Ia paling tidak bisa jika orang terdekatnya kesusahan. Jimin sangat menyayangi Taehyung, seperti saudaranya sendiri. Tak heran jika dia sangat sensitif terhadap keadaan Taehyung sekecil apapun. Sekarang ia hanya bisa berdoa, semua adalah kehendak Tuhan, dan ia cukup tahu itu, berharap Taehyung baik-baik saja.
☘☘☘
Matanya mulai terbuka, perlahan setitik cahaya mulai menyapa penglihatannya, sinar itu semakin terang, dan lambat laun menampakkan sebuah tempat yang sangat luas, seperti sebuah hamparan, namun semuanya terlihat sangat indah, bahkan seperti tak ada debu saja di sana. Cukup familiar. Apakah ia berada di alam surga? Kakinya yang tanpa alas melangkah perlahan menyusuri rerumputan hijau subur dan lembut itu, tak ada satu pun yang menyakitkan di sana.
Semakin berjalan jauh, ia semakin di pertemukan dengan pemandangan yang jauh lebih indah lagi. Berbagai tanaman bungan dan buah ada di sana, subur, dan tidak ada yang layu. Tapi ia bingung, sebenarnya ada di mana ia sekarang? Apakah ia benar-benar sudah tidur untuk selamanya? Taehyung, dia sedang berada di tengah-tengah tempat yang sudah dua kali ia jumpai di alam bawah sadarnya. Persis, sama persis seperti saat itu. Tapi yang ia tidak mengerti adalah, kenapa ia bisa sampai di sana? Apakah ada yang mengajaknya? Atau memang Tuhan lebih menyayanginya?
Taehyung kembali melangkah, hingga tanpa sadar ia sudah berada di tempat yang juga pernah ia lihat di mimpi sebelumnya, sebuah gazebo, dengan seekor kucing berbulu putih tengah meringkuk di sana. Seperti memiliki tingkat kepekaan yang tinggi, kucing bermata hijau emerald itu tiba-tiba menoleh ke arahnya, Taehyung tentu sedikit tersentak dengan pandangan tajam sang kucing, namun tak berselang lama pandangannya melunak, sedikit membungkuk, lalu bangkit berjalan, Taehyung yang penasaran dengan si putih itu, segera mengikutinya pelan supaya tidak membuat sang kucing merasa terancam olehnya. Hewan kecil itu berhenti di sebuah pondok yang lumayan besar, Taehyung mengikutinya masuk ke sana.
Terkagum, itulah yang Taehyung rasakan saat itu juga. Pondok yang dari luar terlihat biasa, bahkan sangat biasa itu, ternyata dalamnya sangat menakjubkan, ia belum pernah menemui sebuah tempat seperti itu selama ini. Aroma alam begitu kuat di sana, perpaduan antara buah dan tumbuhan, dekorasinya seperti sebuah istana kecil namun elegan, jika Taehyung memang sedang bermimpi, semoga ia masih lama di dalamnya, itu lahyabg ia harapkan.
Tak lama, suara langkah kaki menghampirinya. Taehyung begitu penasaran dengan siapa yang datang. Tapi tak hanya sepasang kaki yang berjalan, melainkan banyak. Apa tempat itu di huni oleh sebuah keluarga? Keluarga kerajaan mungkin? Tunggu saja lah siapa yang akan muncul di baliknya. Dan benar saja, kini di depan pemuda itu, berdiri lebih dari satu orang, yaitu tiga orang perempuan muda, yang sangat-sangat Taehyung kenali sebelumnya. Gadis cantik sebelah kiri adalah Hanna, sahabatnya, ia tersenyum anggun, cantik, rambutnya lurus, namun tidak terlalu panjang, dan berwarna merah, tunggu, sejak kapan Hanna mengecat rambutnya menyala seperti itu, yang Taehyung tahu adalah, Hanna sangat anti dengan hal-hal yang merubah gaya hidupnya, kalian pasti tahu maksudnya bukan? Dan ya, Hanna membawa sebuah jarum kecil beserta kainnya yang sepertinya baru saja disulam.
Ia beralih pada sosok di tengah, gadis yang duduk di sebuah kursi kayu dengan ukiran yang rumit. Terkejut, sangat terkejut, sosok yang selama in ia rindukan, selalu ia sayangi sejak dulu, selalu ia sesali kepergiannya, kini berada di depannya, duduk anggun dengan senyum yang terlewat lembut, masih seperti dulu, bahkan sekarang tampak lebih bersinar. Jantung lelaki itu tiba-tiba berdegup kencang, air mata rasanya ingin keluar tanpa diperintah.
Park Soona. Gadis yang sangat ia cintai dulu, atau dampai sekarang? Kini tengah menatapnya dengan senyum yang selalu ia tampilkan di setiap kehadirannya. Dalam genggamannya terdapat sebuah buku bersampul coklat yang terlihat sangat usang. Sepertinya Taehyung mengenali buku tersebut. Ah ya! Dia ingat sekarang, itu buku harian milik Soona, yang selalu menemani kemanapun gadis itu pergi. Dan di mana ada Soona, di situlah Taehyung berada, selalu di dekatnya. Namun itu sudah berakhir sejak kepergian sang gadis, dengan entah apa sebab yang jelas, Taehyung sendiri tak mengerti. Rasanya ia ingin sekali berlari, dan memeluknya erat. Rindu, ia sungguh rindu.
Tapi niatnya ia urungkan saat melihat tatapan tajam gadis lain terhadapnya. Ya. Park Hyebi ada di depan sana, di samping Park Soona sang kakak. Seperti seorang yang selalu melindungi orang yang ia sayang. Tak ada yang boleh menyakitinya barang sedikit pun. Gadis itu menatap Taehyung dengan pandangangan yang sulit diartikan. Seperti ada rasa jengah, benci, tapi ada juga sirat lembut, apa itu? kasih sayang? Apa? Taehyung tak mengerti. Tangan kirinya memegang pisau besar tumpul, untuk apa sebenarnya pisau yang sudah tumpul itu ia bawa?
Apa masih berfungsi dengan baik? Entahlah, siapa yang mau memikirkan hal itu? Jika bukan Taehyung. Tapi, saat dilihat lagi, sebelah tangannya menggenggam sapu tangan dan sebuah bunga mawar merah muda. Apa arti dari semua itu sebenarnya? Belum selesai kebingungannya melanda, ia di kejutkan lagi oleh kedatangan sosok lain yang tengah berjalan pelan dan anggun ke arahnya, di temani oleh seekor kucing putih tadi yang ia ikuti. Jadi kucing itu memang miliknya? Apa ia sedang berkhayal kali ini, gadis itu menghampirinya, menyerahkan sebuah buku yang sama sekali belum terisi, dan masih sangat bersih. Tersenyum, bagai disengat aliran listrik, senyum gadis itu membuat dirinya benar-benar tersentak kagum. Setelah itu mereka semua pergi, meninggalkan Taehyung dengan buku di genggamannya, dan-sendirian. Apa itu tadi? Mereka semua kemana? Apa artinya mimpi itu?
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Meets Euphoria✔(Sudah Terbit)
FanfictionSudah terbit (Ver. Wattpad belum revisi) Pada dasarnya mereka memang berbeda. Dari awal, El tak pernah ingin bersitemu, mendengar namanya saja sudah membuatnya pening bukan main. Kim Taehyung, si Idol muda pun masih meragu dengan sendirinya, apa ia...