42. Graduation🍃

301 51 23
                                    

Gaun berwarna silver sudah ia pakai, tak banyak hiasan yang menempel, hanya brokat dan satu pita pada pinggangnya, namun itu tak mengurangi keanggunan dari gaun tersebut. Khimarnya ia juntaikan hingga menutup dada dan punggung. Sederhana sekali, tapi ia menyukainya. Hari ini adalah hari yang sangat ia tunggu, walaupun sedikit ragu bahkan takut. Bagaimana jika ada banyak wartawan yang mengenalnya nanti. Sebenarnya segala aksesoris untuk menyamar sudah saudaranya siapkan, tapi tetap saja ia was-was.

Selesai memoles bedak tipis, dan liptint, ia segera beranjak ketika sang adik sudah memanggilnya. Ternyata orang tuanya juga sudah siap. Ia tersenyum, hatinya serasa berbunga saat ia mengetahui bahwa mereka akan pergi menghadiri acara wisudanya itu, hal itu sedikit membuatnya melupakan keresahan batinnya.

“Sudah siap, sayang?” Wanita yang dipanggilnya Umi itu menghampirinya yang baru saja turun dari anak tangga terakhir. Ia tersenyum lebar.

“Ya, Umi, El sudah siap. Kita berangkat sekarang?” tanyanya pada Abi.

“Iya. Abi takut akan macet nanti.”

☘☘☘

Agensi benar-benar menepati janjinya untuk mengeluarkan pengumuman hari ini. Pengumuman yang mengungkapkan inti itu sangat mengejutkan banyak pihak, terutama Mysta. TheBig Entertainment sungguh mengatakan bahwa El adalah calon istri  Taehyung, yang akan mempersiapkam pertunangannya, dan di temani saudari Taehyung, supaya tak menimbulkan fitnah, TheBig ingin mengatakan bahwa mereka baru beberapa bulan mengenal, dan Taehyung merasa tertarik dengan El, namun Taehyung tak langsung mengutarakan perasaanya, mengingat agama mereka berbeda. Taehyung juga sudah sedikit mengenal mengenai Islam, karena ia memiliki keluarga yang beragama Islam, selanjutnya agensi tak terlalu menceritakam detail, semua memiliki privacy sendiri.  TheBig, dan Beststar hanya berharap orang-orang untuk saling menghargai segala keputusan mereka, karena mereka juga manusia, apapun nanti keputusan Taehyung, ia hanya ingin Mysta menerima, mengerti, dan mendoakan yang terbaik untuknya. Ia juga meminta maaf karena tak bisa mengatakan langsung pada Mysta. semua sudah disampaikan oleh agensinya.

“Kau sudah lega, Tae?”

“Ya, Jim. Tapi sekarang yang kukhawatirkan adalah El. Hari ini ia wisuda, aku takut ada wartawan yang akan menemuinya karena aku yakin gadis itu belum terbiasa dengan itu.” Kelegaan yang Taehyung rasakan belum sepenuhnya merasuk, ia kini memikirkan keadaan El. Namjoon menghampirinya, dan duduk di sebelah Taehyung.

“Tak apa, Tae, agensi sudah mengirim bodyguard untuknya, Paman Shin pun begitu, jangan terlalu khawatir.” Namjoon menepuk pundak Taehyung.

“Benar Taehyung-ah. Kau percaya Tuhan kan? Serahkan semua padanya, gadis itu juga bersama keluarganya bukan? Jadi jangan terlalu cemas.” Hoseok menimpali, tak lupa menyematkan senyumnya.

“Hey-hey! Aku bawakan salad buah khas Indonesia untuk kalian. Ayo berkumpul.” Jin tiba-tiba masuk ke kamar Taehyung, sambil membawa satu mangkuk besar salad buah yang ia maksud. Jungkook yang sejak tadi diam mengamati ponsel, kini ponsel itu sudah melayang di kasur, ia melompat menghampiri Jin, lalu duduk di depannya, tak sabar untuk mencicipi apa yang di bawa kakaknya.

“Astaga, Lee Jungkook pelan-pelan, kau bahkan tak sadar sudah melompati Yoongi Hyung. Bagaimana jika ia bangun, di makan kau!” Tegur Hoseok.

“Aku masih mengantuk, kenapa kalian sudah ribut sekali.” Benar kan, Yoongi terbangun. Jungkook hanya mengedik, sambil memamerkan gigi kelincinya. Ketujuhnya kini ikut melingkari meja bundar kecil itu.

“Bukankah hari ini El wisuda? Tae? Kau tak akan ke sana?” tanya Jin sebelum memasukkan satu potong melon. Taehyung mengangguk.

“Benar Hyung. Memangnya aku bisa ke sana?” tanyanya balik. Bukannya tak mau, Taehyung pun ingin melihat gadis itu di wisuda, namun ia melihat situasi dan kondisi, apa lagi pengumuman dari TheBig baru saja keluar. Dan ia bersyukur hingga kini tak ada yang mengetahui keberadaan mereka. Mungkin penggemar Indonesia memang tak sefanatik seperti di Korea Selatan.

“Memangnya apa yang tak bisa kau lakukan? Kau dulu pernah kabur bersama Jimin untuk pergi minum, dan berakhir bermain Game.” Perkataan Yoongi seketika membuat Taehyung dan Jimin tersedak, malu pula, pasalnya dulu mereka memang nakal sekali, pergi tanpa manajer, dan tanpa pamit ke member lain, akhirnya semua kena imbasnya.

“Itu kan dulu, Hyung, sebelum kita terkenal,” celetuk Jimin, sambil mengunyah.

“Sama saja, kita semua jadi di marahi oleh manajer.” kata Hoseok. Setelahnya hening, hanya ada suara mereka saat makan. Namjoon menoleh pada Taehyung yang sedang mengelap mulutnya dengan tisu.

“Tae? Apa kau akan menikahinya nanti?” Taehyung tersentak mendengar pertanyaan tiba-tiba Namjoon. Ia ragu, apa El sungguh mau ia nikahi? Jika dirinya, jangan di tanya, ia bersedia, ia juga sudah tertarik pada gadis itu, walau secuil hatinya masih di milikki gadis lain yang kini sudah pulang ke sisi Tuhan, namun ia tak ingin larut padanya.

“Aku inginnya begitu, Hyung. Semua keputusan kuserahkan padanya nanti,” jawabnya, ia lantas mengotak-atik ponsel yang sejak tadi berbunyi. Pesan dari orang tuanya di Korea Selatan. Mereka hanya mengangguk, tak banyak berucap, terutama Jungkook. Pemuda itu bahkan terlihat banyak melamun sejak tadi.

“Hyung, kuharap ia memang takdirmu. Gadis itu rapuh sekali. Ia hanya menutupinya dengan sifat dingin yang selama ini kita ketahui.” Semua menoleh pada Jungkook yang baru saja membuat kakak-kakanya mengernyit bingung.

“Jung? Kau—kau seperti mengenal El?” tanya Jimin ragu. Jungkook diam, namun hanya sebentar setelah itu ia tersenyum lebar, menampakkan gigi kelincinya.

“Aku hanya menebaknya saja, kok.” Kekehan kecil ia keluarkan dari mulutnya. Tapi ia masih melanjutkan kalimatnya dengan girang setelah mengecek notifikasi di ponselnya, yang berhasil membuat yang lain melotot tak percaya.

“Aku sudah meminta izin pada manajer, kita akan ke acara wisuda El, di temani Afra Noona juga!”

☘☘☘

Setelah acara selesai, seperti biasa, para murid kini sedang mengabadikan moment kebersamaan mereka dengan keluarga. Ada yang keluarganya datang semua, ada yang hanya beberapa, bahkan ada yang orang tuanya tidak datang, entah apa alasan mereka, mungkin mereka tengah sibuk, beruntung anak mereka mau mengerti. Cuaca hari ini juga sangat cerah, namun juga tidak terlalu terik. Sangat cocok dengan acara wisudanya.

El mengembangkan senyum saat kamera mengarah pada mereka. Beberapa kali take, dan akhirnya selesai juga, ia juga mengambil beberapa foto selfie. Tadi juga sempat bertemu dengan Rain, hanya untuk berpelukan, dan mengambil beberapa foto, karena setelah itu El menyuruh Rain bersama orang tuanya, ia tahu jika tidak sedang ada acara seperti ini, orang tua Rain akan sangat sulit untuk di ajak, bahkan sekedar bersama anaknya.

Abi, dan Umi tampak berbincang dengan orang tua murid lain yang mereka kenal, Al masih di sampingnya sambil menyedot air mineral. Netra bocah itu tiba-tiba membulat sempurna, saat melihat sebuah mobil baru saja berhenti di parkiran sekolah yang masih terjangkau oleh penglihatannya. Ya Allah. Bocah itu sangat hapal mobil siapa itu yang baru tiba di sana. Ia mengalihkan pandangannya pada sang kakak yang masih belum menyadari siapa yang turun dari mobil hitam mewah itu.

Al masih menganga tak habis pikir dengan apa yang ia lihat, bagaikan slow motion, lelaki itu berjalan menghampiri keduanya yang tak terlalu berada di kerumunan, namun masih banyak orang di depan sana. Tatapan penuh tanya tampak terlihat, bahkan beberapa murid perempuan sudah menyadari kehadirannya, tapi juga masih tak bereaksi, pakaian formal berwarna hitam, masker, topi, serta kaca mata hitam tersemat apik padanya. Di belakangnya ada dua orang lagi, berpakaian sama hitamnya, namun bedanya badan mereka lebih besar dan lebih kekar.

Setelah hampir dekat, lelaki itu melepaskan kaca mata juga topinya, tak lama terlihat kedua matanya menyipit pertanda jika ia sedang tersenyum, ia melambai ke arah Al yang terdiam, namun setelah melihat El yang masih tak menyadari kedatangannya, dan justru sibuk dengan kamera cantiknya itu, kedua mata lelaki itu semakin menyipit, senyumnya semakin melebar di balik maskernya yang masih belum dilepas.

“Selamat pagi!”

“ALLAHU AKBAR!!!”

*****

Girl Meets Euphoria✔(Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang