12. Cousin🍃

1.4K 130 17
                                    

Kita tidak tahu akan jadi apa, atau bertemu dengan siapa esok. Hanya persiapkan yang diperlukan, siapa tahu aja keajaiban berkunjung."
🍃

“Di sini sudah tidak aman lagi. Apa kita harus mencari penginapan lain?” Tadi, setelah menelepon sang manajer, beliau langsung meluncur ke hotel tempat mereka menginap. Mereka diperintah untuk pindah, kini mereka sudah mengemasi barang-barangnya. Masih ada sisa waktu beberapa hari lagi untuk mereka tinggal di Indonesia. Sebenarnya lebih baik mereka segera kembali ke Korea, mengingat sudah ada yang mengetahui keberadaannya. Tapi, ketujuhnya mengurungkan niat itu, karena masih ingin bersenang-senang di bumi rempah-rempah ini.

Mereka tengah mengobati luka dari hasil perkelahian tadi, atau lebih tepatnya disebut pengeroyokan mungkin?

“Tentu saja, tapi kalau bisa jangan di hotel, terlalu ramai,” jawab Jin, setelah mendengar pertanyaan Namjoon tadi. Ada sedikit lebam di sekitar bibirnya. Yang lain terlihat cemas, tapi mereka memilih untuk tidak banyak bicara. Tiba-tiba Taehyung berdiri sambil mengacungkan tangan tinggi-tinggi. Semua menatapnya heran.

“Kau kenapa?” tanya Yoongi.

“Aku punya ide, Hyung!” Taehyung tersenyum kelewat lebar.

“Kali ini apa lagi, Tae? Jangan konyo,” sergah Hoseok.

“Begini, aku punya saudara disini. Aku punya appa,” katanya dengan antusias. Ia menatap semua member yang ada di sana. Jin tampak memutar bola matanya.

“Kami juga tahu kau punya appa, kami juga. Dan untuk apa appamu di sini?” tanyanya.

“Tidak. Maksudku, aku punya appa di sini, di Indonesia. Appaku yang lain.” Taehyung tersenyum, sambil mengingat-ingat sesuatu.

“Appa? Kau punya berapa appa, Hyung?” tanya lelaki keturunan Lee, ia menatap kakaknya itu bingung, sekaligus curiga.

“Buang pikiran burukmu itu, Jung. Kita bisa tinggal di sana, apa kalian setuju? Jika iya aku akan menghubungi keluargaku.” Taehyung meminta persetujuan dari mereka. Bukan apa-apa, melainkan ia juga rindu dengan keluarga yang sudah lama sekali tidak ia kunjungi sejak satu tahun lalu. Dan betapa bahagianya Taehyung saat melihat semua temannya mengangguk-angguk setuju. Ia lantas merogoh ponsel dari kantong celananya, dan menghubungi seseorang.

Tut....tut.....tut....

Tersambung!

“Hallo? Shin Taehyung?!” Panggil sesorang di sana ragu. Pasalnya Taehyung tidak kunjung bicara.

“Noona!. Iya ini aku, Taehyungmu, Noona kecil, sepupumu yang paling tampaaaaannn sekali,” teriak Taehyung. Sejak kapan Taehyung bisa berbaha Indonesia? Semua temannya pun bingung.

“Hey, anak nakal. Kau kemana saja? Kukira kau di makan dinosaurus” itu suara sepupunya yang sudah lama tidak Taehyung dengar. Senyum manis terpatri di bibirnya.

“Nado23, nado bogoshipoyo24, Noona kecilku,” ungkap Taehyung mendayu. Terdengar aneh, da geli. Itu lah yang di pikirkan teman-temannya saat melihat Taehyung berwajah seperti itu.

“Aku ingin bertanya sesuatu, ini penting. Apa ayah dan bunda ada di rumah?” Wajah konyol Taehyung langsung berubah menjadi serius, seraya mendekatkan ponsel pada telinganya lagi.

“Apa? Jangan bilang kau akan menikah? Ya! Gadis mana yang mau denganmu, hah?” Oke, Taehyung benar-benar ingin mencakar sepupunya itu jika mereka sedang bersama. Jangan berpikir jika mereka selalu akur saat bersama, ada kalanya mereka juga harus bertengkar, adu tonjok, adu kekuatan satu sama lain. Saling mengalahkan, mungkin bisa di bilang mereka adalah Tom and Jerry dalam wujud manusia. Tapi juga saling menjaga, menyayangi, dan mendengarkan. Dan itulah yang di butuhkan dalam sebuah keluarga.

“Jangan sembarangan bicara, aNak kecil. Baiklah, diam dulu. Aku sedang di Indonesia, dan-”

“Apa! Kau di Indonesia dan tidak mengabariku. Baiklah, jangan ke rumah kalau begitu.”

“Ya ya! Dengarkan dulu, bocah. Kau tidak tahu jadwalku, ya?”

“Mwo? Kau memanggilku bocah.? Kita lahir hanya berselang satu tahun, ya!” Ya Tuhan. Jangan sampai ponsel itu meledak.

“Oke, fine. Kau adalah seorang Noona!!! Benar, seorang Hoona!!!” ucap Taehyung penuh penekanan.

“Bagus, kau sudah mengakuinya. Jadi mau bicara apa? Nanti kusampaikan pada ayah dan bunda.” Terlihat agak ragu sebenarnya, tapi bukan Taehyung juga namanya jika tidak nekat.

“Begini. Tolong bantu kami kali ini. Beststar sedang konser di Indonsea. Tolong izinkan aku dan grupku untuk menginap di rumah ayah.”

“WHAT!!!”

☘☘☘

Akhirnya, di sinilah Beststar berada. Di rumah berlantai tiga, terlihat masih ada corak tradisional yang turut membalut kemewahannya. Mereka akan tinggal di sana untuk menghAbiskan waktunya di Indonesia. Setelah ada sedikit perdebatan sengit antara Taehyung dan sepupunya tadi, akhirnya mereka diizinkan menginap di rumah ayahnya. Dan jangan lupakan manajer Sejin, dan beberapa staff lainnya yang tinggal di hotel yang tidak jauh dari mereka.

“Hyung. Kenapa tidak bilang dari dulu jika punya keluarga di sini?” tanya sang maknae.

“Iya. Kita kan tidak perlu menginap di hotel, tapi kita akan tetap membayar sebagai uang sewa di rumah ini,” sambung Hoseok. Mereka kini sudah di dalam kamar yang cukup luas. Bagaimana tidak, dua ruangan yang sebenarnya memiliki pembatas itu, kini sudah menjadi satu, karena ada pintu besar yang menghubungkan kedua ruangan tersebut. Jadi, kalian bisa membayangkannya, jika ruangan itu tampak lebih luas, seperti dua kamar yang saling terhubung.

Itu bukan berarti tidak ada maksud tertentu tentunya, melainkan keluarga ayah Taehyung jika berkumpul akan sangat memenuhi satu ruangan, jadi mereka menyediakan tempat untuk sanak saudaranya yang datang dari jauh, termasuk keluarga Taehyung sendiri dari Korea.

“Aku baru terpikirkan tadi. Tidak tahu, kemana otak cerdasku pergi kemarin-kemarin,” celetuknya sambil melepas jaket hitam tebal yang ia keNakan serta meletakkan topi dan kaca mata bundar di atas Nakas.

“Lalu di mana sepupumu yang kau telepon tadi?” tanya Jin penasaran, pasalnya sedari tadi mereka belum melihat gadis itu. Yang mereka temui hanyalah ayah dan bundanya.

“Iya. Aku juga penasaran dengan sepupumu itu. Sepertinya dia sedikit galak setelah mendengar suaranya saja di telepon,” sambung Jimin ikut menimpali, dan diangguki oleh Jungkook, yang kini sedang mengunyah biskuit pemberian bunda Taehyung.

“Oh, gadis cerewet itu sedang di kampus, ia ada kelas siang ini, katanya,” jawab Taehyung. Ia buru-buru masuk kamar mandi setelah merasakan makanan yang sangat aneh dikecap oleh inderanya. Kenapa rasanya asin sekali? Setelah melihat makanan di tangan kanannya, ia baru tahu jika itu sudah pasti kerjaan si gadis 'cerewet' yang saat ini sedang masuk kuliah.

“Astaga! AFRA TSABITA!!!”

****

Girl Meets Euphoria✔(Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang