Mata pandanya masih terpejam, dengan sebuah boneka yang ada dalam peluknya. Luiz Fernando. Itulah namanya, anak bungsu yang selalu di lindungi keberadaannya.Langka? Memang. Dia begitu unik, bahkan dia adalah cahaya yang terang terutama bagi ibunya. Meri, istri Antonio Fernando.
Awalnya Meri sama sekali tidak percaya dengan diagnosa dokter Nabel, dokter yang menangani putranya.
Shock, itulah yang di alami keluarganya, sempat tidak menerima bahwa putranya mengalami
savant autitistic atau yang bisa di bilang sindrom savant. Yang berarti anak yang berkebutuhan khusus dengan pengetahuan dan bakat yang unik. Seperti Luiz.Meski anak di usianya yang sudsh 7 tahun, dan seharusnya sudah menginjak bangku sekolah, atau bersekolah seperti anak normal lainnya, tapi Luiz berbeda, dia istimewa. Dia pandai dalam bidangnya, dia bukanlah anak idiot yang sering di katakan oleh banyak orang dengan kasar.
Meri dan Fernan yakin akan keajaiban Tuhan, dia telah menerima titipan Tuhan berwujud Luiz, anak yang selalu berwajah datar, padahal ia tersenyum. Senyum yang tak pernah di sadari oleh banyak orang.
Sejak kemarin, Luiz selalu diam di kamarnya, keterbatasannya dalam berbicara membuat ia sulit untuk menangkap apa yang ia terima dan memberikan penjelasan kepada orang lain. Bukan hanya itu, bahkan Meri berusaha agar putra bungsunya juga menerima perlakuan yang sama, seperti membelikan sepatu baru, Meri memabg tidak pernah membelikan sepatu bertali, ia sadar betul kalau putranya itu tak akan mampu untuk menalikannya.
Bahkan Luiz sendiri juga masih dalam proses belajar untuk bisa makan dengan benar menggunakan tangan kanannya. Luiz salah satu anak yang cukup cerdas, bakatnya dalam seni terlihat jelas meski dia selalu membuat gambar yang tak berbentuk, tapi, jika di perjual belikan, gambarnya akan ternilai.
Fernan sendiri juga heran, putranya sungguh luar biasa. Di usianya yang masih belia dia justru harus menerima keadaan yang sulit, gudangnya hidup adalah pada keluarganya. Keluarga, yang selalu setia dalam keadaan terpuruk sekali pun.
"Luiz? Mau makan buah ?" seruan itu tak akan mampu membuat Luiz merespon dengan cepat, anak itu selalu diam, responnya sangat lambat, sampai beberapa orang yang kenal dengannya akan merasa jengkel.
"Anak Bunda, ada apa sih?" Kali ini Bundanya sedang bersama Luiz, duduk bersama di tepi kasur. Meri selalu percaya akan keajaiban Tuhan, dia tidak mau berhenti mencoba yang terbaik untuk putranya, meski hasilnya tidak selalu sempurna, setidaknya dia telah berusaha.
Di usapnya punggung putranya, barulah anak itu menoleh, tatapannya sendu, selalu seperti itu, Tadi ia sempat tertidur, sambil memeluk sebuah boneka pemberian Omnya. Boneka Pig berwarna pink.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY IDIOT LITTLE BROTHER ✔[Proses Revisi]
General FictionJika penyesalan datang hanya di akhir, lalu untuk apa menyempurnakan maaf, jika terus di hantui dengan rasa bersalah. ~Fahira Aveza Fernando~ Dunia baru untuk Veza, dan dunia yang rumit untuk seorang Luiz Fernando, dengan keterbatasannya, dia menjad...