Dipersembahkan oleh instrument Circus in Court String- Ost Drama I Can Hear Your Voice. ⚡
. . .
Sambil dengerin instrumennya biar ngerasain gimana paniknya ekekekek.... 😁
Sudah berapa lama ia diam? Sudah berapa lama ia menjadi sosok yang mengenaskan untuk orang terdekatnya? Tak terhitung. Kini Luiz tidak seperti Luiz yang dikenal sebelumnya. Dia tumbuh menjadi sosok yang sangat diam, berbicara pada pikirannya sendiri dan menegaskan bahwa dirinya akan menutup dirinya dalam waktu yang lama.
'Ayah mendorong Luiz dengan keras ke tembok.'
Kira-kira begitu penuturan Fahira kemarin. Saat ini Eros tengah berusaha menyelidiki apa yang terjadi dengan Ayahnya, sampai pria dewasa itu harus melampiaskan amarahnya pada Luiz, remaja 17 tahun yang tergolong lemah.
"Everytime."
Hanya itu yang ia dengar dari Ayahnya kala ia berbicara empat mata. Berusaha mencari tahu tapi tidak ada kejelasan disana.
'Luiz tidak mau Fah sentuh, kak.'
Sebesar apa ketakutan Luiz sampai ia benar-benar enggan untuk melihat Fahira? Semua itu masih janggal untuk Eros.
Seperti biasa pagi ini, Eros membawakan segelas susu cokelat kesukaan adik kecilnya dan sepiring sarapan roti yang selalu ia siapkan sebelum berangkat bekerja.
"Kak, Lin berangkat ya." panggil Lintang, yang sudah siap dengan seragam sekolahnya.
"Hati-hati, usai sekolah langsung pulang, kalau tidak ada kegiatan." pesan Eros, Lintang pun memberi hormat pada Eros, membuat pria itu terkekeh melihat tingkah laku sepupunya.
"Bay Kak!" katanya lalu pergi.
"Luiz, sarapan dulu, Kak Eros bawa roti dan susu nih." katanya, di bukanya pintu kamar Luiz , matanya tertuju pada sosok yang masih tertidur membelakanginya. Kakinya melangkah perlahan mendekati tempat tidur adiknya.
"Luiz?" Panggil Eros, pria itu menaruh nampan yang dibawanya diatas meja dekat tempat tidur adiknya. Pria itu pun duduk, mengusap pelan guna membangunkan adik bungsunya.
"Luiz sarapan dulu." kata Eros lagi.
Luiz pun menggeliat, mengusap matanya yang mulai terbuka, anak itu menguap sambil merentangkan tangannya yang terkepal. Pegal?
Senyum cerah ada di sana, Eros heran ketika melihat muka bantal adiknya yang tiba-tiba melempar senyum padanya.
"Hall-o." sapanya. Anak itu pun beranjak dari tempatnya, dan duduk bersila di sebelah kakaknya.
"Sarapan dulu?" kata Eros. Pria itu mengusap kepala adiknya lembut, lalu ia mengembulkan kedua pipi adiknya yang tembam.
"Susu cokelat dan roti." tambah Eros. Dengan cepat Luiz mengangguk.
"Tumben srnyum pagi-pagi." tanya Eros. Pria itu memberikan sarapan yang sudah ia bawa dan menaruhnya di depan Luiz. Anak itu pun mengambil rotinya lalu memasukannya ke dalam mulut, dab di kunyahnya sampai mata pandanya menyipIt.
"Enak?" tanya Eros. Luiz mengangguk memberi jawabannya.
Mata panda itu melirik ke arah Eros yang sudah rapi dengan setelan jasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY IDIOT LITTLE BROTHER ✔[Proses Revisi]
General FictionJika penyesalan datang hanya di akhir, lalu untuk apa menyempurnakan maaf, jika terus di hantui dengan rasa bersalah. ~Fahira Aveza Fernando~ Dunia baru untuk Veza, dan dunia yang rumit untuk seorang Luiz Fernando, dengan keterbatasannya, dia menjad...