"Ayah minta kamu, urungkan niat untuk pergi ke German."
Ucapan ayahnya terus terngiang, dia benar-benar tidak habis pikir dengan kalimat yang di lontarkan oleh Ayahnya sore tadi.
"Apa yang aku lakukan itu salah? Bagaimana bisa, selama ini aku mengalah hanya untuk Luiz, selama ini aku berusaha menjadi kakak yang baik, lalu apa aku juga harus korbankan masa depan ku, untuk satu orang yang-," ucapannya terhenti, ketika suara ketukan pintu terdengar.
"Kak Eros, Fahira boleh masuk ngga?" panggil Fahira, gadis itu jauh lebih baik dari tadi sore. Tanpa menunggu jawaban Kakaknya, Fahira pun masuk begitu tau pintu kamar kakaknya tak di kunci.
"Kak-," Fahira terkejut melihat kamar kakaknya yang berantakan. Dia menemukan sosok yang di carinya, cowok itu duduk di kursi belajarnya sambil meletakan kepalanya diatas meja.
Fahira melangkah perlahan mendekati Eros, gadis itu meraih bahu kakaknya ketika ia berada di sebelah Eros."Ka?" panggil Fahira pelan.
"Orang yang kakak banggakan, orang itu juga yang mematahkan hati kakak." ucapan Eros membuat Fahira tercengang mendengarnya.
"Kak Eros kenapa?" tanya Fahira lagi.
"Dunia ini, luas bukan? Kenapa ada orang egois, masih bertebaran?" katanya lagi. Ucapan Eros masih belum bisa di cerna dengan baik oleh Fahira.
"Maksudnya, gimana Kak?" ucap Fahira. Gadis itu berdiri tepat di depan kakaknya, dilihatnya wajah Eros yang kusut, matanya sendu.
"Kak Eros nangis?" tanya Fahira, dengan cepat gadis gadis itu menarik tubuh Eros kedalam peluknya, di usapnya rambut lebat Eros, cowok itu hanya diam di tempatnya, tanpa membalas.
"Kak, kalau kaka sedih, nanti yang hibur aku siapa? Aku minta maaf kalau aku salah." katanya, Fahira tetap dalam posisinya, dia membiarkan kakaknya menangis, sama seperti yang Eros lakukan.
"Kak," gumam Fahira, ia melepas peluknya lalu berjongkok kembali sambil menggenggam jemari Eros, yang begitu dingín. Cowok itu hanya diam tak tahu harus berbuat apa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY IDIOT LITTLE BROTHER ✔[Proses Revisi]
General FictionJika penyesalan datang hanya di akhir, lalu untuk apa menyempurnakan maaf, jika terus di hantui dengan rasa bersalah. ~Fahira Aveza Fernando~ Dunia baru untuk Veza, dan dunia yang rumit untuk seorang Luiz Fernando, dengan keterbatasannya, dia menjad...