Song- This Love {OST Descendant Of the Sun}
Jangan tanyakan ini padaku, eh ya ampun apaan sih 😂 yaudah langsung aja. Lagunya untuk chap ini 😋😁😁
Luiz Fernando. Namanya cukup memukau kaum remaja apalagi untuk seusianya. Seiring berjalannya waktu anak itu sudah tumbuh menjadi sosok remaja yang menawan dan tidak lepas dari wajah menggemaskan nan cool.
"Luiz?" panggil Meri.
"Iya, Bu-n-da?" sahut remaja itu.
Usianya sudah 14 tahun. Tidak terasa. Eros juga sedang melanjutkan studynya di German. Meski sempat terjadi perdebatan. Semuanya tak ada yang menduganya. Tak ada yang tahu kapan takdir akan berhenti menyusahkan manusia? Tapi itu semua hanya doa yang mustahil akan terkabul.
Luiz idiot? Tidak dia tidak benar-benar idiot, seperti yang orang lain katakan. Dengan kesabaran kedua orang tuanya dan ketelatenan guru privat, serta diri Luiz sendirilah yang mau berjuang berusaha melawan itu semua. Selama beberapa tahun anak itu terguncang, sampai saat ini pun dia masih trauma, akan apa yang menimpa dirinya.
Dia tetap Luiz, anak laki-laki yang akan merespon lama. Meski sedikit demi sedikit ia telah belajar berbicara dengan baik, tetap saja, ketika ia lupa, ia akan mengulangnya beberapa kali.
Ragu rasanya, ingin membuat sesuatu perubahan yang menjanjikan itu, tapi Fernan Sang Ayah yakin kalau putra bungsunya bisa melakukannya. Bahkan Fahira saja enggan untuk tinggal bersama dengan Luiz. Gadis itu memutuskan untuk tinggal bersama Kakek dan Neneknya di Sukabumi, dari pada harus membantu Ibunya menjaga adiknya.
Luiz tidak benar-benar sendiri, anak itu selalu kedatangan tamu, teman kecilnya dulu, teman yang selalu mengerti kondisinya yang malang.
"Luiz, ini ada Karel, Nak." seru Meri, yang memanggil putranya lagi. Lama tak menjawab, Meri mencoba mengecek ke dalam kamar putranya. Meri hafal betul, kalau putra bungsunya tidak akan mengunci atau merapatkan pintu, sehingga kapan saja ia bisa mengawasi putranya itu.
"Luiz, ada Karel lho, ngga mau ketemu?" kata Meri, wanita itu melangkah masuk kedalam kamar putranya. Dia melihat putranya sedang duduk di dekat jendela, selalu seperti itu.
"Sayang, kok ngelamun sih, ada Karel, katanya mau belajar bareng Karel?" sentuhan lembut Meri baru bisa menyadarkan keberadaannya."Bu-n-da," katanya tersenyum.
"Iya, kenapa, Sayang?" tanya Meri.
"Ka-k, Er-os, pu-la-ng," katanya, perlahan-lahan ia keluarkan kalimat itu, sulit dan lelah, meski usianya sudah 14 tahun, tetap saja Luiz, akan kesulitan.
"Iya, Kak Eros bentar lagi pulang, tapi Luiz, mau ketemu Karel ngga? Kalau ngga mau, Bunda bilangin," kata Meri, yang meberi penjelasan pada putra bungsunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY IDIOT LITTLE BROTHER ✔[Proses Revisi]
General FictionJika penyesalan datang hanya di akhir, lalu untuk apa menyempurnakan maaf, jika terus di hantui dengan rasa bersalah. ~Fahira Aveza Fernando~ Dunia baru untuk Veza, dan dunia yang rumit untuk seorang Luiz Fernando, dengan keterbatasannya, dia menjad...