Bugh
Bugh
Jimin berhasil menghajar habis-habisan segerombolan preman yang sudah hampir macam-macam terhadap seorang cewek. Preman-preman itu langsung kabur meninggalkan Jimin, dan sosok cewek yang sedang ketakutan itu.
Jimin menghampiri cewek itu yang sedang tertunduk dengan kedua tangannya yang mengepal didepan dadanya.
"Hey...Udah gak usah takut. Mereka udah pergi.."
Jimin menarik tangan cewek itu, yang membuat cewek itu mau tidak mau harus menatapnya.
"Te-terimakasih..." ucapnya. Jimin tersenyum mendengarnya.
"Sama-sama. Ini udah kewajiban manusia, saling menolong."
Cewek itu tersenyum canggung pada Jimin. "Emm..A-aku harus pergi.." ucapnya. Hendak melangkah namun langsung ditahan oleh Jimin.
"Gue anterin pulang, ya? Udah malem soalnya, bahaya apalagi lo cewek. Nanti ada preman kek tadi lagi gimana?"
"Emm..Gapapa takut ngerepotin lagi. Gue bisa mesen taksi, kok." Cewek itu menolak tawaran Jimin.
"Gapapa kali. Udah ikut gue aja, jangan buang-buang duit buat ongkos taksi nanti."
Jimin menarik tangan cewek itu santai. Lalu berjalan ke mobilnya yang tidak terlalu jauh tadi ia memarkirkannya.
Mau tidak mau cewek itu akhirnya pasrah memasuki mobil Jimin, didalam mobil hanya ada kecanggungan. Jimin menyempatkan dirinya melirik cewek disebelahnya itu sekilas.
"Nama lo siapa?"
Jimin membuka obrolan. Cewek itu tampak sedikit tersentak ketika Jimin mulai bersuara. Cewek itupun menatap Jimin dari samping.
"Roséanne Kim. Lo boleh manggil gue Rosé." jawab Rosé. Jimin tersenyum.
"Jimin. Nama gue Park Jimin."
Jimin memperkenalkan dirinya juga kemudian kembali melirik Rosé sekilas lalu fokus lagi kedepan.
"Oh ya, btw rumah lo dimana?" tanya Jimin. Rosé menepuk jidatnya, mengapa ia tidak ingat kalau dirinya sedang bersama dengan orang asing.
"Gue tinggal di xxx." Rosé memberitahu alamatnya, lalu diangguki oleh Jimin. Rosé kembali menatap jendela mobil.
"Lo sekolah dimana? Gue sama lo keknya gak jauh beda umurnya." tanya Jimin. Membuat Rosé beralih lagi menatap Jimin.
"Gue baru pindah dari Australia. Jadi, besok gue hari pertama masuk sekolah disini."
"Oh lo dari Australia. Bahasa lo lancar juga." ucap Jimin sambil memberhentikan mobilnya, karena jalanan yang sedikit macet.
"Iya. Karena gue sebelumnya pernah tinggal disini, sebelum akhirnya gue pindah ke Aussie sama keluarga gue." jawab Rosé dengan senyuman getir.
"Berarti lo pindah lagi disini sama orangtua lo?" tanya Jimin penasaran, sambil melajukan mobilnya lagi.
"E-enggak." jawab Rosé pelan.
"Jadi lo disini tinggal sama siapa?"
Jimin lagi-lagi bertanya. Entah kenapa cewek disebelahnya ini membuat dirinya terus-terusan saja penasaran.
"Sendiri." jawab Rosé. Jimin sedikit terkejut mendengarnya.
"Hah?! Seriusan?"
Rosé hanya mengangguk polos. Seketika Jimin jadi gemas melihatnya.
Tak lama kemudian mereka telah sampai di tujuan. Rumah yang Rosé tinggali.
"Ma-makasih ya, Jim. Gue masuk dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
EVIDENCE | ᴶⁱʳᵒˢᵉ ˣ ᵀᵃᵉⁿⁿⁱᵉ
Teen FictionKisah cinta di sekolah 🏫📍 ⚠️ Cerita gabut yang agak somplak, alay, sangat random, mengandung kerecehan, kegregetan dan ketidakpekaan dari para tokohnya:v ⚠️ 'Hanya Sahabat' Kata yang tepat untuk dirinya dengan Jimin. Membuat Jennie hanya bisa men...