" Lena? "
" Lena? "
" Lena!! "
" Hah ye, ada apa ? " Lena tersedar daripada lamunannya. Melihat wajah bengis Zein membuatkan dia tersengih tanpa bersalah.
" Kau ni, orang tengah bercakap boleh pulak kau termenung. " Zein melepaskan nafas berat sebelum langkahnya di bawa ke dapur.
Lena memandang ke arah Airin, namun dia hanya menggelengkan kepala sambil tertawa. Lena turut tergelak lalu mengambil cawan tehnya yang tidak jauh darinya.
Niatnya ingin minum mati apabila teh itu telah pun sejuk. Dia mengambil keputusan untuk memanaskan teh itu di dapur.
" Lena. " Lengan Lena digenggam.
" Riana? "
Riana tidak berkata apa apa lalu menarik Lena menjauhi tempat itu. Setelah yakin sudah cukup jauh, Riana melepaskan genggamannya.
" Bagitahu aku apa yang kau tahu. "
Lena tertawa janggal.
" Apa yang aku tahu? " Ujar Lena dengan sedaya upaya tidak mahu mata bertaut.
" Jangan tipu aku. " Ujar Riana dengan mendatar sambil memandang Lena dengan tajam.
" Sampai bila kita nak sembunyi dalam rumah ni? " Soal Ai sambil melambung lambung epal ditangannya.
Fawn yang sedang menonton tv tertarik dengan soalan Ai itu.
Nash memandang sekelilingnya, namun tiada kelibat seorang pun kelihatan.
" Kau tanya aku ke? " Soal Nash.
Ai baru tersedar. Dia tidak patut bertanya kepada Nash kerana jawapannya mungkin akan buat kau sakit jiwa.
" Tak. "
" Kau tanya aku kee? " Nash mula mendekati Ai.
" Tak. "
" Woi, kau tanya aku ke?! "
" Taklah!! "
" Kita akan sembunyi dalam rumah ni sampailah kau balik. "
Ai mengerutkan dahi. Tak kan balik ke rumah rakannya yang lain. Bukan ke Ariella dah larang.
" Balik mana? "
Fawn menggelengkan kepalanya.
" Balik kubur ahahahahahha. " Nash tergelak sendiri lalu menuju ke tingkat atas.
Luke yang kebetulan ingin turun memandang Nash pelik.
" Nash tu kenapa? "
" Entah. "
" Ai, Arean panggil kau. " Ujarnya dengan selamba.
Sekali lagi dia mengerutkan dahi. Dah kenapa tiba tiba Arean panggil aku.
" Buat apa? "
" Buat bodo ahahahhahahaha. " Luke tidak ubah seperti Nash. Terhibur dengan lawak sendiri. Tak sangka spesies macam ni boleh wujud dekat Alanstia.
" Eh, Ai!! Kau masuk tv. " Tiba tiba Fawn bersuara. Tanpa ragu ragu, Ai memalingkan wajahnya menghadap tv.
Namun hanya beberapa jenis binatang di tayangkan di tv.
" AHAHAHAHAHAH. " Luke memegang perutnya menahan senak ketawa. Matanya turut berair.
" Ahahaha Ai. Aahahahha masuk tv siak!! " Luke terus tertawa tanpa menunjukkan tanda tanda ingin berhenti.
" AAHHH Senak perut aku siak. " Terguling guling Luke dibuatnya.
" Ah gulinglah kau satu rumah, tak payah nak sapu lantai nanti. " Ai berkata dengan bosan lalu menjeling Luke. Tidak tahu apa yang lawak sangat.
Namun sedikit pun Luke tidak mempedulikan kata kata Ai itu malah ketawanya bertambah kuat.
" Woi woi, apa bising sangat kat bawah ni. " Nash menuruni anak tangga dengan laju. Bunyi gelak tawa Luke menarik perhatiannya yang sedang mengacau Arean tidur.
" Ai kata dia nak mati dah. " Ujar Luke dengan sisa tawanya.
" Ye ke? Akhirnya, detik yang aku tunggukan telah tiba. " Ujar Nash dengan gembira. Kedua telapak tangannya dicantumkan laku diangkat tinggi.
" Woi woi, tu untuk apa? " Ai menegur Nash yang terlajak suka itu.
" Untuk pemergian kau lah? "
Luke yang mendengarnya kembali tertawa diselangi dengan gelak tawa Fawn.
" Cukup!! " Ai menumbuk lantai serta merta muncul tanah di hadapan Luke dan Nash membuatkan mereka terundur kebelakang.
Mati ketawa Fawn melihat mereka semua.
" So bila? "
" Bila apanya? " Mata mereka kini tertumpu pada Nash. Menanti ayat seterusnya.
" Bila Ai nak pergi? "
" NASH!!! "
HAHAHAHHAHA
Dah lama tak update
Hehe
Apa boleh buat kan?
Semua author kena faced writer block
YOU ARE READING
Uncontrobler Power 2 √
FantasySya Adriana Advelyst. Ramai menyangka dia telah lama pergi tapi tanpa sedar. Seluruh Alanstia sedang diperhatikannya olehnya. Keadaan Alanstia kembali diancam apabila satu persatu penduduk dijumpai mati pada tengah malam. Lena bersama yang lain kemb...