Dum!
Serangan yang dikenakan pada galaxy wall mengejutkan mereka yang sedang berjaga itu.
" Kenapa dia serang sekarang, ini 40 minit awal dari masa yang ditetapkan. " Ellin berdecit geram.
" Sebab tu pasukan kita kena bersedia bila bila masa sahaja. " Maira tersenyum manis. Dia memandang ke arah rakannya .
" Lawan kita hari ini ialah pengguna teknologi dan element. Stay in your position and Attack. " Maira berdiri bersebelahan dengan Ariella bagi bersama sama mengetuai pasukan mereka.
Hanya beberapa minit, pasukan tentera Kai sudah pun melepasi galaxy wall dengan membawa beberapa laras rifle.
" Seperti yang diharapkan. " Ellin tersenyum sinis.
" Pyrini Lepida! " Violet memusingkan octoriusnya menyebabkan ianya merubah penampilan Violet, pedangnya juga tersisip kemas di pinggangnya.
" Hiargh! " Violet meluru laju ke arah tentera Kai sambil mengelak ngelak tembakan yang dilepaskan itu.
Shing!
Shing!
Shing!
" Nice one, Violet! " Arean dari hujung melambai lambai ke arah Violet dengan sengihannya.
" Dah kenapa dengan budak tu. " Ujar Violet perlahan lalu membalas lambaian itu dengan kekok.
Bang!
" Nice, headshot. " Dragna tersenyum bangga. Selama ini dia hanya dipandang lemah apabila bermain dengan pedang, rupanya bakatnya disini. Menjadi seorang marksman.
Roar!
" Woah, apa ni? Lagendary beast? Ini tiada dalam rancangan! " Ujar Riana dengan gentar. Beberapa serigala yang dua kali ganda besar mereka muncul dengan tiba tiba.
" Tak Riana, kau yang tiada masa perbincangan. " Maira meluru laju ke arah salah seekor serigala itu. Beberapa hirisan berjaya dibuatnya.
" Miya, Adam, attack! " Arah Maira setelah dia mengambill jarak dengan serigala itu.
" Not bad lah lawan diorang. " Ujar Miya sambil mencabut pedangnya pada perut serigala terakhir itu.
" Dah tak lama. " Adam bersuara perlahan lalu memandang langit yang kosong tanpa dihiasi bintang.
" Yup, dah tak lama. "
" Adam, kat sini!! " Arean yang sedang melawan beberapa tentera berelement menjerit meminta Adam membantunya.
" Dah ada orang panggil, pergi dulu sis. "
" Okay. "
" Takkan tak boleh serang seorang diri je. " Soal Adam setibanya di sebelah Arean.
Arean tergelak. " Boleh je, tapi saja tak nak tengok kau senang lenang. " Arean menghadiahkan senyumannya lalu pergi meninggalkan Adam.
" Adik, dah tak lama kan? " Soal Ash sambil tangannya bergerak gerak menyerang menggunakan element walaupun berada pada jarak yang jauh.
" Abang, apa tu kaum kerabat? " Soal Sya perlahan. Seakan dalam mode menyimpan tenaga.
"Huh? Ah macam yang Sya tahu. Alanstia diperintah oleh kaum wizard, menjadikan wizard salah satu kaum yang kaya. Jadi, fairy dan mermaid juga ditabalkan sebagai kaum kerabat atas kemampuan mereka. "
" Kaum lain tak pernah ditabalkan sebab mereka kaum baru. Peraturan tetap peraturan, kerabat lain tak akan dibenarkan perang. "
" Abang. " Sya dengan perlahan menunjukkan ke arah puak darkness yang menghampiri mereka.
Ash memandangnya sepi lalu menggengam tangannya. Beberapa akar muncul dari tanah melilit puak darkness itu.
Sya meniup abu yang berada di tapak tangannya. Serta merta puak dakness yang cuba menghampiri mereka menjadi beku. Dipecahkan pula dengan akar yang melilit.
" Dah lama tak guna element. " Ujar Sya perlahan lalu melihat tapak tangannya.
" Tak guna. " Suara seseorang menyapa gegendang telinga Sya. Lantas dia mencari punca suara itu.
Matanya tertatap pada Ellin yang sedang dikepung itu.
" Ice. " Mata kanan Sya dihiasi dengan pentagram biru. Sekelip mata tentera yang mengepung Ellin menjadi beku.
" Thanks Sya. " Ellin tersenyum lalu melibaskan pedangnya pada mangsanya.
Riana yang kebetulan ternampak musuh yang mengelilingi Ellin menjadi ais membeliakkan mata.
" Sya. " Ujarnya perlahan. Memorinya ketika pertama kali Sya menujukkan element ais menerjah kotak memorinya.
" Tu kau kan? "
" Riana, jaga jaga! " Lena menolak Riana dari serangan mengejut itu.
"Uhuks uhuks. "
" Kauorang okay? " Soal Maira yang baru saja mendekati mereka.
" Okay tapi serangan apa tu? "
" Serangan Kai Izay. "
YOU ARE READING
Uncontrobler Power 2 √
FantasySya Adriana Advelyst. Ramai menyangka dia telah lama pergi tapi tanpa sedar. Seluruh Alanstia sedang diperhatikannya olehnya. Keadaan Alanstia kembali diancam apabila satu persatu penduduk dijumpai mati pada tengah malam. Lena bersama yang lain kemb...