Menyusuri koridor saat jam pelajaran sedang dimulai memang menenangkan. Saat ini aku di perjalanan menuju kelas setelah dari toilet yang letaknya lumayan jauh.
Angin sejuk berhembus menggerakkan rok pendek selutut milikku. Aku menoleh melihat-lihat kelas 3 yang sedang serius belajar di kelas. Beberapa siswa kudapati malah tertidur.
"Bitch!" Seru seorang kakak tingkat perempuanku dengan dayang-dayang di belakangnya.
Aku tidak memperdulikannya. Karena aku bukan tipe orang yang diserukan orang itu. Aku melewatinya.
"Bangsat." Ia menarikku ke hadapannya kemudian menjatuhkanku. Kebetulan kami sedang berada di depan gudang sekolah yang tak akan bisa dilihat oleh orang-orang kecuali terekam cctv. Sepertinya mereka sudah tidak peduli dengan cctv-nya.
Aku masih bungkam.
"Ga sopan bener." ujarnya. Idih ngapain sopan sama makhluk model gini.
"Bisu lo?" Ia menendang kaki ku hingga lebam. Sakit. Aku tak bisa berdiri.
"Berisik." Ujarku akhirnya buka suara.
"Salah denger gue?" Bentaknya yang terlihat heran aku tak ketakutan.
"Lo tuli? Gue bilang berisik!" Ujarku sekali lagi dengan nada tinggi. Tahu alasan aku tak membalasnya dan hanya berbicara pelan seperti ini? Karena cctv sedang menonton kami.
Aku yakin akan melakukan sesuatu padanya dengan bukti cctv itu.
"Kurang ajar!" Ujar salah satu teman di belakangnya.
Plak! Pipiku ditampar olehnya.
"Udah gengs, kita kunciin aja di gudang biar nggak menel sama most wanted sekolah."
Mereka menyeretku ke dalam gudang dan mengunciku. Jujur aku takut berada di dalam gudang. Aku merogoh ponselku berniat meminta bantuan seseorang.
Sial! Baterai nya habis. Bagaimana bisa aku lupa. Ponsel ini juga sudah agak rusak sejak kejadian kemarin. Apa sebaiknya aku buang saja?
Karena aku sulit memanjat ke atap dengan keadaan kaki yang naas, hanya ada satu jalan saat ini.
Aku menggedor-gedor pintu gudang dengan sangat kencang sembari berteriak, "Tolong! Aku terkunci!" Berkali-kali.
Tak ada jawaban. "TOLONG!" Pekik ku. Sepertinya tak seorangpun mendengarnya. Aku frustasi. Mengobrak-abrik isi gudang siapa tahu menemukan barang yang bisa terpakai untuk membuka pintu seperti peniti.
Tak ada hasilnya. Aku kembali menggedor-gedor pintu sembari berteriak minta tolong. Tak ada jawaban sama sekali.
Tes!
Air mataku jatuh. Tunggu, aku tak secengeng ini. Memalukan. Tak seorangpun boleh melihatku menangis. Tapi...
Sepertinya tak akan ada yang datang.
Aku kembali menangis berusaha menenangkan diri sembari merutuki orang-orang.
'Papa jahat. Mama jahat. Kak Chanwoo jelek. Asahi muka triplek. Kak Jihoon bodoh. Junghwan jahat. Jeongwoo bawel. Kak Junkyu Sok. Haruto modus. Yoonbin ngajak ribut-
Cklek!
Pintu terbuka. Aku harap itu seseorang yang dekat denganku. Tidak. Itu seorang yang tak kukenali.
"Lo nggak apa-apa? Lo nangis?" Tanyanya sembari menuntunku berjalan menuju UKS. Aku masih cengo.
Malu! Bagaimana bisa aku menangis di hadapannya.
"Udah. Tadi pak satpam yang jaga cctv bilang ada yang di bully di gudang. Gue disuruh selamatkan lo." Ia memamerkan kunci gudang yang diberikan satpam. Aku hanya mengangguk diatas kursi UKS.
"Lo udah aman sekarang. Kalau masih mau nangis nggak apa-apa. Gue siap dengerin." Sambungnya.
Aku mulai mengucurkan air mata yang kian lama semakin deras. Aku sudah tak peduli lagi. Kuceritakan semua yang kualami di sekolah ini akhir-akhir ini dan para most wanted boy di sekolah yang dekat denganku ; kak Junkyu, Yoonbin, kak Yoshinori, kak Jihoon, Asahi, Jeongwoo, Haruto dan Junghwan.
Ia mengangguk mengerti. "Gimana nggak deketin lo? Lo nya aja cantik." Ujarnya membuatku terhibur.
"Makasih kak. Oh iya, kita belum kenalan. Gue Jung (y/n) kelas 2-1." Aku mengulurkan tangan hendak berjabat.
"Choi Hyunsuk kelas 3-3." Aku terdiam. Ya. Ia juga salah satu most wanted di sekolahku.
"Nggak. Nggak apa-apa dekat sama gue. Justru gue pasti lindungi lo." Lanjutnya. "Jadi, kita berteman?"
Aku mengangguk tersenyum.
"Ini sudah pacarannya? Saya mau obati luka di betisnya yang nggak karuan itu. Jidatnya juga berdarah sedikit." Ujar dokter membuat kami gelagapan.
"Nggak pacaran!"
Choi Hyunsuk
![](https://img.wattpad.com/cover/198236551-288-k856422.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
boyfriend ; treasure✓
Fanfiction↬ completed Bagaimana rasanya dikelilingi tiga belas laki-laki yang menyukaimu?