9th [ Kim Doyoung ]

7.4K 1.1K 56
                                    

"(y/n). Kaki lo nggak papa? Bisa ikut rapat nggak?" Tanya kak Hyunjin.

Aku mengangguk mantap.

Sekarang ini akan dimulai rapat OSIS membahas event akhir minggu ini.

"Kerja bagus semuanya. Sekarang kita kerjakan tugas masing-masing." Kak Hyunjin menutup rapat hari ini.

Aku hendak berjalan keluar ruang OSIS dan pergi menuju halaman depan. Tugasku mendekor karena itu memang bakatku.

"O ya, (y/n) sini dulu deh." Panggil kak Yiren. Aku menuju tempatnya dan seorang anak laki-laki berdiri.

"Kenalin ini Kim Doyoung adiknya Soobin." Ujar kak Yiren setelah aku berdiri di hadapannya.

Anak bernama Kim Doyoung melirikku dari atas ke bawah.

Mulai sekarang adik tingkat bernama Kim Doyoung itu merupakan anggota OSIS walaupun tes untuk anak kelas satu belum dibuka, tetapi ia bisa melewati tes tertutupnya dengan baik.

"Kamu kerjanya bareng Doyoung ya (y/n). Sekalian kenalin bagian-bagian sekolah, okay?"

"Siap kak."

"Yaudah ya. Gue mau cabut dulu." Kak Yiren langsung pergi meninggalkan kami berdua.

"Hai aku Jung (y/n). Kita ke halaman depan ya." Ujarku lembut kemudian mengangkut dua kardus peralatan mendekor yang ditumpuk.

"Jangan dua-duanya kak. Sini aku bantu." Ia mengambil alih dua kardus itu dengan ringan.

"Eh jangan dong. Aku bawa satunya sini." Walaupun senang, tidak seharusnya aku membiarkannya membawa kedua kardus itu sendirian. Harus jaim!

"Sst jangan. Kaki kak (y/n) aja begitu. Ayo tunjukkin jalannya." Ia benar-benar berbeda dengan kakaknya, kak Soobin.

Kami berjalan menuju halaman depan.

"Jadi rencanaku dekorasinya bertema garden party. Warnanya bakal colourfull, tapi aku pilih warna-warna muda kok. Aku udah siapin barang-barangnya disini." Ujarku menunjuk kardus yang dibawa Doyoung tadi.

Doyoung mengangguk paham. "Aku tiup balonnya ya kak?"

Dalam beberapa menit balon-balon sudah siap. Baiklah, kinerjanya bagus juga.

Mulai dari memasang pernak-pernik hingga memindahkan tumbuhan-tumbuhan di sekitar. Kami telah menyelesaikannya.

"Capek juga ya kak." Ujarnya berbaring di tanah.

"Kotor Doyoung! Jangan berbaring disitu." Nasihatku.

"Nanti aku keramas kok kak. Lagipula nyaman juga duduk disini. Kakak harus coba!" Pintanya langsung menarikku ikut duduk di tanah.

"Kotor Doyoung!" Ucapku sembari mencebikkan bibir dengan sebal.

"Hahaha. Jangan marah dong kak." Ia terkekeh.

Aku diam.

"Kak."

Aku masih diam.

"Kak. Maafin Doyoung ya." Ia terduduk kemudian merapatkan kedua tangannya.

Aku lemah dengan permintaan maaf.

Aku menghela nafas pelan. "Iyaaa."

Ia tersenyum lebar menampakkan giginya kemudian kembali berbaring. Namun kali ini berbeda, ia berbaring di pahaku.

"Doyoung minggir ih! Nanti dikira aneh-aneh kita."

"Bentar aja kak. Lagipula disini sepi kan?" Ucapan Doyoung membuatku merasa seperti sedang melakukan hal tak pantas secara diam-diam.

"Doyoung!"

"Sepuluh menit kak."

"Nggak! Satu menit."

"Lima menit deh." Tawarnya. Ia langsung memejamkan mata. Aku menghela nafas pelan.

Angin sepoi-sepoi menghembuskan rambutnya dengan lembut.

Refleks aku mengelus rambutnya lembut. Gemas:(

Aku yang menyadari perbuatanku langsung menghentikannya dan menarik kembali tangan ini.

Dengan cepat, Doyoung menahan tanganku dan mendekatkan pada rambutnya. "Lanjutin kak."

"Nggak! Udah lima menit!" Seruku.

Ia terbangun kemudian menatap wajahku yang mulai memanas dengan jarak yang sangat dekat. "Cie salting ciee." Doyoung terkekeh jahil.

"Doyoung!!"

Kim Doyoung

boyfriend ; treasure✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang