55th

2.6K 519 97
                                    

"Kabari kalau udah kelar," Pesan Asahi seraya merapikan poni gue yang berantakan karena diterpa angin sepoi-sepoi saat perjalanan menuju sekolah.

Gue mengangguk sambil mengacungkan ibu jari pada Asahi tanda mengerti. Kaki gue segera melangkah masuk ke dalam area sekolah yang bisa dikatakan cukup ramai.

Netra gue mendapati presensi seseorang yang gue cari sedari tadi. Mata gue langsung berbinar kala melihat-nya, lantas gue mendekat pada orang yang fokus pada ponselnya tersebut.

Ia tengah menyender pada pilar masuk gedung sekolah kami. Gue tersenyum padanya, "Pagi, kak Yoshi." Pemuda dengan mata elang tersebut lantas tersenyum lembut.

"Pagi juga," Jawab kak Yosh ramah seraya memasukkan ponselnya ke dalam sebelah saku celana. Daksanya yang semula bersandar lantas kembali menegap.

"Kakak sibuk ga?" Tanya gue langsung ke inti sementara yang ditanya menggeleng kuat-kuat dengan ekspresi bertanya.

"Kenapa?" Kak Yoshi penasaran. Gue tersenyum senang, dalam hati gue sudah berkata yes yes yes berulang kali seolah kata tersebut adalah sebuah materi yang harus dihapalkan.

Gue tersenyum lebar sembari melompat kecil karena merasa senang, "Kebetulan gue kesulitan kerjain beberapa biji soal matematika. Lo mau bantu gue kerjain tugas ga?"

Terkadang, teman-teman gue bercerita tentang 'betapa jeniusnya kak Yoshi dalam bidang matematika' sampai-sampai pemuda tampan tersebut terpilih menjadi perwakilan olimpiade.

Baik hati, tampan, cerdas, kaya raya dan tidak sombong. Begitulah gadis-gadis di sekolah gue menilainya hingga akhirnya menobatkan kak Yoshi menjadi salah satu siswa idaman.

"Boleh, kapan? dimana?" Tanya kak Yoshi bertubi-tubi sekaligus menggebu-gebu. Gue meringis malu, "Nanti gue foto soal dan kirim lewat chat, lo tinggal foto jawaban aja, kak."

Pemuda Kanemoto tersebut langsung menjitak pucuk kepala gue sambil berkacak pinggang. "Itu namanya bukan bantu tapi nyuruh gue kerjain sendiri seluruhnya, (y/n)."

Gue menggaruk kepala yang tak gatal lantas tersenyum tanpa merasa bersalah, "Gimana, kak? Mau?"

Kak Yoshi menggeleng pelan membuat jantung gue berhenti selama sepersekian detik. Spontan gue merapatkan kedua telapak tangan di hadapan wajah gue dan memberi tatapan memohon.

"Mau ya? Please! Soal-nya susah banget sampe bikin depresi, serius! Lo kan jenius, kak, kudunya bantu orang ih!" Kata gue memohon paksa. Kak Yoshi masih tak bergeming.

Gue menghela napas berat frustasi sembari mengacak rambut, "Gue harus bujuk lo gimana? lo mau gue roll depan? atau aegyo? Gue aegyo nih sekarang di hadapan lo!-"

Ketika gue sudah mengambil posisi untuk melakukan hal—yang paling menggelikan—tersebut, kak Yoshi langsung menahan gue dan tertawa. "Gue akan bantu kok," Katanya.

Senyuman gue merekah. "Tapi ada syaratnya," Lanjut kak Yoshi dengan nada bicara yang menyebalkan dan senyuman gue pun memudar. Gue menatapnya kesal, "Ga niat ya lo-"

Kak Yoshi segera memotong perkataan gue, "Syaratnya mudah, kita kerjain bareng. Gue jemput lo besok jam delapan pagi, jangan lupa bawa buku yang kemungkinan lo pakai."

Gue mengedip mata berkali-kali lantas kembali tersenyum lebar, "Oke! Awas ya kalau kakak bohong!" Kak Yoshi mengangguk (ngangguk aja bawaannya kalem meng).

"Gue pergi dulu ya, kak!" Pamit gue diangguki oleh kak Yoshi. Daksa gue berjalan menuju ruang osis untuk minta izin latihan yang acaranya akan diadakan tepat minggu depan.

Ping!

You have 1 notification!

OSIS SMA X 2020/2021

Kak Hyunjin
| Gue kasih izin khusus
klub drama dan peserta
event untuk latihan.
| Teruntuk yg tidak masuk
kriteria diatas, JANGAN KABUR.
| Rapat dilaksanakan pukul 9,
biasakan tepat waktu.

Gue menatap binar sekaligus sumringah pada pesan yang kak Hyunjin kirim secara mendadak tersebut. Beruntung, ketua osis angkatan kali ini merupakan orang yang sangat peka.

Kak Yiren
| Asik tengkyu

Kak Felix
| Alah curang

Guanlin
| tau gitu gue ikut
event, anjig

Kak Bomin
| iri ye lo pada

Yeojin
| Ashu

Dobby Jelek
| Osis juga butuh libur!

Kak Eric
| ga bisa gitu lah
anj

Kak Jungmo
| apanih

Kak Siyeon
| ga bisa dibiarin

You
sik asik |

Kak Soobin
| /reply to @You/ Teater
masih open member?
| Masukin gue

Kak Yuqi
| angkut gue @You

Lucy
| ^2

Kak Arin
| ^3

You
ga menerima anggota gadungan |

Minseo
| Gue rela kayang di
lapangan daripada ikut rapat

Jiyoon
| ^noted.

Hyunsuk
| /reply to @Minseo/ Gue
tunggu lo kayang

Guanlin
| gua yg rekam

Sungchan
| Gue tim hore

Minseo
| Kgjd

Jaeyoon
| Cupu

Minjung
| jangan maen maen, seo

Kak Hyunjin
| Jangan berisik, ini bukan
grup gibah
| Sekretaris, tolong masukin
anggota baru

"(y/n) mau kemana? Bukannya klub teater kumpul di ruang latihan?" Tanya kak Junkyu yang menangkap presensi gue melangkahi satu persatu anak tangga—akibat tidak fokus.

Gue menepuk dahi kemudian menghampiri kak Junkyu yang diam di tempatnya berdiri. Tak lupa memasukkan ponsel ke dalam saku. "Salah jalan! Ayo ke ruang latihan bareng!"

Kak Junkyu berjalan sembari melompat-lompat dengan lucu membuat gue tertawa gemas melihatnya. Kami sempat kejar-kejaran karena kak Junkyu sangat jahil.

Tanpa gue sadari—dan bahkan tanpa gue harapkan,


Kak Yiren add 8+ contact to OSIS... group.
Kak Yiren add Haruto.

to be continued

apani apani?!

boyfriend ; treasure✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang