Hari ini pelajaran olahraga di kelas gue, semua sudah memakai pakaian olahraga dan memulai pemanasan. Kebetulan kelas gue memiliki jadwal pelajaran olahraga yang sama dengan salah satu kelas 3-entah 3 apa, intinya kelas 3.
Si ketua kelas, Bang Yedam memulai pemanasan. Omong-omong, gue ga melihat presensi seorang Ha Yoonbin sedari pagi, ga biasanya dia bolos gini, apalagi jam pelajaran olahraga kesukaannya. Kira-kira dia kemana ya?
"(Y/n) fokus pemanasan dong! Biar kita cepet selesai!" Ujar Somi membangunkan gue dari lamunan.
"E-eh ok."
"SATUUU! DUAAAA! TIGAAAA!" Pekik seluruh anak kelas gue dengan penuh semangat-lebih bisa dibilang ga niat sih.
• • •
Gue dan teman-teman sudah menyelesaikan pemanasan. Anak laki-laki pergi bermain bola sepak, sedangkan anak perempuan-seperti biasa-gibah di pinggir lapangan basket.
Lapangan basket diisi oleh anak laki-laki kelas 3 yang sedang bermain-kita lebih milih nonton kakak kelas yang cakep lagi main basket daripada teman sekelas yang burik dan dekil.
Gue dan teman-teman gue-Somi, Yuna dan Yujin-sedang duduk santai di bawah pohon yang lebat. Anginnya sejuk disini.
Serius deh, kenapa kakak kelas dikelas ini-entah 3 apa-banyak cogan ya? Gimana rasanya jadi teman sekelasnya? Beda banget sama di kelas gue. Mana temen-temen gue teriak-teriak segala.
"Eh kok banyak cogan?" Celetuk gue memotong pembicaraan teman-teman gue seputar perdoiannya si Somi.
"Iyalah, /n). Kelas 3- 5 banjir cogan. Rata-rata atlet pula! Sebutannya kan kelas atlet. Lu gatau /n)?" Tanya Yuna. Gue menggeleng, maklum ga ngikutin gosip-gosip sekolah.
"Kemana aja ya ampun," Celetuk Somi.
"Ga kemana-mana sih-Btw, kenapa Ben ga berangkat ya hari ini? Padahal pelajaran olahraga kesukaannya kan?"
Jujur, gue khawatir Yoonbin kenapa-napa, lantaran ga biasanya dia bolos jam pelajaran olahraga.
"Lo gatau? Gue kira lo temen deket si Yoonbin, apalagi lo punya nama panggilan khusus ke dia. Lo suka sama Yoonbin?" Tanya Yujin balik.
"Ga lah! Emang dia kenapa?"
"Em-katanya dia pindah ke Australia dan menetap disana," Jawab Yujin.
"Eh? Tapi ini mendadak banget. Mana mungkin?"
"/n), lo tahu kan perusahaan keluarganya segede apa? Dan apa lo tahu penghasilan mereka setiap harinya? Keluarganya tajir melintir, /n). Pergi mendadak kaya gini bukan masalah besar buat mereka," Jelas Somi.
Aneh. Kenapa Yoonbin ga kabarin gue?
"Padahal Yoonbin antar gue sampai rumah kemaren, kok dia ga beritau-AW!" Pekik gue. Sebelum akhirnya sebuah bola menggelinding di tanah lapangan basket.
"(Y/n)!"
"Lo gapapa?!"
"/n) gapapa?!"
Sialan, untuk siapapun yang lempar bolanya, gue harap gue bisa kutuk orang itu. Dia gatau apa sakitnya kepala dihantam bola? Apalagi bola basket yang keras dan berat!
"Hoi berhenti dulu! Kena cewek, bro!" Ujar seorang laki-laki yang menghampiri gue. "Lo gapapa?" Sambungnya pada gue.
Gue mendongak, "KAK JIHOON! FUCEK LO!" Pekik gue seraya mengambil bola kemudian memukul-mukulkannya pada kak Jihoon.
Masih ingat kak Jihoon? Si kampret tukang ngutang di kantin itu loh!
"A-aduh /n) sakit! Bukan gue sumpah! Gue cuma nanya lo ga kenapa-napa kan? Kenapa malah gue yang dimarahin sih?" Jawab kak Jihoon.
"Terus siapa?!"
"Ya mana gue tau!" Jawabnya balas ngegas.
"Bohong! Berarti itu lo!"
"Enak aja!"
"Hmmph anjir!" Gumam gue.
"Nih kompres pake air minum gue, dingin kok," Ujar kak Jihoon menyodorkan sebotol air mineral dingin setelah mengusap-usap pucuk kepala gue.
Gue mengambil botol air minumnya kemudian mengompres pada kepala gue yang terkena hantaman bola.
"Makasih-ih keringat lo netes di kaki gue! Jorok! Pake nih handuk!" Gue memberikan sehelai handuk kecil. Sebenarnya itu handuk untuk Ben-seperti biasa gue membawa handuk untuk dipakainya setelah main bola, tapi Ben ga berangkat sekolah hari ini.
"Gamau, bekas lo bau," Ujarnya sembarangan.
"Enak aja! Belum gue pake tau!"
"Oh lu nyiapin khusus buat gue? Thank's ya," Godanya seraya mengambil handuk yang tadi gue berikan.
"Kegeeran!"
"Ngaku aja. Btw, gue balik dulu ya," Ujar kak Jihoon seraya mengambil bola tadi dan kembali ke tengah lapangan.
Gue kembali fokus pada percakapan gue dengan teman-teman, "Sampai mana kita tadi?"
Somi, Yuna dan Yujin menatap gue sambil melongo.
"Lo kenal kakak kelas yang itu?!" Pekik ketiganya histeris. Seperti-entahlah, memangnya apa salah kak Jihoon?
"Iya, kenapa?"
"Omaigat!"
"/n)! Dia tu kakel ter-imut tau ga?! Ganteng banget, gemesin, badannya bagus, baby face! Salah satu most wanted!" Ujar Yuna.
"Ooh..
Eh...
Hah?-pfft, model gitu most wanted?! Ga mungkin! Selera orang anjlok banget!
Bercanda ya? Ga lucu plis
Eh seriusan anjir?! Most wanted?!"
Selera anak-anak di sekolah ini membuat gue bergidik ngeri. Apa gue pindah aja ya?
Park Jihoon
Finally! Bisa update tanpa ada hambatan!😭
Kangen ga sama akuu?😆 Double update malam ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
boyfriend ; treasure✓
Fanfic↬ completed Bagaimana rasanya dikelilingi tiga belas laki-laki yang menyukaimu?