41st

3K 580 47
                                    

Jinsung yang sadar maksud perkataan tadi langsung menatap gue kebingungan. Apalagi dia ga kenal sama kak Hyunsuk. Hanya sekadar tahu karena gue beberapa kali cerita.

Gue tersenyum canggung pada kak Hyunsuk serta kak Hyunjin yang berdiri di belakangnya, "Santai aja, kak. Ini Jinsung, sohib gue sejak sekolah menengah pertama."

"Dih gue ga sudi sohiban sama lo," Celetuk Jinsung tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel. Buru-buru gue menjejali mulutnya dengan beberapa lembar tisu, "Bisa diem ga lo?"

Kak Hyunsuk tersenyum kemudian mendudukkan diri di sebelah kanan gue, begitupula kak Hyunjin yang duduk di hadapannya. Jarang-jarang gue berbaur dengan kak Hyunjin di luar kegiatan osis.

Tampaknya kak Hyunsuk dan kak Hyunjin lumayan dekat. Bahkan kak Hyunsuk mau membantu kak Hyunjin dalam permasalahan osis yang bukan merupakan tanggung jawabnya.

"Lo ga makan?" Tanya kak Hyunjin seraya menghentikan pergerakan alat makannya. Sedari tadi gue hanya diam di tempat. "Makan kok, gue lagi nunggu temen," Jawab gue.

"Emangnya ada berapa orang?" Tanya kak Hyunsuk lagi. Bisa-bisanya dia kepo sama gue. "Ditambah gue jadi lima orang," Jawab gue. Kak Hyunsuk menoleh ke seluruh penjuru kantin.

"Tiganya kemana?" Tanya kak Hyunsuk lagi-lagi. "Satu orang pesen makan, kak. Kebetulan dia mau traktir supaya kita ga ribet. Satu orang pergi ke toilet katanya sakit perut, satunya lagi nyusulin," Jawab gue sekenanya. Kak Hyunsuk terkekeh pelan.

"Jinsung, bantu gue bawa makanan dong," Pinta Somi. "Minta tolong (y/n) aja, gue sibuk!" Jawab Jinsung tanpa mengalihkan pandangan dari layar ponsel. Somi menatapnya malas.

"(y/n) bantu gue yuk?" Ajak Somi. Gue mengangguk, "Nanti lagi ngobrolnya ya, kak Hyunsuk." Kak Hyunsuk mengangguk kemudian mengacungkan jempolnya.

"Itu siapa cok?" Tanya Somi tak lama setelah kami berjalan agak jauh dari meja. "Kakak kelas, sekelas sama kak Hyunjin. Pernah bantuin gue pas osis gitu," Jawab gue santai.

"Kok elo ga pernah cerita?" Tanya Somi. Gue memutar bola mata malas, "Bukan gebetan juga, sama aja gue cerita kehidupan sehari-hari dong."

"Elo demen sama siapa sih? Lo normal bukan?" Tanya Somi saking kesalnya. Gue memukul kepalanya pelan, takut otaknya geser kalau kencang-kencang. "Normal lah, bodoh."

"Jangan-jangan elo naksir sama gue? Jauh-jauh lo! Gue lurus, camkan itu!" Usirnya seraya menyilangkan tangan di depan dada. Emang hobi banget kepedean.

Gue dan Somi berdiri di depan penjual makanan yang keadaannya cukup ramai. Somi masih berceloteh sedari tadi, sementara gue pura-pura mendengarkan.

Gue mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kantin dan tanpa sengaja melakukan kontak mata dengan seseorang yang gue kenal.

"Hai," Sapa kak Yoshi yang berdiri tepat di sebelah gue. Ia bahkan melambaikan tangannya perlahan dan tersenyum. Gila, soft banget. Iri ga lo?

Gue balas tersenyum kemudian berkata, "Halo juga, kak Yoshi-

"LOH ADA (Y/N) DISINI? LO NGAPAIN /N)? MAU MAKAN JUGA LO? WIH SAMAAN DONG! BARENG YUK!" Seru seseorang lainnya yang berdiri tepat di sebelah kak Yoshi.

Kala itu juga, seluruh atensi pengunjung kantin tertuju ke arah kami. Gue langsung membuang muka karena malu.

Kak Jihoon ini mirip-mirip Jeongwoo kalau kata gue, tapi ini versi lebih gatau malu. Kak Jihoon bahkan tidak segan untuk bernyanyi di hadapan kerumunan orang yang mengantri makanan.

"Kak Jihoon, jangan teriak-teriak bego!" Umpat gue menatapnya sengit, sementara kak Jihoon tersenyum lebar.

Kak Yoshi yang berada di antara kami tampak kebingungan. Beberapa kali ia menatap kami berdua secara bergantian, "Kalian-saling kenal?"

Gue dan kak Jihoon saling menatap kemudian mengangguk polos. "Lo kenal (y/n)?" Tanya kak Jihoon pada kak Yoshi.

"Kenal. Lah elo kenal (y/n) darimana?" Tanya kak Yoshi.

"Elo kenal (y/n) darimana?" Tanya kak Jihoon balik.

Gue bergeming, "Hah? K-kalian saling kenal?-loh? Kenal darimana?"

Drama keong apa lagi ini?

to be continued

boyfriend ; treasure✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang