Aku yang telah sampai di kamarku langsung melempar tas ke sembarang tempat dan merebahkan diri di ranjang. Sepanjang perjalanan pulang aku sibuk bergelut dengan pikiranku.
Cklek!
"(y/n), kamu makan siang dulu sini." Ajak mama yang tengah berdiri di ambang pintu. Aku menuruti kata mama untuk makan siang.
Di meja makan sudah ada papa dan kakakku yang menunggu.
Aku menarik kursi meja makan nyaring kemudian segera duduk disana. "(y/n), Chanwoo, ada pesta antar pemilik perusahaan, CEO, dan direktur dalam rangka anniversary perusahaan milik teman papa nanti malam. Kalian harus ikut. sekitar pukul 6 kita sudah harus siap." Ujar papa tegas.
"Nanti sekalian papa kenalkan ke anak teman papa," Sambung beliau.
"Boleh bawa Matcha, pa?" Tanyaku menyebut-nyebut nama anjing poodle kesayanganku.
"Ya nggak boleh lah, gila ntar si green tea robek-robek red carpet." cibir kak Chanwoo.
"MATCHA WOY. GREEN TEA-GREEN TEA, AKU BIKIN BARET DI MOBIL KAKAK BARU TAU RASA." pekik-ku mengancam keselamatan mobil BMW milik kakak. "Jangan (y/n), kamu juga nggak boleh teriak-teriak seperti ini nanti."
Kak Chanwoo yang merasa menang segera menjulurkan lidahnya padaku.
"Papa, itu kak Chanwoo!" Rengekku sembari menunjuk-nunjuk kakak laknat satu itu.
"Chanwoo!" Tegur papa. Haha, rasain.
--
Aku dan keluargaku telah sampai di acara tersebut. Gedungnya sangat besar dan acaranya juga sangat mewah. Apalah dayaku dan gaun putih polos--selutut tanpa lengan dengan pita besar di bagian belakangnya--ini yang terbiasa hidup sederhana.
"Ngapa lo dek? Cengo lo sama yang ginian?" Celetuk kak Chanwoo.
Aku mencubit pinggang kak Chanwoo membuat sang empu mengaduh kesakitan.
"(y/n), Chanwoo." tegur papa membuatku langsung melepaskan cubitan itu.
Ternyata pesta orang-orang kaya sangat membosankan.
"(y/n), Chanwoo, kemari papa kenalkan." Pinta papa mengajak kami bertemu temannya.
Jadi ini orang yang ayah ingin kenalkan?
"Ini paman dan bibi Kanemoto. Ingatkan yang dulu pernah main bareng waktu di Jepang?" Tanya papa. Aku mengangguk. Ya, aku ingat itu.
"Lalu ini-"
"Kanemoto Yoshinori. Kelas 3 SMA." Potong Laki-laki itu mengulurkan tangannya padaku sembari tersenyum. Anak setinggi ini masih SMA?
Aku menjabat tangannya erat, "Jung (y/n), 2 SMA."
"Jung Chanwoo. Kuliah semester dua,"
Kami berbincang canggung di salah satu bangku.
"Jadi, kakak sekolah dimana?" Tanyaku pada Yoshinori.
"SMA X."
"Sama dong kak kaya aku."
"Lo kelas 2 apa?"
"Kelas 2-1 kak."
"Gue 3-2. Lo anak OSIS ya?"
"Iya, kok tau-"
"Woi anak SMA, bahasnya SMA mulu. Udah tau gue udah lulus!" Seru kak Chanwoo sembari mencebikkan bibirnya.
"Suruh siapa lulus duluan."
"Kalo nggak lulus papa ngamuk ntar." Ujar Chanwoo kemudian menarik telingaku. "Aduh kakak!" Pekik ku.
Untung saja disini tidak ada papa. Bisa diamuk nanti kalau ketahuan teriak-teriak. Sementara itu, Yoshinori hanya tertawa melihat kami.
"Asik ya bang punya adek?"-Yoshi
Aku dan kak Chanwoo saling menatap jijik. "Gila punya adek model begini."Ujar kak Chanwoo ngegas.
"Kakak najis!" Ujarku.
"Yaudah bang, adeknya buat gue aja." Celetuk Yoshinori.
"Yaudah gue mau jadi adeknya kak Yoshinori aja, kak Chanwoo mah ngeselin." Canda ku sambil memeluk lengan kak Yoshinori.
"Dek, jangan rangkul-rangkul gitu." Tegur kak Chanwoo berusaha melepaskan rangkulan tanganku pada lengan kak Yoshi.
"Ih kenapa sih kak?"
"Yoshinori mukanya udah ga enak itu. Maaf Yosh, adek gue sokab orangnya." Aku langsung memukul pelan punggung kak Chanwoo.
"Haha, santai bang." Ujar kak Yoshi.
'Anjir dirangkul, mampus gue' -Yoshi
Kanemoto Yoshinori
KAMU SEDANG MEMBACA
boyfriend ; treasure✓
Fiksi Penggemar↬ completed Bagaimana rasanya dikelilingi tiga belas laki-laki yang menyukaimu?