"Lo ngapain disini, kak?" Tanya Jeongwoo disertai anggukan Junghwan yang tengah berdiri di belakangnya.
"Iya, kakak ngapain disini?" Tambah Junghwan. Berasa kegep bocah.
Sementara kak Junkyu menyimak percakapan gue dan kedua bocah tersebut dari bangkunya.
Gue melihat jam tangan kemudian melempar pertanyaan balik, "Elo berdua yang ngapain disini? Ini masih jam sekolah!"
Jeongwoo tidak terima, "Justru kakak yang ngapain. Kakak kan osis, harusnya ngasih contoh teladan dong!"
"Gue klub theater, udah dipulangin sejak dua jam yang lalu setelah latihan. Elo berdua? Bolos?" Tanya gue.
Jeongwoo dan Junghwan langsung kicep. Tidak berani menjawab pertanyaan gue.
Gue tersenyum miring, "Mau gue catat nama lo berdua? Sekalian gue garis bawahi biar di blacklist guru bk."
Keduanya yang tengah menunduk langsung menggeleng cepat.
"J-jangan kak," Jawab Jeongwoo.
"Nanti tempat rahasia kita ga aman lagi," Tambah Junghwan. Kaya anak tk aja:(
"Siapa yang ajarin kalian cabut kelas kaya gini?" Tanya gue.
Junghwan menatap Jeongwoo iba kemudian berkata, "Jeongwoo kak."
Gue langsung menatap Jeongwoo tajam. Jeongwoo melotot terkejut, "B-bukan gue."
"Terus siapa?" Tanya gue lagi. Jeongwoo berpikir kemudian kembali menunduk, "Ya udah, gue yang salah."
Ya ampun.
"Lo berdua niat sekolah ga sih?" Tanya gue lagi. "Niat kak," Jawab Junghwan sembari mencebikan bibir bawahnya.
"Kalau gitu kenapa bolos?" Tanya gue galak.
Kak Junkyu tiba-tiba bangkit dari duduknya, "Aku ke toilet dulu." Kemudian ia pergi.
Sementara, gue masih fokus dengan kedua bocah yang masih menginjak kelas satu ini.
Sudah lewat lima menit, kedua bocah tersebut masih terdiam menunduk.
"Jawab," Pinta gue.
"Jangan marah-marah mulu," Kata kak Junkyu seraya menyerahkan sekaleng soda kepada gue.
Ia juga memberi sekaleng soda kepada dua bocah tadi.
Gue mengerutkan dahi, "Tapi mereka bolos mulu kak! Udah gitu nuduh gue ngasih contoh buruk-
"Mereka kan ga tau, (y/n). Udah ya? Jangan marah-marah?" Kata kak Junkyu kemudian mengusap kepala gue.
Gue mengangguk. "Kalian juga jangan kebanyakan bolos ya?" Tanya kak Junkyu.
"Tapi kan, waktu itu kak Junkyu bilang kalau bosan sekolah cabut aja," Kata Junghwan.
Gue langsung menatap kak Junkyu horor.
"A-aku bilang cabut sesekali, /n)! Bukan cabut terus! S-serius!" Kata kak Junkyu membela diri.
"Kapan kak Junkyu bilang gitu?" Tanya gue. Jeongwoo berpikir, "Beberapa bulan yang lalu."
"Kak Junkyu!" Seru gue.
"I-iya maaf!"
• • •
"Maaf ya, /n)?" Tanya kak Junkyu masih berusaha mengajak gue untuk mengobrol di sepanjang jalan pulang.
Setelah kami sampai di depan rumah gue, buru-buru gue turun dari motornya. Gue masih mendiamkannya di sepanjang jalan.
"(y/n)," Panggil kak Junkyu seraya menusuk-nusuk pipi gue dengan jari telunjuknya.
"Apa? Mau ajarin gue cabut?" Sindir gue menohok. Kak Junkyu buru-buru menggeleng kuat.
Sejujurnya, gue kepo berat dia ingin bicara apa. Itu sebabnya gue menunggunya berbicara saat ini.
Gue melemaskan bahu, "Udah? Ga ada yang mau diomongin? Kalau gitu gue masuk-
"Maaf, /n). Hukum kakak kalau kamu mau, asal jangan diemin kakak kaya gini. Please," Katanya seraya menunduk.
Keimutannya menambah berkali-kali lipat kala itu juga, apalagi ketika ia menyebut dirinya dengan sebutan kakak. "Hukumannya, mulai besok kakak harus menyapa seluruh anggota klub theater."
Kak Junkyu terdiam, "Ga ada hukuman lain? Cabut rumput? Potong botak? Bersih-bersih toilet?"
Ia tidak dekat dengan siapapun di klub theater. Bahkan menyapa pun tidak pernah. Ia sangat tertutup.
Gue tersenyum miring, "Kalau ga mau dimaafin, terserah sih-
"M-mau kok!" Ujarnya seraya mencebikan bibir bawah. Pemuda koala tersebut kembali menunduk, "Tapi (y/n)..."
"Hm?"
Ia menggigit bibir bawahnya gugup kemudian berkata, "B-boleh minta id?" Telinganya memerah.
Ia menyambung, "B-buat tanya-tanya seputar latihan klub theater kok! Kalau ga boleh juga ga apa-apa!"
Gue berusaha menahan senyuman yang seharusnya terpatri di wajah gue saat ini, "Mana ponsel kakak?"
Mata kak Junkyu melebar, ia segera mengeluarkan ponselnya dan menyerahkannya pada gue. "Boleh?"
Gue mengangguk.
"S-serius?! Yey makasih!" Katanya kemudian mengepalkan tangannya ke udara. Satu kata, menggemaskan.
Gue cuma bisa tertawa melihat tingkahnya. Kak Junkyu tersenyum lucu, "Nanti kita chat yang banyak ya!"
Gemes ga lo? Gue sih iya.
to be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
boyfriend ; treasure✓
Fanfic↬ completed Bagaimana rasanya dikelilingi tiga belas laki-laki yang menyukaimu?