"kak.." panggil seseorang yang suaranya familiar di telinga gue.
sepertinya gue ketiduran.
kira-kira berapa lama gue tertidur?
"kak udah bangun?" tanya jeongwoo lagi.
gue mengangguk walau tidak mengangkat kepala gue. rasanya lemes parah.
gue sendiri ga ngerti gue kenapa.
"kakak ga apa-apa?" tanya jeongwoo.
gue ngangguk pelan kemudian mengangkat kepala gue.
haus rasanya.
gue meneguk air mineral yang sudah tak lagi dingin. rasanya sedikit lega.
sekitar gue hanya ada beberapa orang yang sedang piket.
"gue udah tidur berapa lama woo? ini jam pelajaran apa?" tanya gue pada jeongwoo.
"sekitar dua jam..? ini jam istirahat kedua."
gue mengangguk paham.
perut gue sakit, gue baru sadar perut gue kosong sedari tadi pagi. lupa sarapan dan makan siang.
gue memegangi perut gue.
"oh iya," seru jeongwoo memberikan sekotak roti tak lama setelah merogoh kantong plastik.
"makan kak," sambungnya.
gue tersenyum paksa.
alasan yang pertama, dia sudah berbaik hati memberi gue makanan. setidaknya kalau gue ga bisa bilang terima kasih, gue harus tersenyum.
yang kedua, perut gue sedang sakit yang rasanya teramat-sangat sehingga menyebabkan gue susah berbicara dan lebih memilih untuk tersenyum.
kira-kira gitu deh.
dia balik tersenyum kemudian duduk di bangku depan gue.
doi meraih roti tadi dan membukakan bungkusnya, "kalo butuh bantuan bilang aja kak. gue bantuin kok."
ia menyodorkan sebungkus roti itu pada gue, "thank's woo. sori ngerepotin."
"apaan sih kak? sok kuat bener dah."
gue cemberut, "apaan sih woo? suka-suka gue dong."
"gue laper banget huhu. belum makan dari pagi, disuruh lari pula. siksa neraka deh," curhat gue.
"makanya anak baik-baik ga usah nyoba nakal. ga cocok tau, ga ahli." ledek jeongwoo.
tunggu...
"kok lo tau?"
jelas gue heran, kan gue ga cerita.
"ya taulah, temen-temen sekelas lo sendiri sampe sekarang masih misuh-misuh. mungkin satu sekolah udah tau." jelasnya.
oalah temen-temen janc*k malu gue njir.
sebagai pemegang image 'anak baik-baik' di sekolah, gimana gue ga malu coba?
reputasi gue bisa ancur.
"tenang aja, mereka ga ngomongin tentang kakak dan kak yedam," ujar jeongwoo lagi seolah bisa membaca pikiran gue.
tunggu...
"kok lu tau kalo yedam-
"tanya mulu dah. gue kan banyak koneksi, kenapa gue harus ga tau? udah mending kakak makan deh."
"idih," celetuk gue.
"udah ah buruan makan, bentar lagi bel masuk nih!" pekik jeongwoo membuat gue mempercepat makan gue.
gue ga sadar,
kalau sedari tadi jeongwoo membelai rambut panjang gue.
Park Jeongwoo
Gimana ceritanya? Tolong kritik dan saran. Ini akan sangat membantu!
KAMU SEDANG MEMBACA
boyfriend ; treasure✓
Fanfiction↬ completed Bagaimana rasanya dikelilingi tiga belas laki-laki yang menyukaimu?