park jihoon [ ending ]

3.1K 565 60
                                    

ting tong!

bel rumah gue berbunyi pada sore hari membuat seisi rumah gaduh karena semua orang malas gerak.

apalagi, kami sedang makan siang dengan keadaan tenang dan damai—kami terlambat makan.

"(y/n) aja sana yang buka pintu," suruh kak chanwoo. gue menatapnya horor sekaligus penuh dendam.

"sana (y/n) buka, kamu kan yang paling kecil disini!" pinta papa. emang apa hubungannya anjrit?

dengan malas, gue berjalan menuju pintu utama dan membukanya. gue mengernyit. "hah? kok elo?"

"lah, kagak boleh?" jawab pemuda yang berdiri di hadapan gue dengan pakaian basket.

gue merotasikan mata. "ngapain kesini? gabut lo? ga punya rumah?"

kak jihoon dengan cepat mencubit pipi gue. "masa ga boleh ke rumah pacar sendiri—

"siapa?"

potong dari sebuah suara seorang wanita dari jarak yang tidak jauh. itu suara mama gue.

"jihoon, tante."

kak jihoon membungkuk sekilas di hadapan mama gue. sosok yang melahirkan gue tersebut tersenyum.

"masuk dulu, nak."

kata mama menuntun si tukang julid yang notabene merupakan pacar gue untuk masuk ke dalam rumah.

hari ini adalah kali pertama dirinya masuk ke dalam rumah gue. biasanya ia hanya sampai di depan pagar rumah—

karena biasanya, gue melarangnya masuk. takut-takut kak jihoon buat seisi rumah gue gaduh.

apalagi, seisi rumah sudah tahu kalau dirinya merupakan pacar gue. bisa-bisa diinterogasi.

kak jihoon menjulurkan lidahnya dengan maksud mengejek gue, sementara gue balas melotot.

"jihoon mau minum apa?"

tanya mama ramah setelah menuntun kak jihoon untuk duduk di ruang tamu. sang pemuda menggeleng tanda menolak.

"ga usah, tante. niat saya mau ajak (y/n) olahraga sore."

jawab kak jihoon masih tersenyum lebar, bahkan matanya menyipit. gue menatap kak jihoon sinis.

mama mengangguk paham. "(y/n) makan dulu sana. mama mau ngobrol sama kak jihoon."

gue ragu-ragu berdiri.

"jagain betul-betul biar ga berulah, ma. takutnya nanti dia pecahin guci kesayangan mama."

mama tertawa renyah sementara kak jihoon melotot pada gue, namun ketika mama menatapnya ia kembali tersenyum.

cuih.

"jihoon ga mungkin nakal, kan dia udah gede. kamu siap-siap dulu sana," pinta mama.

gue pun pergi untuk bersiap-siap.

tak selang berapa menit, gue keluar menuju ruang tamu. gue pikir suasana disana akan horor.

namun begitu tiba, jihoon, mama, papa bahkan kak chanwoo tengah tertawa cekikikan.

"terus gimana hoon?"

tanya kak chanwoo tertawa terpingkal - pingkal membuat gue semakin penasaran. apa yang lucu?

"(y/n) muntah-muntah jadi saya antar pulang, besoknya dia ga berangkat katanya demam sehari."

jawab kak jihoon.

boyfriend ; treasure✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang