Pagi ini, seperti biasa gue berangkat sekolah kemudian berjalan menuju kelas. Area sekolah sudah cukup ramai, apalagi di koridor.
Gue yang baru saja sampai kelas langsung meletakkan tas gue pada bangku dan duduk sembari menelungkupkan wajah di meja.
Teman-teman gue yang melihat kelakuan gue hari ini merasa aneh, pasalnya gue lebih pendiam hari ini—dan juga gue bukan tukang tidur di kelas.
Somi langsung menghampiri, "Lo kenapa /n)?—EH GOBLOK PANAS BETUL SIA!" Pekiknya spontan setelah menyentuh tangan gue.
Gue kaget dong. Sementara anak-anak lainnya langsung berkerumun di sekitar gue dan nyentuh-nyentuh gue, udah kaya ga pernah lihat orang sakit aja.
"Elo panas anjir, ngapain sekolah?"
"Mau bakar-bakaran lo?"
"Main dimana sih lo?"
"Panasnya melebihi api neraka."
Kira-kira gitu komentar teman-teman gue. Sumpah mereka gerombolan gini di sekitar bangku gue, gue jadi ngerasa pengap padahal gue butuh napas.
Buru-buru gue berdiri dan pergi dari ruang kelas ngebuat yang lain langsung memberi jalan pada gue karena gue akan sangat sensitif kalau sedang sakit.
Tujuan pertama gue dan yang paling utama, tak lain dan tak bukan adalah kantin. Gue butuh beli minum untuk mengisi tenaga gue.
Kantin pagi ini tidak seramai biasanya—namun masih terhitung cukup ramai. Gue yang tertuju pada mesin minuman otomatis buru-buru menuju kearahnya.
Namun,
Bruk!
Gue menabrak seseorang, untungnya ga jatuh ke lantai karena orang itu segera menarik pergelangan tangan gue. Mana udah lemes gini badan gue.
Tidak peduli siapa oknum yang telah menyelamatkan gue, buru-buru gue menunduk dan berterima kasih, "M-makasih."
"Sama-sama," Tanya orang itu—rasanya gue familiar dengan suaranya, tapi untuk sekarang tujuan gue bukan mengenali orang itu.
Gue masih terdiam di tempat. Kepala gue terasa berputar dan kaki gue sudah sempoyongan. Orang itu bertanya, "Lo ga apa-apa?" Lalu menyentuh dahi gue.
"Lo panas, ayo ke uks sekarang," Katanya. Gue menggeleng kemudian,
Bruk!
• • •
Gue mengerjap kemudian mengedarkan mata ke sekeliling dan mendapati seorang pemuda yang tengah tidur terlentang pada tiga kursi yang disejajarkan.
Buru-buru gue ambil ponsel dari saku dan memotretnya, sepulang nanti gue akan mencetak dan menempelkannya pada dinding kamar gue.
Pemuda itu mengerjap—menyadari bahwa gue telah terbangun dari tidur. Bahkan ia tak sadar bahwa gue baru saja memotretnya.
Ia bangkit seraya menyodorkan sebotol air mineral di depan wajah gue kemudian, "Minum," Pintanya. Gue menerimanya dengan senang hati sembari berkata, "Makasih, Sa."
Asahi, sohib gue dari jaman gue masih ngemut jari kaki. Ia mengangguk kemudian meletakkan punggung tangannya pada dahi gue, "Masih panas, mau pulang?"
Gue menggeleng. Biasanya orang lain akan kesal dengan sikap gue yang batu. Tetapi Asahi berbeda, memang hanya dia yang nurutin apa mau gue.
"Mau istirahat disini atau ke kelas?" Tanya Asahi lagi.
"Ke kelas aja, ketinggalan pelajaran nanti. Gue juga udah susah-susah belajar buat ulangan kimia masa ga kepake," Kata gue kemudian turun dari kasur uks meski masih sempoyongan.
Asahi buru-buru membantu gue berjalan, "Gue awasi lo dari jauh."
• • •
Asahi benar-benar mengawasi gue dari jauh. Gue ga begitu kaget sih, karena gue memang suka nekat berangkat sekolah dalam keadaan sakit.
Seperti sekarang ini, Asahi dengan sengaja melewati ruang kelas gue, melirik ke arah gue sejenak untuk memastikan kemudian kabur dari sana.
Bukan hanya sekali, sudah tak terhitung lagi kelakuannya hari ini. Bahkan ia nekat lewat saat guru di kelas gue sedang mengajar.
Padahal, ia tak perlu melewati kelas gue untuk pergi ke kelasnya. Hal itu justru menarik perhatian beberapa teman gue yang tahu hubungan persahabatan kami.
"Asahi lo mulai lagi anjrit, selalu begitu kalau tahu lo sakit," Kata Yujin.
"Kenapa Asahi ga jadi bapak lo aja?" Komentar Yuna.
"Gue males ya lihat yang uwu gini," Tambah Jinsung julid.
Ya gimana?
Namanya juga kakak kedua gue.
Hamada Asahi
semangat streaming, jangan lupa istirahat.
lagu ily bener-bener unexpected ya btw.
KAMU SEDANG MEMBACA
boyfriend ; treasure✓
Fanfic↬ completed Bagaimana rasanya dikelilingi tiga belas laki-laki yang menyukaimu?