"Permisi." Ujar seorang dari luar pintu rumahku.
"Cari siapa?" Tetangga sekaligus adik kelas di sekolah, Haruto Watanabe. Anak tengil yang sering sekali terlihat di luar rumah.
Ngapain dia sore-sore begini di depan rumah orang?
"Nggak cari siapa-siapa." Mendengar jawabannya membuatku hendak menutup pintu lagi.
"E-eh. Iya-iya maaf." Ujarnya menahan pintu yang nyaris tertutup rapat.
"Mau ngapain sih, kalau mau ngerusuh jangan disini deh." Usirku kesal.
"Enggak kok sayang." Aku melayangkan tangan ke kepalanya.
"Sayang-sayang pala lo emas. Udah ah gue sibuk." Aku kembali hendak menutup pintu.
"Dih ngambek." Sindirnya.
"Yaudah buruan mau ngapain lo hartono!"
"Galak amat. Aku mau numpang di rumah kakak, rumah aku sepi banget kaya kuburan." Ujarnya bergidik ngeri.
"Kak Chanwoo masih ada kelas di kampus."
"Yaudah deh aku nunggu kak Chanwoo pulang."
Aku berpikir sejenak, mama dan papa sedang pergi juga sementara kak Chanwoo masih ngampus. Apa baiknya?
Aku menghela nafas, "yaudah deh. Gih masuk."
Ia langsung menghambur masuk ke rumahku.
"Kakak lagi ngapain?" Tanyanya.
"Gabut, ini baru pulang dari sekolah." Ucapku ketus seraya duduk di depan televisi diikuti oleh Haruto.
"Gue mau masak." Ujarku langsung melengos menuju dapur masih diikuti oleh Haruto.
"Masak apa kak?"
"Gue lagi pengen makan cheesy lasagna trus minum yang seger-seger kaya smoothie. Lo mau?"
Ia menyengir, "iya hehe."
"Numpang makan lo."
"Kan barusan kakak nawarin. Gimana sih?"
Aku langsung menyiapkan bahan-bahannya mengabaikan perkataan Haruto. Anak itu masih setia mengikutiku.
"To, lo mau minum teh barley dulu sambil nunggu?" Tanyaku yang mulai merasa terganggu.
Haruto menggeleng.
"Lo bantuin gue aja deh. Tolong ambil blender di lemari sama gelas dua. Trus kupas pisang sama jeruknya. Biar nanasnya gue aja. Lo bisa kan?"
Haruto mengangguk.
"Sekarang kak?"
"NGGAK! KEMAREN!" Seru ku emosi.
Tu anak ngelawak ya?
Dapur dipenuhi keheningan sekarang.
"Lo nggak pernah bantu masak dirumah?"
Haruto menggeleng. "Diusir mulu kak."
"Mending lo bantuin gue masak disini tiap hari."
Lumayan, babu gratis.
"Oke kak, siap. Kalo mau masak kabarin ya kak."
Lah padahal bercanda.
--
"Kak Chanwoo kok belum balik sih." Keluhku.
"Ya udah kak, gapapa. Mama sama papa aku juga belum pulang." Ujar Haruto sambil mengunyah makanannya.
Padahal ini sudah hampir pukul 5 sore.
"Kakak biasa masak-masak gini?" Aku mengangguk kemudian ikut makan. "Enak banget, kak. Mirip sama restoran, lebih enak malah."
"Sa ae lo."
"Seriusan kak, enak banget."
Siapa sih yang tidak tersipu dipuji begini?
"Udah cocok nih."
Aku mengerutkan alis, "cocok apa?"
"Jadi calon istri ku kak." Jawabnya sembari menaik-turunkan alisnya.
Mimpi lu Harto.
Watanabe Haruto
KAMU SEDANG MEMBACA
boyfriend ; treasure✓
Fanfic↬ completed Bagaimana rasanya dikelilingi tiga belas laki-laki yang menyukaimu?