42nd

2.9K 587 63
                                    

"(y/n) sini duduk bareng gue," Pinta kak Jihoon seraya menepuk bangku sebelahnya dan tersenyum meringis.

Gue menggeleng, "Ga ah. Kak Jihoon berisik."

Pemuda Park tersebut mendecak kemudian mencebikan bibirnya.

Keimutannya bertambah sekian puluh persen membuat gue ingin sekali memukul bibirnya itu.

Gue tertawa kecil, "Gue ditunggu temen-temen gue, kak."

"Nih habisin ya," Kata kak Yoshi seraya memberikan sebotol susu pisang.

Gue mengangguk kemudian memberikan jempol, "Sip."

Tangan kak Jihoon bergerak ke belakang kepala gue kemudian memukulnya pelan, "Sono balik."

"Ish," Gerutu gue seraya memukul bahunya keras membuat sang empu mengaduh kesakitan.

"Duluan ya, kak Yosh!" Kata gue kemudian berlari menuju teman-teman gue yang sudah berkumpul.

"Lama lo, /n)!" Hujat Yuna yang entah sejak kapan telah kembali. Jinsung mengangguk.

"Lo udah kelar berak?" Tanya gue pada Yujin sementara sang empu melotot. "Goblok lo."

Ternyata kak Hyunsuk masih disana, gue langsung ambil duduk di sebelahnya. Kak Hyunsuk tersenyum, "Abis ngapain?"

"Gue ketemu anak temen orang tua gue tadi," Jawab gue.

Kak Hyunsuk mengangguk kemudian bangkit dari duduknya, "Gue sama Hyunjin cabut dulu ya."

Gue mengangguk kemudian melambaikan tangan sebelum akhirnya keduanya menghilang.

"Lo-sejak kapan kenal mereka?" Tanya Somi. Sementara yang lain menatap tajam.

Gue menaikkan sebelah alis, "Hm? Udah beberapa minggu gitu. Kenapa?"

"Kok bisa kenalan lo bibit unggul semua?!" Tanya Yujin. Bibit unggul apaan sih?

"Bibit unggul apaan anjrit?" Tanya gue. "Masa lo ga tau-

"Kepada seluruh anggota klub theater diharap segera berkumpul di ruang theater sekarang juga."

Suara itu berasal dari ruang audio yang biasanya digunakan untuk mengumumkan sesuatu.

Gue masih melahap beberapa suap makanan yang gue beli, sayang kalau dibuang utuh.

"Lo disuruh kumpul pea," Ujar Jinsung. Gue meliriknya sejenak kemudian kembali makan, "Nanti, gue masih laper."

Teman-teman gue udah gedek gitu tapi gue tetap saja tidak memperdulikannya.

"Kak Junkyu! Tunggu kak!" Panggil Yujin membuat gue ikut menoleh kearah kak Junkyu yang tengah berjalan menuju pintu keluar kantin.

Kak Junkyu menghentikan langkahnya kemudian menoleh.

Sebenarnya, mereka tidak saling mengenal. Namun, kak Junkyu tahu bahwa mereka adalah teman-teman gue.

Begitupula teman-teman gue yang tahu bahwa kak Junkyu adalah anggota klub theater-sama halnya dengan gue.

"Bareng temen gue dong, kak. Klub theater juga kan?" Tanya Yujin sembari menunjuk-nunjuk gue.

Gue buru-buru memukul kepala Yujin, "Apaan sih lo?! Enggak kak-"

"Aku traktir kalau kamu berdiri sekarang," Kata kak Junkyu sembari menggandeng tangan gue.

Gue menimang-nimang sejenak kemudian bangkit berdiri dan berjalan mendahului kak Junkyu.

Kak Junkyu terkekeh, "Harus ditraktir dulu baru mau nurut?"

boyfriend ; treasure✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang