13. Asisten

2.2K 161 6
                                    

Keramaian terjadi saat Audi hitam milik Rendra baru memasuki halaman parkir kampus.
Diikuti mobil Alvin yang berpenumpang seorang gadis menyita perhatian banyak kalangan perempuan disana.

Tidak ketinggalan motor sport biru milik Royan melaju mulus dengan pelan dibelakang mereka.
Mungkin dari mereka Alvinlah yang paling menonjol. Karena seperti biasa jika sudah sampai dia akan membukakan pintu untuk Prilly.
Gadis yang bersamanya hari ini.

"Gue cuma ada kelas satu jam. Jadi gue pulang duluan. Lo sama Rendra ya hari ini"

"Kak. Gue bisa naik angkot!??"

Alvin menggeleng tegas. "Enggak. Lo gak boleh naik angkot"

"Kak...."Prilly mendesah.

"Bareng Rendra atau bareng Royan"

Sebuah tawaran yang tidak mungkin Prilly memilih opsi kedua yaitu pulang bersama Royan.
Senior itu pasti akan kebut-kebutan jika tengah berkendara.

"Dia bareng gue!"
Royan tiba-tiba menyambar sambil berjalan dan langsung merangkul Prilly dari samping.

"Gue dan motor gue bakal bawa little princes lo dengan aman dan selamat sampai tujuan."

"Gue gak mao! Entar gue dibawa terbang lagi sama kaka"
Sewot Prilly.

"Eh kapan gue bawa lo terbang. Paling cuma ngebut doang"

"Bodo"
Saut Prilly.

"Issh dasar bocil...."

"Tuh kan!?" Prilly merengek tidak terima membuat Alvin mendelik mengingatkan Royan.

"Eh sorry-sorry....maksud gue bocah kecil..."

"Roy....!
Ucap Alvin lagi.

"Iye iye...gue diem"

"Iya udah. Lo mo bareng siapa?.
Atau gue balik lagi nanti buat jemput lo"
Prilly menggeleng tegas. Dia tidak mau merepotkan seniornya yang satu itu.

"Terus...?"

"Bareng kak Rendra aja"
Dapat Alvin dengar jika Prilly saat ini tengah menggerutu tidak jelas.
Biarlah. Itu lebih baik daripada membiarkan gadis itu pulang sendirian dengan naik kendaraan umum.

Rendra muncul dari belakang mobil Alvin.
"Gue udah sediain permen warna warni kesukaan lo di mobil. Masih gak mao pulang sama gue!"
Nada bicara Rendra memang terdengar sinis, tetapi itu yang membuat Prilly tertawa.

"Permen loli kak...?!" Koreksi Prilly.

"Ya yaa terserah"
Celetuk Rendra.

"Iya udah. Gue anterin lo ke kelas"
Alvin merangkul Prilly, mereka berjalan bersisian. Diikuti Rendra dan Royan dibelakang keduanya.

Mungkin dulu Nathan satu-satunya yang menjadi pusat perhatian seluruh kampus.
Meskipun sekarang masih.
Namun baru-baru ini, kampus Marvin dihebohkan dengan kedatangan tiga pemuda yang mampu mencuri perhatian mereka.
Ditambah lagi soal Prilly yang kata mereka adalah korban bullying Nathan selanjutnya.
Hei...bicara soal senior yang satu itu, Prilly merinding mengingat sebuah pernyataan yang kemarin dia sanggupi untuk menjadi asisten senior yang menurutnya menyebalkan.

Baru saja dirinya memikirkan lelaki itu. Dan sekarang lihatlah, Nathan berdiri sangat angkuh lima meter didepannya.

Prilly yang pertama kali menyadari tiba-tiba saja menghentikan langkahnya, membuat Alvin menoleh dan bertanya.
"Kenapa berhenti?"
Menyadari raut Prilly berubah. Alvin mengikuti arah pandang gadis itu.
Betapa terkejutnya Alvin saat melihat Ali, bukan. Melihat seseorang yang benar-benar sama dengan sahabatnya.

My Senior ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang