32. Ayah

2.1K 196 12
                                        

"Ngelamunin apa sih buk, berat banget kayaknya hidup lo"

Prilly mengangkat kepalanya, melihat Nissa sekilas lantas kembali menopang dagunya dengan tangan kiri.
"Gue lagi bingung"

Nissa menarik salah satu kursi dan menyeretnya untuk ia duduki didepan Prilly.
"Cerita dong, mumpung gue lagi free neh"
Gadis berhijab itu membenarkan posisi duduknya, lalu melihat Prilly serius.

Mungkin ada baiknya Prilly bercerita. Siapa tau dia mendapat jawaban dari semua pertanyaannya dari kemarin.
"Misal ada cowok neh"
Nissa mengangguk membuat Prilly yakin untuk melanjutkan ceritanya.

"Terus tiba-tiba bilang sama lo, kalo dia pengen ngejagain lo, bahkan dia sampai bela-belain minta ijin sama mantan pacar lo untuk bisa sama lo, menurut lo apa?"
Prilly bertanya dalam satu helaan nafas membuat Nissa mengernyitkan dahinya tidak mengerti. Anak itu masih diam lama mencerna setiap kalimat yang Prilly katakan.

"Jawab gue, Nis???"
Nissa tetap diam.

"Nis!!"

"Eh, iya bentar-bentar"

Nissa mengetuk-ngetuk dagunya tanpak berfikir keras.

"Gue gak ngerti sama pertanyaan lo"
Suara decakan lolos dari mulut Prilly diikuti dengusan lelah.

"Hadeeh. Lupain"
Prilly menangkupkan kepalanya diatas meja. Merasa percuma jika bercerita pada Nissa.

"Eh, gue paham gue paham. Jadi maksud lo, ada cowok yg deket sama gue, terus dia minta ijin sama mantan pacar gue buat jagain gue gitu?"

"Hem"

"Tapi gue gak pernah tuh Prill ngalamin kayak begituan"
Prilly merapatkan kedua bibirnya gemas sendiri mendengar jawaban Nissa.

"Tadi kan gue bilang misal Nissa pinteeer. Misal, umpama, seandainya. Astaghfirullah"

"Hehe, sorry deh. Gue gak paham tadi. Lagian pertanyaan lo aneh"

"Iya udah buruan jawab"
Prilly kembali menatap Nissa serius.

"Emm, menurut gue neh ya. Kalo misal ada cowok yang bela-belain sampek segitunya. Berarti dia punya perasaan lebih ama si cewek. Dan kalo misal itu terjadi sama gue, sampek kapanpun gak bakalan gue lepas"

Kali ini alis Prilly yang terangkat.
"Kenapa begitu?"

"Karna cowok kayak gitu langka, sepertinya dia rela ngelakuin apapun demi cewek yang dia suka"

"Suka??"

Nissa mengangguk.

"Maksud lo. Si cowok suka ama si cewek?!"

Nissa mengangguk mantap.
"He'em. Buktinya dia sampek bilang kalo dia pengen jagain tu cewek"

Prilly menggeleng. "Ah, gak mungkin lah, Nis. Masak iya dia suka sama gue"

Nissa menoleh menyadari sesuatu.
"Jadi cewek yang lo ceritain itu elo sendiri?"

"Eh_"
Prilly salah tingkah. Dia salah bicara.

Mengetahui Prilly akan mengelak, Nissa tersenyum.
"Terus cowoknya siapa?!"
Tanyanya penasaran.

Prilly menarik diri untuk beranjak.
"Lo salah denger"

"Ciyee, jadi ada yang suka sama lo"

"Gak ada, Nissaaa. Lo salah denger"

"Masak sih?"
Nissa mencoba mengingat-ngingat lagi perkataan Prilly barusan.

"Udah gak usah dipikirin, mending lo ikut gue. Gue mau kenalin lo sama abang-abang gue"

Mata Nissa nampak berbinar, gadis itu mulai antusias.
Pasalnya, dia sangat penasaran sama tiga cowok tampan yang katanya penghuni kampus paling sempurna.
Betapa tidak. Nissa hanya bisa melihat mereka dari kejauhan. Itupun kalau mereka sudah hendak mau pulang.
"Lo seriusan. Mau ngenalin gue sama abang-abang lo yang kece itu!?"

My Senior ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang