15. Alena

963 89 5
                                    

Bayangin kalo kamu lagi nonton orang berantem itu kayak apa.
Mari berimajinasi.

***

"Lo mau disini atau pulang!"
Prilly menoleh ke samping. Detik itu juga dia menahan nafasnya sambil mengerjap beberapa kali. Saat ini wajah Nathan sangat dekat dengannya. Sampai Prilly dapat merasakan bau mint dari nafas Nathan.

"Iya udah kalo lo mau nginep disini."
Dengan santai Nathan berjalan melewati Prilly yang masih terdiam.

Tanpa berkata, Prilly mengikuti Nathan juga sampai ke tempat dimana Nathan memarkirkan kendaraannya.
Beberapa saat kemudian motor Nathan melaju keluar dari pusat perbelanjaan, melewati jalanan hingga sampai dirumah Prilly.

Nathan membuka helm lalu menoleh pada Prilly yang baru saja turun dari motornya.

"Oh iya. Jangan lupa besok"

"Apaan lagi sih"

"Kerjain tugas gue."

Tangan Prilly terkepal menahan amarah.
Jujur, saat ini Prilly ingin sekali menggulingkan Nathan bersama motornya.
Baru kali ini Prilly bertemu seseorang yang sangat menyebalkan seperti seniornya ini.
Bahkan dulu Ali yang Prilly pikir adalah orang yang sangat menyebalkan dengan sifat egois dan possesive nya ternyata ada yang lebih menyebalkan dari itu.

Ali mungkin lebih mengintimidasi dan meledak-ledak jika marah. Namun justru sifat Nathan yang santai dan dingin serta sifat otoriternya membuat Prilly jengkel setengah mati.

Prilly spontan terbatuk satu kali.
Menyadari dadanya tak sesakit seperti biasanya setiap kali bayangan Ali terlintas di benaknya.

Rasanya lebih ringan. Tidak seberat itu.

Mungkin efek obat trauma yang diberikan dokter kepadanya. Atau ini karena dirinya yang selalu dibuat kesal oleh seorang yang mirip dengan kekasihnya dulu.

"Iya. Gue kerjain" katanya malas.

"Good girl"
Nathan kembali memasang helmnya. Lantas menghidupkan motor dan pergi begitu saja.

Wajah Prilly yang sudah semerah tomat karna menahan emosi kini semakin memerah karena Nathan pergi tanpa tahu diri dengan tidak mengucapkan kata terimakasih.
Padahal dirinya sudah membantu anak itu membawakan barang pacarnya.

"Gue sumpain tu anak masuk got!!"
Prilly lantas memasuki rumah dengan kaki yang dihentak-hentakkan.
Terkesan bahwa gadis itu sangat marah saat ini.

***

Ruangan musik pribadi Nathan berubah mencekam sejak kedatangan Riko yang tiba-tiba saja mengeluarkan amarah, umpatan dan semua kata kasarnya.

Disana juga ada Bayu yang selalu stay dengan earphone kesayangannya tengah duduk santai di samping Nathan.
Robi yang mengotak atik drum hanya bisa melongo menyaksikan Nathan yang di introgasi oleh Riko.

"Lo apain kartu kredit gue. Hah?!"
Nathan mengambil berkas tagihan yang tadi dilempar oleh Riko.

"Ntar gue ganti"
Nathan juga melempar berkas itu pada sisi meja didepannya.

Riko berkacak pinggang sambil terus menggelengkan kepala melihat sifat Nathan yang tidak pernah berubah.

"Gue gak peduli nominal yang lo habisin.
Gue cuma tanya, lo apain uang segitu banyaknya dalam waktu sehari."
Dengan intonasi tinggi Riko tetap berdiri menunggu penjelasan Nathan perihal tagihan kartunya yang membengkak.

"Jangan bilang lo habis nraktir tu cewek matre"
Nathan menoleh sekilas tidak punya niatan untuk menjawab tuduhan Riko.

"Dia punya nama" Selak Nathan.

My Senior ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang