12. Asisten atau Babu

1K 90 0
                                    

***

Prilly memasukkan buku serta peralatan lainnya ke dalam tas.
Beberapa menit yang lalu dia selesai dengan kelasnya. Dia berjalan dengan Nissa, teman kampusnya yang baru.
Nissa ini berasal dari dari puncak. Bicara soal puncak, Prilly teringat sahabat kecilnya sewaktu masih tinggal dengan kakek dan neneknya dulu.

Nissa juga berhijab. Sehingga siapapun yang berada di sampingnya pasti senang akan keramahan gadis itu.
Yang Prilly sukai, ternyata nissa orangnya seru. Tidak terlalu pendiam namun juga tidak urakan.
Berbeda dengan dirinya yang terkadang selalu diam dan tidak banyak bicara sejak....ya sejak saat itu.

Berteman dengan Nissa, Prilly berfikir akan membawa dampak bagus untuknya.

"Nis. Boleh tanya gak"
Prilly mendapat senyuman dan anggukan dari Nissa.

"Tanya aja. Gak usah ijin"

"Lo pekek hijab gimana sih rasanya?"

"Emmmzt...gimana yah. Susah sih ngejelasinnya"

"Yah...kok gitu"

"Yah intinya berhijab itu akan buat diri lo tenang. Bukan cuma dari luar tapi juga dari dalam"

"Maksud lo?"

"Gue juga sama seperti mereka yang udah berhijab pada umumnya. Suka ngerasa gerah, panas dan sedikit ribet awalnya. Tapi jauh dari itu lo bakal ngerasain ketenangan yang gak pernah lo dapetin saat lo gak pakek hijab"

"Gitu yah?"

"Kenapa? Lo juga pengen pakek hijab"
Prilly hanya tersenyum menanggapi.

"Tenang...gak usah dipaksain. Suatu saat kalo emang lo pengen pasti ada jalan. Yang penting lo niatnnya karna Allah bukan karna paksaan atau popularitas"

Sejuk rasanya mendengar penjelasan Nissa. Itu yang Prilly tanggap.

Keduanya terus berjalan sampai di koridor utama.
Prilly sih niatnya akan membawa Nissa kepada ketiga seniornya untuk pamer bahwa mulai saat ini dia telah memiliki teman baru, dan supaya mereka tidak terlalu menghawatirkan dirinya lagi.
Namun tiba-tiba langkah mereka terhenti ketika mendengar suara pukulan orang berkelahi.

Meskipun terhalang beberapa punggung anak yang melihatnya, Prilly dan Nissa masih bisa melihat anak yang saat ini sudah tersungkur dan sudah tidak berdaya lagi.

Namun beberapa saat kemudian anak itu dipaksa berdiri dengan ditarik kemaja bagian atasnya.

"Berapa kali gue harus bilang! Kenapa lo masuk ke ruangan gue tanpa ijin!"

"So_sorry Nat...gue tadi_"
Ringisan semua orang terdengar begitu anak itu kembali tersungkur karena sebuah pukulan telak di rahangnya.

Prilly yang melihat adegan itu terlonjak kaget. Bukan cuma dirinya tapi semua orang yang berkumpul disana perlahan mundur. Takut akan kemarahan dari anak pemilik kampus.

"Nis...ayo kita pergi???"
Prilly takut-takut menarik tangan teman barunya itu.

"Eh. Iya iya. Lo kenapa?"

"Gue gak mau liat kayak beginian"

"Lo gak pernah liat orang berantem"

Aduuuhh sering malah dulu.

"Ya pokoknya gue gak suka. Ayo buruan..??!''
Prilly menarik lengan Nissa tidak sabaran.

"Eh_iya iyaa..."
Langkah Nissa terseok-seok menyeimbangi langkah Prilly yang terburu-buru.

"HEH LO!!!"

Nissa tiba-tiba saja berhenti, reaksi alami saat ada seseorang yang memanggil disaat dirinya hendak pergi.
Iya dia berpikir ada seseorang yang berteriak bersamaan saat dirinya diajak kabur.

My Senior ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang