Alvin berlari-lari kecil menyusuri koridor rumah sakit.
Sama seperti dulu saat dirinya mengetahui salah satu dari sahabatnya kritis karena kecelakaan.
Tepatnya dua tahun yang lalu Alvin melewati jalan yang sama tempat dimana Ali dirawat.
Seperti dejavu, saat ini dia juga diliputi rasa khawatir mendengar Rendra kritis sehabis berkelahi tadi.Namun rasa khawatirnya tidak sebanding ketika Alvin menyambangi Ali dulu.
Meskipun kedua dari mereka adalah sahabatnya, namun rasa sayang Alvin kepada Ali lebih besar dibandingkan Rendra.Saat sampai ditempat Rendra dirawat, Alvin melihat semua anak buah Ali berada disana.
Semua terlihat tegang ketika Alvin datang.
Taka yang duduk dilantai langsung berdiri diikuti yang lainnya. Bayong yang sibuk dengan ponselnya langsung berhenti ketika mengetahui Alvin juga ada disana."Apa yang gak gue ketahui?"
Semua terdiam. Mungkin takut jika yang mereka sampaikan akan membuat kesalahan nantinya."JAWAB!!!"
Sunyi. Semua masih terdiam.
Mereka tidak berani jika Alvin sudah berteriak seperti ini.Merasa gerah karena tidak mendapat jawaban, Alvin menarik salah satu dari mereka.
"Katakan sama gue. Apa yang udah terjadi"
Suara Alvin mendesis bersamaaan dengan itu dia sudah mencengkram pakaian lelaki didepannya."So_sorry Vin. Tadi Rendra nyegat Nathan. Terus mereka brantem."
Mendengar nama Nathan, tanpa sadar tangan Alvin mengurai.
Jadi Rendra berkelahi dengan Nathan. Tapi kenapa?
Pertanyaan itu muncul begitu saja dibenak Alvin."Rendra ngajak anak-anak buat ikut dia ke kampus. Mereka juga gak tau mau ngapain. Mereka cuma disuruh nunggu dan gak boleh ikut campur waktu dia dan Nathan ribut.
Dan gue juga baru tau Vin"
Bayong menghampiri Alvin yang masih terdiam karena mendengar penjelasan itu."Terus gimana keadaan dia sekarang"
"Rendra gapapa kok. Dia cuma harus di operasi karena ada masalah sama tulang rusuknya."
Tiba-tiba Alvin mencengkram jaket Bayong dengan tangan kirinya.
"Apa lo bilang! Cuma. Di sampai di operasi lo bilang cuma! Otak lo dimana Yong!!!""Vin Vin...lo tenang dulu. Lo gak bisa kayak gini dan nyalahin siapapun dari kita.
Dan kita juga gak bisa nyalahin si Nathan. Karena Rendra yang mulai duluan Vin. Bahkan Nathan sendirian waktu Rendra ngajak ribut tu anak"
Taka mencoba menenangkan Alvin yang sulit terkontrol jika menyangkut semua sahabatnya."Taka benar bang. Lo tau sendiri kan gimana emosinya Rendra kalo berhadapan sama Ali dulu. Dan sekarang dia juga gitu sama Nathan yang notabennya mirip Ali"
Alvin terdiam. Dia bingung akan menyalahkan siapa dan siapa yang harus bertanggung jawab tentang semua yang menimpa sahabatnya.
Alvin juga berfikir bahwa Rendra yang telah memulai semuanya.
Karena Itu adalah sifatnya."Kalian semua boleh pulang. Biar gue yang jaga Rendra"
Alvin bersuara dengan nada pelan. Tidak seperti tadi saat dirinya masih tersulut emosi.
Sesuai instruksi Alvin, tanpa banyak bertanya mereka semua membubarkan diri.Beberapa saat kemudian Alvin melihat dokter Raka. Dokter yang sama saat Ali dulu masih di rawat.
"Alvin..." panggil dokter Raka.
"Aa_bang, gimana keadaan sahabat saya bang?"
"Kamu gak usah khawatir, dia sudah mulai membaik. Tulang rusuknya retak, tapi saya sama dokter lainnya sudah melakukan tindakan. Butuh waktu lama untuk dia bisa sembuh"
"Berapa lama bang?"
"Mungkin sebulan atau lebih"
Alvin hanya mengangguk menanggapi."Oh ya Vin. Ada yang ingin saya bicarakan. Mungkin kalau kamu sudah ada waktu saya tunggu di ruangan saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior Return
FanfictionSama namun berbeda. Squel dari My Senior My Love. Smnp, 01 september 2019. Peringkat ke #6 dari 155 cerita Alprill pada tanggal 3 september 2019 . Peringkat ke #4 dari 155 cerita Alprill pada tanggal 6 september 2019. Peringkat #1 dari 57 cerita ali...