Apa jadinya jika orang yang kamu harapkan mengharapkan orang yang tidak bisa diharapkan. Bahkan untuk kehadirannya saja adalah sesuatu yang mustahil.
Sakitnya seperti kehilangan seseorang yang belum sempat kita miliki. Iya, seperti itu.
***Nathan mengendap-ngendap seperti maling yang takut tertangkap basah.
Karena hari sudah larut malam, segala cara ia gunakan untuk masuk ke dalam rumah.Mencoba sepelan mungkin agar sang penjaga tidak menyadari akan kehadirannya.
Merasa sudah aman, Nathan melihat sekeliling untuk memastikan tidak ada siapapun yang dapat melihatnya. Dirinya takut ketahuan jika masih berkeliaran diluar rumah.Tunggu, tunggu. Itu bukan rumahnya.
Melainkan rumah Prilly.
Gadis yang sudah tiga hari ini menyiksa bathinnya. Meskipun secara tidak langsung, namun dia merasa bahwa sebagian hatinya telah diambil oleh gadis itu.Mengamati halaman sekitar, Nathan mencari-cari dimana kamar Prilly.
Tidak mungkin kan dia mencari satu persatu kamar dirumah itu lewat kaca jendela. Namun saat matanya menangkap sebuah kamar dengan lampu yang masih menyala. Entah mengapa Nathan sangat yakin bahwa itu adalah kamar seseorang yang ia cari.Senyum Nathan terbit kala melihat pohon mangga berukuran besar menjulang tinggi melewati kamar itu.
Tidak mau menunggu waktu lama, Nathan dengan mudahnya memanjat hingga sampai pada dahan yang langsung mengarah pada balkon kamar.
Berusaha tidak menimbulkan suara apapun, Nathan mendaratkan kakinya yang beralaskan converse putih di atas ubin.
Mengintip sekilas lewat celah kaca jendela.
Mencari keberadaan Prilly berada.
Karena merasa kurang puas, Nathan mencoba membuka jendela itu yang ternyata tidak terkunci.
Sungguh sebuah keberuntungan untuknya malam ini.Setelah ia rasa jendela terbuka sempurna, tiba-tiba saat ingin masuk kaki Nathan menyentuh pot bunga kesayangan Prilly.
Suara yang ditimbulkan tidak terlalu nyaring, namun efek dari suara itu sangat terdenger jelas disaat suasana sunyi seperti malam ini."Ssst, kenapa pakek acara nyangkut segala cobak"
Omelnya pada kaki yang masih tertinggal diluar jendela.Takut-takut Nathan melihat kedalam kamar, ternyata Prilly masih berbaring tanpa terganggu sedikitpun.
Ketika dirinya sampai didalam kamar, hal pertama yang Nathan lihat adalah banyaknya foto dirinya dalam berbagai gaya.
Mulai dari candid sampai yang foto rame-ramepun ada.
Tunggu, itu bukan dirinya. Melainkan orang yang mirip dengannya.Natham tersenyum miris, mengingat bahwa gadis yang disukainya tidak akan pernah bisa melupakan seseorang yang mungkin gadis itu sendiri tidak mau untuk melupakannya.
Nathan berjalan ke arah samping tempat tidur Prilly. Mengamati langsung wajah yang beberapa hari ini hampir membuatnya gila.
Jangankan melihat raut itu, mendapat kabarnya saja dia tidak bisa.
Sepertinya semua orang berusaha menutupi keberadaan Prilly, terutama darinya.
Saat Nathan menanyakan hal itu pada Royan maupun Alvin, semua kompak mengatakan bahwa Prilly tidak bisa ditemui kali ini.
Ya, mungkin itu cara mereka melindungi gadis itu.
Gadis yang sudah dianggap ratu dihati mereka, dan mungkin dihatinya juga."Gue kira gak bakalan bisa liat lo lagi"
Katanya, sambil melihat wajah Prilly yang tertidur pulas dengan lekat-lekat."Lo tau, gue hampir gila nyariin lo selama tiga hari"
Nathan berguman sangat pelan agar suaranya tidak terdengar.Nathan menggelengkan kepala sambil tersenyum.
"Tapi abang-abang lo tega banget gak ngasik tau gue"
Bisik Nathan lagi.Nathan menaikkan selimut biru bergambarkan tokoh kartun kesukaan Prilly sampai batas leher anak itu.
"Lo gak bakalan sendiri, gue bakalan selalu ada dibelakang lo"
Nathan kembali melihat wajah Prilly. Mencoba mengingat setiap senti lekukan raut wajah itu. Memasukkan ke dalam otak, dan tersimpan jelas disana sebagai visual dalam ingatannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior Return
FanfictionSama namun berbeda. Squel dari My Senior My Love. Smnp, 01 september 2019. Peringkat ke #6 dari 155 cerita Alprill pada tanggal 3 september 2019 . Peringkat ke #4 dari 155 cerita Alprill pada tanggal 6 september 2019. Peringkat #1 dari 57 cerita ali...