38

4.2K 319 3
                                    

1 bulan kemudian...

*****

Aku terbangun dari tidurku saat melihat jam menunjukkan pukul setengah 6 pagi. Kalian tahu hebatnya aku sekarang? Ya, aku bisa bangun pagi tanpa alarm lagi. Yeay!

Aku menuju kamar mandi untuk mencuci muka, setelah itu turun kebawah untuk sarapan. Semenjak tinggal di rumah, aku harus berangkat ke kampus lebih awal dari biasanya, pukul 7 lewat aku harus pergi karena jarak dari rumah sampai ke kampus sangat lah lama.

Aku turun dari anak tangga dan berjalan menuju meja makan. Terlihat Mama sedang memasak sarapan, di meja masih belum ada siapa-siapa.

"Pagi, Mama." Sapaku.

"Eh sayang, pagi juga. Tunggu ya, sebentar lagi sudah siap."

"Mama masak apa?"

"Mama buat sup Ayam karena Papa kamu mau sarapan Sup pagi ini." Mama berjalan membawa mangkuk lumayan besar yang berisikan Sup Ayam. Aku berjalan menuju dapur mengambil piring-piring, dan juga gelas.

Papa akhirnya datang dengan setelan jas seperti biasa.

"Pagi, Papa." Sapaku.

"Pagi juga sayang." Papa duduk di meja makan.

Kami sarapan dengan tenang, hanya Mama yang sedikit heboh. Sedikit.

Bukan Mama kalo tidak heboh.

"Bintang, bentar lagi kamu Ujian Akhir Semester kan?" Tanya Mama.

"Iya Ma, seminggu atau dua minggu lagi gitu."

"Mama mau minta tolong, pas kamu udah libur nanti kamu ke tempat Nenek di desa ya. Kasian lho, dia sakit dan katanya kangen sama Kamu." Kata Mama. Nenek yang ada di desa adalah Ibu dari Papa, berada di daerah Jawa. Kalau Ibu dari Mama sih masih sekitar Sumatra sini.

Aku mendengarkan saja, belum memberi persetujuan. Aku mau saja kalau ke desa ya sekedar liburan. Toh, di desa juga sangat indah karena banyak perkebunan teh, perkebunan buah-buahan dan juga bunga, dan juga sejuk.

Tapi, kalau aku kesana.. bagaimana aku dan Dave? Pasti dia merengek minta ikut.

"Kamu boleh juga ajak si ganteng Dave— eh maksudnya Dave si bule. Hehe.." Mama menatap Papa seperti meminta maaf.

Yang di balas tatapan datar Papa.

"Ya, nanti aku ngomong ke dia dulu deh. Bintang sih mau-mau aja."

Selesai sarapan, aku langsung naik keatas karena mau pergi ke kampus. Mandi, menyiapkan buku sesuai mata kuliah, dan tinggal berangkat bersama supir pribadi aku.

Supirnya Mama sih..

*****

Sesampainya di kampus aku berjalan menuju kelas. Banyak mahasiswa beralu lalang di sekitar Kampus. Di saat ingin menaiki anak tangga, suara dari belakang memanggilku, dia Stefan.

"Bintang!"

Stefan mendekatiku dan entah perasaan aku saja atau bukan, wajah Stefan sedikit kesal. Pipinya juga sedikit memerah.

"Kamu kenapa, Stef?" Tanyaku.

"Nanti aja aku cerita, aku lagi bad mood!" Ujar Stefan dengan nada kesal seperti anak kecil. Aku terkekeh pelan karena tingkahnya bak anak TK ngambek dan melanjutkan menuju kelas.

"Sudah selesai kelas, temenin aku ke kantin ya Bintang. Nanti aku ceritain." Pinta Stefan.

Ke kantin? Itu adalah tempat yang aku hindari. Mengapa? Karena disana pasti aku akan bertemu..

BINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang