Seperti biasa, di pagi hari aku bangun sedikit awal karena aku akan membuat sarapan. Nasi Goreng plus Telur Mata Sapi sepertinya oke. Aku menuju dapur untuk memulai masak.
Setelah selesai memasak, aku menaruh Nasi Goreng itu di mangkuk yang lumayan besar dan akan aku taruh di depan ruang tamu. Sekarang pukul 7 pagi, dan jadwal mata kuliahku pukul 9 pagi nanti.
Saat aku menuju ruang tamu, pintu kamar Bang Asa terbuka menampilkam wajahnya yang masih mengantuk—muka bantal.
"Bang, aku buat Nasi Goreng untuk sarapan." Kataku saat Bang Asa yang hendak melangkah menuju kamar mandi.
"Oh, elo dek. Makasih lho udah repot-repot buatin sarapan." Ujar Bang Asa yang tidak jadi ke kamar mandi, melainkan mendekatiku.
"Lo ada kuliah pagi dek?" Tanya Bang Asa.
"Nanti sih, setengah sembilan aku berangkat. Kalo Abang?"
"Pukul delapan nanti mata kuliahnya, Abang mandi dulu ya. Nanti Abang sarapan sesudah mandi." Ujar Bang Asa dan melangkah menuju kamar mandi.
Huh, terdengar jahatkah aku kalau ingin membuat Bang Asa belok—gay? Tapi aku ingin Bang Asa menjadi kekasihku. Terdengar egois sih, tapi sudahlah. Hanya waktu yang bisa menentukan.
Tak lama kemudian pintu kamar Kak Nathan terbuka dan muncul lah Kak Nathan dengan wajah khas bangun tidur.
"Bintang, kamu buat sarapan ya? Kecium lho sampai kamar hehe.." Ujar Kak Nathan mendekatiku.
"Iya, seperti biasa."
Kak Nathan mendekatiku, tak lama kemudian Bang Aldi juga keluar dengan wajah masih mengantuk. Aku mengambil Nasi Goreng terlebih dahulu dan juga telur mata sapi yang aku goreng 4.
"Makasih banyak ya Dek." Ujar Bang Aldi setelah Kak Nathan mengambilkan nasi goreng untuk Bang Aldi.
Mataku tak sengaja melihat bagian leher Kak Nathan, ada beberapa tanda merah dibagian lehernya. Haha, tak perlu bertanya pun aku sudah tahu apa yang mereka lakukan.
"Tumben Bang Aldi belum siap-siap kerja? Biasanya jam gini udah rapi." Tanyaku heran, biasanya Bang Aldi pergi pukul 7 pagi dan sekarang sudah lewat.
"Hari ini Abang libur, beruntungnya Nathan juga libur. Rencananya pukul 9 nanti kami mau jalan ke suatu tempat." Kata Bang Aldi menatap Kak Nathan sambil memainkan kedua alisnya.
"Ciee... enak banget sih." Godaku, Kak Nathan hanya diam tetapi bisa kulihat wajahnya yang memerah.
Bang Asa datang selesai mandi, yang hanya menggunakan handuk menutupi daerah kemaluannya dan juga rambutnya yang basah dengan air menetes dibagian tubuhnya.
Damn, aku melihat tubuh sempurna milik Bang Asa lagi. Rasanya benar-benar tidak ingin berhenti melihatnya.
"Yah.. udah pada duluan aja nih." Ujar Bang Asa dengan nada dibuat merajuk.
"Kelamaan lo nya sih." Kata Bang Aldi.
Bang Asa mendekatiku dan duduk disampingku. Aku bisa mencium aroma sabun pada tubuh Bang Asa, benar-benar memabukkan.
Bang Asa mengambil piring yang memang sudah aku isi dengan Nasi Goreng. Apa Bang Asa mau makan dengan keadaan seperti ini?
"Bang, pake baju dulu." Perintahku, Bang Asa menggeleng dan menyuapkan nasi goreng itu dimulutnya.
"Nanti aja, Abang laper nih."
"Gak-gak, ganti baju dulu. Cepet." Aku mengambil alihkan piring Nasi Goreng Bang Asa. Bang Asa hanya cemberut tetapi menurut.

KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG [END]
Teen Fiction'Persis seperti nama kita, Bintang dan Angkasa. Kita berada di tempat yang sama, namun tidak untuk bersatu.' (Adegan 18+) Upload: 1 Jul, 2019 -Kiki