Sekarang hari Senin dan waktunya aku pergi ke kampus. Aku sudah pulang ke kosanku, jam menunjukkan pukul delapan lewat Pagi dan aku akan berangkat kekampus menggunakan ojek online. Jika kalian berpikir aku pergi bersama Dave, jawabannya adalah tidak. Dave memiliki mata kuliah lebih awal daripada aku karena yang aku tahu pelajaran anak teknik begitu banyak jadi ia pergi lebih awal mungkin sekitaran pukul setengah delapan Pagi, beda seperti anak ekonomi memulai mata kuliah pada jam setengah sembilan Pagi.
Aku keluar dari kamarku dan tidak lupa menguncinya, secara bersamaan Kak Nathan keluar dari kamarnya.
"Eh, Bintang! Mau berangkat kampus juga?" Tanya Kak Nathan.
"Iya Kak. Kakak kelas pagi? Tumben?" Tanyaku heran. Iya, yang aku tahu Kak Nathan itu ambil kelas siang bukan pagi.
"Iya, dosennya nyuruh kelas pagi. Katanya siang nanti ada pertemuan-pertemuan gitu. Gak tahu juga." Ujar Kak Nathan, aku hanya mengangguk mengiyakan.
"Ya sudah aku duluan ya! Ojeknya ada didepan. Bye Bintang!" Kak Nathan melambaikan tangannya dan keluar dari kosan.
"Bye Putra, aku duluan ya!" Pamit Kak Nathan kepada Bang Asa.
Aku keluar dan benar saja ternyata Bang Asa lagi memasang sepatunya. Sepertinya dia mau pergi ke kampus juga.
"Bang Asa? Mau berangkat kampus?" Tanyaku.
"Eh Bintang, iya dek mau ke kampus."
Aku mengangguk dan duduk disamping Bang Asa. Bisa aku cium aroma parfum Bang Asa yang sangat menenangkan.
"Kenapa lo duduk?" Tanya Bang Asa.
"Eh, ini aku mau pesen ojek online Bang." Gara-gara terlalu keenakan mencium wangi parfum Bang Asa sampai lupa tujuan awal. Aku mengeluarkan handphoneku dan membuka aplikasi khusus ojek online.
"Bareng gue aja." Ajak Bang Asa buat aku menoleh kearah Bang Asa.
"Beneran?"
"Tapi boong," Bang Asa tertawa dan aku memasang wajah kesal. Padahal aku senang saat Bang Asa mengajakku, tapi hmm..
"Ya gak lah dek, ayok berangkat sekarang." Bang Asa bangkit dan mendekati motornya.
"Makasih lho Bang. Btw, helm aku gimana?" Aku lupa jika aku tidak memiliki helm.
"Oh, tunggu bentar.." Bang Asa masuk ke dalam kosan dan keluar lagi dan membawa helm pink bergambar Hello Kitty.
Hello Kitty? Pink?
"Nih." Bang Asa memberi helm itu kepadaku. Aku menatap horor helm pink ini. Yang benar saja aku harus menggunakan helm seperti ini.
"Abang gak ada helm lain?" Tanyaku.
"Ya, itulah helm gue punya. Ya, gak apa-apa lah. Yuk naik."
Aku cemberut tetapi tetap makai helm itu. Ah, aku harus menggunakan masker biar tidak malu saat di perjalanan. Ya lucu sekali pria seperti aku menggunakan helm pink bergambar Hello Kitty.
"Aduh dek, gak usah malu kenapa? Jujur lo jadi unyu imut-imut gimana gitu pake helm pink." Entah itu pujian atau ejekkan dari Bang Asa, ia hanya memainkan kedua alisnya seperti menggodaku. Langsung saja aku mencubit pinggang Bang Asa, ia hanya meringis mengelus pinggangnya.
"Berisik! Ayo berangkat sekarang!"
"Idih, ini motor siapa sih?"
"Ya udah gak jadi, aku naik ojek online aja." Pagi-pagi ini aku sudah dibuat kesal oleh Bang Asa. Menyebalkan!
"Aduh duh.. ngambek aja si unyu-unyu," Ujar Bang Asa sambil mecubit pipiku pelan, langsung saja aku menepis tangannya itu.
"Becanda doang atuh dek, ya udah ayok berangkat sekarang. Nanti telat." Ujar Bang Asa dan menghidupkan motornya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG [END]
Fiksi Remaja'Persis seperti nama kita, Bintang dan Angkasa. Kita berada di tempat yang sama, namun tidak untuk bersatu.' (Adegan 18+) Upload: 1 Jul, 2019 -Kiki