23

4.2K 311 2
                                    

Aku dan Bang Asa tengah dalam perjalanan yang entah kemana. Aku belum bertanya kepada Bang Asa kemana ia akan pergi, tapi sudahlah aku hanya mengikutinya saja.

Mataku menangkap sebuah toko helm. Disaat itu juga aku teringat tujuanku untuk membeli helm.

"Bang, Bang, stop disitu." Ujarku menepuk pundak Bang Asa.

Bang Asa secara tiba-tiba nge-rem mendadak dan seketika tubuh dan wajahku menabrak tubuh belakang Bang Asa. Sumpah, wajahku sakit sekali karena aku masih menggunakan helm.

"Aduh Abang! Sakit nih." Aku membuka helmku dan mengelus pipi dan hidungku yang terasa sakit.

"Lo sih main berenti dadakan, gue kaget jadinya."

Aku merengut kesal dan turun dari motor ninja milik Bang Asa. Saat aku mau melangkah ke toko helm, tanganku ditahan oleh Bang Asa.

"Mau kemana? Aduh, ngambek aja lo dek." Ah, ngambek? Siapa juga yang ngambek.

"Siapa juga yang ngambek. Itu lihat! Ada toko helm. Kan aku udah bilang kalo ketemu toko yang jual helm aku mau beli."

Bang Asa tertawa dan aku menatapnya datar. Setahuku tidak ada yang lucu.

"Aduh dek, gue cuma becanda doang kok. Lo nggak unyu-unyu, beneran."

"Biarpun aku unyu sekalipun, aku tetep mau beli! Itu helm aneh." Jawabku. "Bang Asa mau tunggu disini apa mau ikut masuk?"

"Ikut aja deh."

Bang Asa memarkirkan motornya didepan toko helm tersebut dan kami masuk bersama. Aku melihat dan mencari helm yang cocok untukku dan yang aku suka pastinya. Semua helm disini lengkap, baik untuk anak kecil sampai dewasa, ada yang terlihat lucu dan imut dan juga keren. Aku menangkap satu helm berwarna biru dongker dengan campuran hitam dan terdapat tanda Bintang putih dibagian belakang helm itu. Ya, ini yang aku suka.

"Bang, ini keren gak?" Tanyaku meminta pendapat kepada Bang Asa.

"Keren. Warnanya juga gak mencolok banget, sesuai dengan nama lo. Bintang."

Aku tersenyum saat mendengar penjelasan Bang Asa, dan aku memilih helm ini.

"Kenapa gak yang ini?" Tanya Bang Asa.

Aku menoleh dan melihat Bang Asa memegang helm anak kecil berwarna pink dengan gambar,

Barbie.

Aku menatap datar Bang Asa. Bang Asa sangat suka jahilin aku.

"Kalo Abang mau pake yang itu, beli aja. Nanti aku yang bayar deh." Gantian aku menjahilinya.

"Iya gak apa-apa, biar kelihatan unyu kayak lo." Aku kesal dan mencubit lengan Bang Asa.

"Aduh aduh, ampun dek. Iya maaf-maaf."

Aku melepas cubitanku dan menuju kasir, setelah membayar sesuai harga helm tersebut aku dan Bang Asa keluar dari toko itu. Hahaha, bye-bye helm sialan.

"Bang Asa, kita mau kemana sih?" Tanyaku.

"Ke Mall sebentar yuk, kita ke Time Zone disana. Udah lama gak main."

"Aduh, badan aja gede tapi mainannya anak kecil." Ujarku mencibir, seketika aku merasa sakit di pipiku karena Bang Asa mencubitnya.

"Aduh Abang, sakit! Lepasin gak!" Aku menarik tangan Bang Asa agar ia melepaskan cubitannya.

"Jadi orang cerewet banget."

"Cerewet teriak cerewet, siapa dari tadi ngejahilin aku terus?" Aku mengusap pipiku akibat cubitan Bang Asa.

"Iya-iya terserah. Ayok naik." Bang Asa menyuruhku naik dan kamipun pergi kemall yang akan kami kunjung.

BINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang