Special Chapter: 1

4.9K 246 2
                                    

Dave POV

Ini adalah cerita gue, dimana gue bisa menyukai-mencintai seorang Bintang. Terserah jika kalian menganggap gue aneh atau menjijikan, karena ini perasaan alami yang gue rasakan. Gue juga tidak tertarik dengan namanya wanita, kecuali Mama gue.

Awal mulanya gue harus datang di acara ulang tahun sepupu, Tyara yang menurut gue gak banget. Gue paling anti untuk ikut acara-acara seperti ini. Dengan pakaian kemeja putih dan celana jeans yang sengaja disobek bagian dengkul, gue turun dari motor Sport hitam hadiah dari Papa dan berjalan memasuki rumah Tyara.

Pukul 19:10 Malam, dan para tamu sudah terlihat ramai. Acara diadakan dibelakang rumah Tyara, tepatnya di taman belakang rumah. Gue berdiri tak jauh dari Tyara yang berhadapan dengan kue ulang tahun sangat besar dan tinggi. Setelah acara tiup lilin dan potong kue selesai, semua para tamu dipersilahkan memakan makanan yang sudah ada.

"Happy Birthday, Ra. Semoga panjang umur dan gak manja lagi." Ujar gue memberi selamat kepada Tyara. Tak lupa bercipika-cipiki ala Tyara.

"Do'a lo ngeselin, but thanks ya." Ujar Tyara dengan raut wajah sumringah. Beda banget yang lagi ultah.

Gue melihat sekeliling, seperti acara pada biasanya. Semua orang sedang menikmati Live music yang tengah tampil. Tetapi mata gue terfokus pada satu pria yang menurut gue sangat manis dan juga tampan dalam bersamaan. Ia terlihat seperti orang ling-lung, ia juga berdiri sendirian di pinggir kolam renang.

Gue benar-benar mengangumi pria itu, gue memang gay tetapi bukan berarti gue mudah jatuh hati pada seseorang. Bahkan orang yang melihat gue sudah bergidik ngeri karena style gue seperti preman. Ya, gue memang cuek penampilan karena menurut gue untuk apa, itu tidak penting.

Pria itu memiliki wajah seperti orang Korea, ditambah dengan cahaya lilin yang memantul di permukaan wajahnya yang sangat putih bersih itu. Damn, gue benar jatuh cinta dengan pria itu.

"Woi, ngapain lo bengong kayak gitu? Lihat apa sih?" Suara Tyara mengagetkan gue, dengan kesal gue menoyor kepalanya itu. Senang sekali menganggu kenikmatan orang.

"Ganggu aja lo. Gue gak lihat apa-apa juga." Sergah gue. tengsin dong kalau gue jujur.

"Lo lagi lihat Bintang kan?" Ujar Tyara yang buat gue bingung.

"Kalo gue lihat Bintang yang pasti gue dongak ke atas langit, bukan ke depan. Bodoh!"

"Ck! Lo yang bodoh! Maksud gue, lo lagi lihatin anak itu kan? Itu sahabat SMA gue, namanya Bintang." Tunjuk Tyara pada Pria yang sedari tadi gue tatap.

Oh, ternyata namanya Bintang. Nama yang manis dan bagus, seperti orangnya.

"Kalo lo mau kenalan, gih deketin." Ujar Tyara.

Tanpa banyak bicara, gue mendekati pria itu-Bintang. Si Bintang sepertinya sadar jika gue sedang memperhatikannya. Dan disinilah gue, berhadapan dengan Bintang yang manis, yang terlihat bingung karena kehadiran gue.

"Hai, sendirian aja?" Ujar gue berbasa-basi.

Bintang melihat gue dengan intens, ia melihat dari ujung kepala sampai ujung kaki. Gue mengernyit, apa gue terlihat aneh? Oh tentu, pasti Bintang mengira kalau gue itu preman.

"I-iya.." Jawabnya dengan nada seperti takut.

Astaga! Suaranya yang kecil itu terdengar sangat imut dan lucu. Tuhan sangat baik telah menyisahkan mahkluk sepertinya.

"Kenalin gue Dave, nama lo Bintang kan?" Tanya gue sambil menyodorkan tangan tanda bersalaman. Ia melirik tangan gue tetapi tidak membalas jabatan tangan gue.

BINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang