34

3.6K 283 4
                                    

Author POV

Di kampus, tepatnya di kantin. Angkasa dan teman-temannya sedang berkumpul sambil makan siang. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 12 dan Angkasa dan teman-temannya tidak ada mata kuliah.

Seperti biasa, jika para pria berkumpul pasti membahas seuatu yang tidak penting.

Angkasa melihat seseorang yang datang menuju kantin dan duduk yang tidak jauh dari mejanya. Itu adalah Chelsea bersama kedua temannya.

"Ehem, makan neng?" Tanya Angkasa menggoda Chelsea.

Chelsea menoleh dan melihat wajah tampan yang akhir-akhir ini selalu mendekatinya. Terlihat wajah tersipunya saat menatap wajah Angkasa.

"Iya nih. Laper." Ujar Chelsea.

Angkasa berdiri untuk berbicara sebentar kepada Chelsea.

"Lo nanti malem ada waktu gak?"

"Nggak sih, gue di rumah aja. Kenapa?" Tanya Chelsea sambil menatap Angkasa.

"Hari ini gue manggung di cafe Teen. Gue mau lo dateng ya kesana, ada sesuatu yang mau gue omongin." Kata Angkasa sambil tersenyum.

Tentu Chelsea tahu masuk Angkasa mengajaknya ke sebuah cafe. Chelsea mengangguk mengiyakan.

"Oke, see you.."

Angkasa kembali duduk dan bergabung bersama teman-temannya.

"Guys, sebelum manggung nanti gue minta tolong lo-lo pada dateng sedikit lebih awal ya. Gue minta tolong." Ujar Angkasa menatap temannya satu persatu.

"Buat?" Tanya Rizal. Teman satu kelas Angkasa.

"Gue mau kasih surprise untuk cewek sebelah itu noh." Ujar Angkasa menunjuk Chelsea dengan dagunya.

"Hmmm, bau-bau mau nembak orang nih." Ujar Dido dengan nada mengejek.

"Lihat aja nanti."

*****

Angkasa pulang sebentar untuk sekedar membersihkan diri. Ia juga membeli satu Bucket Bunga untuk kejutan Chelsea nanti.

Semenjak kehadiran Angkasa di pesta milik Chelsea tempo hari, Angkasa semakin gencar untuk mendekati Chelsea. Wanita secantik Chelsea pasti banyak yang menyukainya, maka dari itu Angkasa ingin gerak cepat agar ia tidak gagal mendapatkan Chelsea.

Angkasa keluar kamar dan ia merasa tidak-tidak sabar. Tetapi sebelumnya ia akan kerumah Rizal untuk menjemput anak itu karena saat dijalan tadi motor miliknya mogok.

Angkasa menjemput Rizal yang sudah berdiri depan rumahnya, mereka menuju cafe untuk mereka manggung.

Setelah sampai di cafe, Angkasa dan teman-temannya sedikit berunding masalah lagu yang cocok untuk ia persembahkan untuk Chelsea. Juga menata tempat itu menjadi lebih bagus dengan lilin juga balon gas transparan disekeliling cafe.

Pukul setengah 7 malam, Dave sudah puas dengan semuanya. Saat ia ingin duduk sekedar beristirahat, ia melupakan benda yanh akan ia berikan untuk Chelsea.

Bucket Bunga!

Angkasa merutuki dirinya sendiri yang pelupa. Pikirannya teringat oleh Bintang yang ada di kosan, buru-buru ia Line Bintang untuk meminta tolong agar ia datang kesini membawa bunga miliknya.

"Hai."

Angkasa menoleh dan terpampang wajah cantik Chelsea.

"Oh hai! Udah dateng aja." Kata Angkasa sedikit kaget.

"Hehe iya nih, Btw gue boleh gak nyanyi di panggung?" Tanya Chelsea.

"Tentu boleh dong. Silahkan princess." Goda Angkasa membuat Chelsea malu.

Chelsea sudah berdiri di atas panggung, ia bernyanyi lagu Indonesia yang sangat bagus. Chelsea memang bisa bernyanyi, dan itu membuat Angkasa kagum.

Beberapa saat kemudian, Bintang datang dengan pakaian santai ala rumahan. Angkasa pun sedikit heran, Bintang berpakaian sederhana seperti ini saja terlihat sangat manis juga tampan.

Sejak kapan Angkasa suka memuji orang?

Setelah mengambil apa yang ia dapatkan, Angkasa menyuruh Bintang duduk. Wajah Bintang yang penasaran sangat menggemaskan.

Angkasa berdiri di atas panggung dan memulai aksinya. Bernyanyi lagu untuk Chelsea dan akan memberikan kejutan untuknya.

Setelah selesai, Angkasa turun dari panggung dan mendekati Chelsea yang tidak jauh dari panggung itu.

"Maukah kamu jadi pacarku?" Tanya Angkasa yang sudah bertekuk lutut dihadapan Chelsea. Walaupun terdengar alay, tetapi Angkasa tidak peduli.

"Ya, aku mau."

Angkasa yang mendengarnya sangat bahagia, ia bahkan memeluk tubuh Chelsea. Tepukkan meriah terdengar di setiap sudut cafe. Semua melihatnya.

Terutama Bintang.

Angkasa bahkan melupakan keberadaan Bintang setelah ia merasa bahagia. Ya, bahagia telah menjadi kekasih Chelsea.

*****

Bintang POV

Aku memesan taksi karena tidak mungkin aku menggunakan Ojek dan harus dingin-dinginan dengan keadaan basah.

Di dalam mobil taksi aku menangis dalam diam. Hatiku benar-benar sakit saat orang yang kamu cintai telah menjadi milik orang lain.

Tapi, ini juga bukan salah Bang Asa. Aku yang terlalu memaksa keadaan agar aku bisa mendapatkan Bang Asa. Ini akibat dari semuanya.

Aku sudah sampai di kosan dan mendapati mobil Bang Aldi terparkir depan kosan. Aku masuk menuju kamarku, karena aku harus mandi. Saat keluar, Kak Nathan datang dari arah dapur membawa air minum.

"Bintang? Kenapa kamu?" Tanya Kak Nathan panik.

"Nggak apa-apa Kak." Jawabku lesu.

"Ya udah kamu mandi dulu, sudah itu cerita ya! Harus!" Paksa Kak Nathan, aku hanya mengangguk.

Di dalam kamar mandi aku mandi dengan cepat karena hari ini sangat dingin. Setelah selesai aku menggunakan pakaianku dan menuju kamar, Kak Nathan lagi duduk disofa ruang tamu. Ternyata Kak menungguku.

Aku pun duduk disamping Kak Nathan yang terlihat tengah menatapku.

"Ceritain." Kata Kak Nathan singkat.

"T-tadi aku abis nganterin Bucket Bunga punya Bang Asa yang ketinggalan, aku ke cafe yang ternyata Bang Asa mau kasih surprise. Bang Asa nembak orang yang dia sukai." Kataku pelan sambil menahan air mataku agar tidak terjatuh.

"Beneran? Ya ampun, Bintang kamu yang sabar." Kak Nathan mengusap pundakku memberi semangat.

"Lagian aku juga sadar Kak, orang kayak Bang Asa gak mungkin cinta sama aku. Yang jelas-jelas cowok, sama kayak Bang Asa." Aku mengusap pipiku karena air mataku menetes. Huh..

"Ya sudah, mungkin belum jodoh kamu. Udah ah jangan nangis, orang kayak kamu mah pasti banyak yang suka. Temen deket kamu aja bisa cinta sama kamu, Dave. Iya kan?"

Aku jadi teringat saat Dave menyatakan cinta pas sore tadi. Aki tadi menolaknya, dan aku menyaksikan Bang Asa menyatakan cinta kepada Chelsea.

Apa itu karma karena aku sudah menyia-nyiakan orang yang sudah peduli denganku?

"Bin, Bintang?" Aku menoleh saat aku tengah melamun.

"Eh iya Kak?" Kataku.

"Kamu melamun?"

"Eh, maaf Kak. Aku masuk kamar dulu ya Kak, capek banget." Kataku berpura-pura menguap.

"Oh oke deh. Kamu yang sabar ya, jangan galau terus."

Aku tersenyum dan mengangguk. Aku masuk kedalam kamar memikirkan kejadian hari ini.

Hari ini benar-benar membuatku kaget dan sangat sedih untukku. Sebaiknya aku tidur dan tidak memikirkan kejadian hari ini. Membuatku sakit kepala.

TBC...

BINTANG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang