Panggil aku Ran😳
Happy reading 😊
***
"Al?"
Alvaro mendongak menatap orang yang memanggil namanya. Ia nampak sedikit terkejut melihat perempuan dengan dress merah selutut berdiri dihadapannya. Wajahnya nampak cantik karena polesan makeup tebal, kaki jenjangnya dibalut high heels hitam, menatap Alvaro dengan senyuman cerahnya.
Diana yang ikut memperhatikan wanita itu seketika menelan Saliva nya kasar.
'Buset nih perempuan, pasti dari ubun-ubun sampe mata kaki merk semua itu. Udah kaya mall berjalan' ucapnya dalam hati."Alvaro kamu ngapain disini?" tanya perempuan itu.
Alvaro sudah menormalkan ekspresinya dan kembali ke wajah datarnya..
"Makan," jawabnya dingin, ia kembali mengalihkan perhatiannya ke arah layar pipih miliknya, menghiraukan perempuan yang masih berdiri disampingnya yang nampak kesal karena diacuhkan oleh Alvaro.
"Al, aku baru pulang dari LA. Aku kangen banget sama kamu Al," seru perempuan itu dengan nada manja, ia menarik kursi dan tanpa diminta duduk di samping Alvaro sambil memeluk lengan pria itu manja.
"Uhuk uhuk ngikk." Alvaro mengalihkan pandangnya kearah Diana yang terbatuk-batuk dengan suara aneh
Diana menyengir,"Tenggorakan saya gatel, pak."
"Diana, kenalkan dia Cherry. Cherry dia Diana," ucap Alvaro menatap bergantian keduanya.
Cherry menatap tajam Diana, ia mengamati Diana dari ujung rambut sampai kearah bawah. Sudut bibirnya terangkat, bukan senyum manis yang Cherry berikan namun sinis dan merendahkan.
Diana mengulurkan lengannya kearah Cherry,"Kenalin mbak. Nama saya Diana."
Cherry nampak mendecih, ia tak sudi membalas uluran tangan Diana takut ada bakteri yang menempel ditangannya.
"Tangan lo bersih ngga? bakteri semua pasti isinya iwuh."
"Tangan saya bersih mbak, udah saya cuci pakai air kembang 10 rupa dan tak lupa alunan lagu lengser wengi saya senandung kan pas cuci tangan saya ini," jawab Diana agak kesal. Ia menarik menarik tangannya kembali.
Alvaro nampak tersenyum tipis saat mendengar jawaban yang begitu aneh dari Diana.
Cherry memutar bola matanya malas, ia mengalihkan pandangannya kearah Alvaro.
"Al, aku kangen sama kamu. Kenapa kamu ngga bales pesan dari aku sih!"
"Saya dan kamu tidak ada hubungan apa-apa lagi Cher," jawab Alvaro sambil berusaha melepaskan tangan Cherry dengan sedikit susah.
"Kok kamu gitu. Al, Aku masih pacar kamu. Kamu masih marah soal kejadian itu? Kamu cuman salah paham dia itu--"
"Dia itu selingkuhan kamu kan? Cih." Alvaro berhasil melepaskan tangan Cherry darinya. Sedangkan perempuan itu hanya diam.
Diana yang tidak peduli sama sekali dengan adegan didepannya lebih memilih mengisi perutnya dengan pesanan yang baru saja diantarkan pramusaji.
'Bodoamat peduli amat gue sama mereka, mending makan. Anggap aja odel-ondel sama tembok yang bisa ngomong!,' Diana mengangguk setuju atas pemikirannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Produser Love (COMPLETE)
General Fiction#Bagaskara1 Rasa sakit terkhianati oleh orang yang berarti di dalam hidupnya. Membuat dia berfikir tidak akan pernah lagi mengenal cinta. Menutup semua perasaan yang mencoba masuk kedalam hatinya, hingga membuat hatinya tak ingin ada yang mengisiny...