CPL 21

12.3K 797 16
                                    

Hai ketemu lagi kita

Hai ketemu lagi kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading^^

***

"Jadilah kekasih saya, Diana!"

Diana terdiam seketika dengan mata melotot, terkejut mendengar ungkapan dari Alvaro.

Berkedip cepat, ia melihat kearah manik mata Alvaro, meneliti apakah ada kebohongan atau tidak. Dan memang matanya mengungkapkan keseriusan yang ada.

"Pak ma-maksud pa-pak Al apa? saya tidak mengerti!" ujar Diana segera melepaskan tangannya yang sedari tadi digengam erat.

Alvaro menatap Diana yang melepaskan genggaman tangannya, perempuan itu  memalingkan wajah. Alvaro serius  dengan perkataannya itu, tentu saja ia berpikir matang-matang dan telah beberapa hari menimang perasaannya kepada Diana. Alvaro yakin rasa cintanya sudah cukup kuat untuk Diana.

"Saya ingin kamu menjadi kekasih saya, Savanna!" balasnya sambil menyisihkan rambut coklatnya. Sedikit rasa kesal saat melihat respon Diana.

Diana melihat Alvaro dengan dengan alis mengkerut. "Saya kan tidak suka sama bapak, bagaimana saya bisa menjadi pacar bapak. Lagi pula ..." jedanya sedikit menggantung,

"---selama ini kan pak Al selalu cuek kepada saya! kenapa pak Al tiba-tiba bilang suka sama saya!" lanjutnya.

Diana hendak melangkah pergi dari tempat itu, namun tangannya ditahan oleh Alvaro.

"Mau kemana kamu? Saya belum selesai bicara!" Alvaro sedikit meremas kencang pergelangan tangan Diana.

"Pulang pak! Tiba-tiba kepala saya pusing," jawab Diana bohong.

Sebenarnya ia menghindari arah bicara Alvaro yang sudah terlalu jauh.

Alvaro menghela nafas,
"Saya antarkan."

"Tidak usah, pak. Saya bisa naik taksi!"

"Diam! tidak ada bantahan, ini sudah malam, saya akan mengantar kamu."

Diana dengan pasrah mengikuti tarikan Alvaro. Memang benar hari sudah larut malam dan lagipula Diana tidak tau apakah ada taksi dikawasan itu.

***

Alvaro melihat kearah gadis yang tertidur disampingnya. Terlihat wajahnya tertutup helaian rambut hitamnya.

Ia memperhatikan Diana saat ia sudah sampai di gerbang kosan perempuan itu. Bisa dihitung lebih dari sepuluh menit yang lalu.

Dengan keberaniannya, Alvaro mendekati Diana, diselipkan helaian surai itu dibelakang telinga. Memperhatikan wajah manis Diana dari dekat, Alvaro mengangkat tangannya untuk mengusap pipi Diana.

Cold Produser Love (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang