Happy reading:)
***
"Masuk!"
"Selamat siang pak." Alvaro mendongak menatap salah satu bawahannya.
"Siang. Oki, berkas yang saya minta sudah selesai?"
Oki mengangguk dan menyerahkan map berisi berkas yang diminta Alvaro. "Ini pak, semua sudah selesai. Pengisi acara sudah dapat, begitupun bintang tamu, tinggal pak Alvaro tanda tanggani saja."
"Apa sudah dipersetujui manager mereka?" tanya Alvaro sambil membolak-balikkan berkas.
"Sudah, pak. Manager artisnya sudah tanda tangan kontrak."
Alvaro mengangguk."Baiklah, kamu boleh pergi."
Oki menerima berkas yang sudah ditanda tangani Alvaro. Ia berniat keluar dari ruangan Alvaro namun suara Alvaro menghentikannya.
"Tunggu!"
"Iya, Pak?"
Alvaro berdehem sejenak dan menatap Oki dengan tatapan datarnya.
"Tim kreatif, Diana dan Rizky apa sudah kembali ketempat dekorasi?""Sepertinya belum pak, mereka masih diluar," jawab Oki.
"Hm, kamu boleh pergi." Oki membungkuk hormat dan keluar dari ruangan Alvaro.
Setelah Oki keluar dari ruangannya. Alvaro mendengus kesal, ia segera berdiri dan keluar dari ruangannya entah kemana.
***
Setelah mendengar bahwa Alvaro hanya memberikan Diana dan Rizky setengah jam untuk makan siang. Maka disinilah mereka berada, salah satu rumah makan yang tak jauh dari kantor mereka.
"Na, cepetan makannya. Entar pak Alvaro marah sama kita," ujar Rizky yang sudah menyelesaikan makannya. Sedangkan Diana tampak santai-santai saja.
"Nggak bisa buru-buru gue Ky. Makan tuh ikut sunah Rasul, jadi kunyahnya harus bener-bener biar berkah," balas Diana sambil memasukan nasi kedalam mulutnya hingga mulutnya menggembung.
"Ck, lo mah. Kalo kaya gini lo yang harus traktir gue, sesuai perjanjian!"
"Hok gotuh?" Diana menatap Rizky sedih dengan mulut penuhnya.
Rizky berdecak saat melihat wajah sedih Diana,"Mukanya biasa aja dong, kan nggak tega gue nya. Yaudah gue yang bayar tapi cepetan makanannya."
Diana tertawa lalu mengangguk menyelesaikan makan siangnya.
"Udah Ky. yok balik," ucap Diana setelah selesai dengan makanannya dan sekarang sedang meminum lemon teanya.
"Lo tunggu disini, gue mau bayar dulu!" Rizky berdiri tersenyum sambil mengelus surai hitam Diana. Kemudian segera berjalan menuju kasir untuk membayar makanan mereka.
Sambil menunggu Rizky, Diana memainkan ponselnya untuk mendownload beberapa lagu terbaru.
Saat ia sedang asik dengan ponselnya seseorang datang dan duduk persisi dihadapannya.
"Udah Ky? Cepet amat perasaan ..." Diana mendongak dan seketika terlonjak kaget saat mengetahui dia bukan berbicara pada Rizky.
"Pak Al? Ngapain disini?" tanya Diana heran berusaha menenangkan keterkejutannya.
Diana melirik kanan dan kiri rumah makan tersebut siapa tau Alvaro tidak sendirian.
"Kamu nyari apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Produser Love (COMPLETE)
General Fiction#Bagaskara1 Rasa sakit terkhianati oleh orang yang berarti di dalam hidupnya. Membuat dia berfikir tidak akan pernah lagi mengenal cinta. Menutup semua perasaan yang mencoba masuk kedalam hatinya, hingga membuat hatinya tak ingin ada yang mengisiny...