***
"Assalamualaikum." Alvaro memasuki mension rumah orang tuanya.
Alvaro sebenarnya tidak tinggal bersama orang tuannya lagi. Ia memiliki apartemen yang tak jauh dari kantornya. Namun sesekali Alvaro datang Mension keluarganya untuk menginap.
"Waalaikumsalam, Al tumben banget kesini siang-siang." Seorang wanita paruh baya keluar dari arah dapur dan menghampiri Alvaro.
Alvaro menyalami wanita tersebut."Ada urusan sama Papa, Ma."
Maya- ibu Alvaro mengangguk.
"Kamu mau kekantor lagi, sayang?" tanyanya."Iya Ma, aku mau kek-" Alvaro mengerjap. Ia baru ingat sekarang.
'Oh shit! gue lupa!' Alvaro mengumpat dalam hati.
Bagaimana ia bisa melupakan Diana direstoran dan ia bahkan belum sempat membayar makanannya.
Bagaimana nasib gadis itu.
"Alvaro kamu kenapa, Nak. Kok diam?" Maya memegang bahu anaknya yang lebih tinggi darinya.
Alvaro tersadar dari pemikirannya itu, ia menatap wanita yang melahirkannya dan tersenyum, "Nggak papa, Ma. Cuman mikirin pekerjaan."
Alvaro memang berbeda saat bersama keluarganya. Ia akan menjadi sosok yang lebih hangat namun, jika sudah diluar maka kalian akan menjumpai Alvaro simuka datar dengan mulut pedas.
Maya mengangguk. Ia berjalan menuju dapur untuk membuatkan Alvaro minuman.
"Pekerjaan terus kamu tuh. Jodoh dicari, ingat! usia kamu udah mau kepala tiga. Mamah sama papa sudah tua, sudah saatnya kami menimpang cucu," katanya saat sudah keluar dari dapur dan meletakan cangkir teh untuk Alvaro.
"Hm, belum ketemu Ma."
"Gimana mau ketemu. Orang ngga kamu cari. Nggak niat kamu mah, apa Mama jodohkan saja kamu?"
Uhuk uhuk
"Ma," seru Alvaro tegas. Ia menatap Maya yang sedang tersenyum.
Sangat lucu saat melihat wajah putra pertamanya sedang marah.
"Mama bercanda. Tapi kalo kamu belum nemu calon sampai umur kamu dua puluh sembilan. Mama sama Papa serius bakal jodohkan kamu."
Oh come on Alvaro masih 28 tahun. Ia masih dibilang muda kan? Alvaro ingin mencari jodohnya sendiri. Ia tidak mau ada kata dijodohkan!
Mereka berdua berbincang. Maya terus menanyakan apakah Alvaro makan teratur dialpartemennya atau apakah dia menginap saja malam ini.
Sebenarnya Maya tidak mau putra pertamanya memilih untuk hidup sendiri, namun delapan tahun yang lalu Alvaro meminta kepada Ayahnya untuk membiarkan dia tinggal sendiri. Bahkan Alvaro memilih bekerja sambil kuliah dan tentu saja Maya beserta suaminya melarang. tapi memang dasarnya Alvaro keras kepala, dan menyebut keputusannya itu sudah tidak bisa diganggu gugat.
Akhirnya Maya beserta suaminya hanya bisa mengiyakan dengan syarat Alvaro bekerja diperusahaan milik keluarganya sendiri.
Sampai sekarang, Alvaro sudah menjabat sebagai Produser utama. Saat Ayahnya meminta Alvaro untuk menggantikannya, Alvaro menjawab ia belum siap untuk menduduki posisi utama perusahaan ayahnya itu.
Saat sedang asik berbincang. Alvaro dan Maya terkejut mendengar suara melengking dari arah luar mension mereka.
"SAMLEKOM! ADA ORANG TIDAK! ADA ORANG PALING CANTIK MAU MALING NIH!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Produser Love (COMPLETE)
General Fiction#Bagaskara1 Rasa sakit terkhianati oleh orang yang berarti di dalam hidupnya. Membuat dia berfikir tidak akan pernah lagi mengenal cinta. Menutup semua perasaan yang mencoba masuk kedalam hatinya, hingga membuat hatinya tak ingin ada yang mengisiny...