CPL 15

13.4K 865 2
                                    


Jangan lupa klik tombol
Dan Comment setelah membaca^^
Aku sayang kalian😍

Happy Reading^^

***

"APA?!"

Diana menatap horor kepada pengemudi yang hanya memasang wajah kalem.

"Bapak serius? ngapain Pak Al ngajak saya ke Apartemen bapak?" Diana bertanya dengan alis terangkat.

Hey, Diana dan Alvaro selama ini tidak pernah akur. Bahkan Diana selalu memaki atasan temboknya itu, lalu tidak ada kentut tidak ada bau lalu kenapa Alvaro mengajak Diana ketempat tinggalnya.

Oke pikiran negatif mulai merasuki otak suci Diana.

"Saya bosan makan diluar."

Bosan?! Jawaban macam apa itu! pikir Diana.

"Tapi pak. Ini sudah malam tidak baik jika saya bertamu ke apartemen bapak, lagipula saya belum ijin ke ibu kos saya. Nanti beliau cari saya gimana?"

"Hanya sebentar, bilang kamu ada acara diluar! Gampang! Tidak usah dipersulit," jawab Alvaro santai. Tangannya memutar setir mobil ke kanan memasuki area apartemennya.

Diana menggerutu dalam hati, namun ia tidak bisa menolak ajakan produser muka temboknya itu. Karena memang sudah terlanjur masuk dalam jebakan licik pria es disebelahnya.

Diana membuka ponselnya dan mulai mengetikan sesuatu.

Diana Savanna A:

Eh Markonah!
Gue pulang telat hari ini. Kalo IPK nyariin, bilang gue ada acara diluar ya?!

Feby Anak ilang:
Oke! IPK paan?
Btw  ada syaratnya loh:)

Diana Savanna A:
Ibu Bapak Kos! nggak ikhlas, tanda kuburan lo nanti sempit.
Cepetan bilang apa syaratnya!


Feby anak ilang:
Feby macih poyos qaqa:)

Beliin gue martabak mang surpan yang ada didepan jalan raya ya! Lo kan holang baek, Na.

Diana Savanna A:
Punya temen kos gini amat ya rob.
Iya! Nanti gue beli martabak sama abang-abangnya sekalian biar lo puasssss!


Feby anak ilang:
Aww Diana baek banget, hati-hati yah cayang disana. Jangan lupa loh pesenan gue, lo lupa otw gue gigit lo.

Diana Savanna A:
Dasar kanibal! Lo gigit auto kena rabies.


Feby anak ilang:
LO PIKIR GUE ANZENG!!!

Diana tertawa saat membaca chat terakhir dengan Feby.

"Kenapa kamu tertawa?"

Diana menyimpan ponselnya di tas. Lalu menoleh kearah Alvaro,"Saya hubungi temen kos pak. Penyakit dia kumat makanya saya ketawa."

Cold Produser Love (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang