CPL 44 (End)

21.3K 783 20
                                    

Terimakasih untuk dukungan kalian sama cerita Ran. Selalu sehat kalian ༼ つ ◕‿◕ ༽つ

'A story that will never end'
_____________________________

Cold Produser Love
(D&A)

Happy Reading^^

***

Semua terjadi begitu saja, pertemuan Alvaro dengan Mega bukan tanpa alasan. Wanita itu nemuinya bersama Dimas yang terus memeluk pinggang Mega dengan posesif.

Awalnya Alvaro terkejut saat Mega menjelaskan bahwa Ayah dari anaknya adalah Dimas febrian Banubarta. Artis yang sedang dinaunginya.

Mega meminta maaf atas perbuatannya pada Alvaro baik  dimasa lalu maupun perbuatanya yang membuat Alvaro dan Diana bertengkar.

Dan tentu saja  pria itu memaafkannya.

Untuk apa mendendam pada masa lalu jika memang semuanya sudah berbeda, tidak akan seperti dulu lagi.

Hubungan keduanya membaik dengan memilih berteman.  Hingga Alvaro harus meminta bantuan kepada Mega dan Dimas perihal kejutan yang akan ia siapkan nanti.

"Al, lo minta bantuan sama Mega juga? beneran mau cari mampus lo ya?!" Rian berjalan mengikuti Alvaro yang hari ini datang ke kantor pertelevisian. Pria itu datang karena ada hal penting yang harus ia kerjakan.

"Profesional, tolong bicara yang baik," ucap Alvaro. Rian memang sahabatnya namun tetap saja jika sudah dalam hal pekerjaan mereka seperti atasan dan bawahan. Rian harus tetap menghormati Alvaro sebagaimana atasannya.

"Maaf, pak," balas Rian sedikit jutek.

"Minta tim pak Bima hari selasa nemuin gue, ada sesuatu yang harus dibahas untuk program gabungan."

"Baik, pak."

"Semuanya udah siap kan, Yan?" tanya Alvaro saat mereka memasuki lift menuju ke lantai ruang kerja Alvaro.

"Sudah, bahkan teater lantai lima sengaja gue kosongin dari kemaren," jawab Rian lebih santai.

"Tim pendukung juga udah siap dan tentunya harus gue kasih uang dulu baru mereka mau," gerutu Rian saat mengingat orang-orang yang ia suruh untuk membantu Alvaro.

Alvaro tersenyum lalu memukul bahu sahabatnya itu, "Kerja bagus, mungkin lo bakal gue kasih kenaikan jabatan sebagai produser."

"Lah bukannya gue udah jadi produser? tinggal nunggu lo keluar aja, kan?"

"Kata siapa? tentu saja jika mau jadi produser harus atas izin gue, gue kan produser utamanya." Setelah mengucapkan itu, Alvaro keluar dari lift saat mereka sudah sampai lantai ruangannya. Meninggalkan pria keturunan arab dibelakangnya yang sekarang sedang mengumpati dirinya.

***

Jantung Diana berdebar kencang, tadi Yudi memberitahunya bahwa Alvaro memanggil Diana keruangan pria itu.
Diana tentu terkejut, dia bahkan tidak tau bahwa Alvaro akan ke kantor hari ini. Pria itu tidak memberitahunya.

Diana berada didepan pintu ruang kerja Alvaro. Ia menarik nafas dan menghembuskannya pelan.

Ia mengetuk pintu tiga kali, tidak lama terdengar suara Alvaro yang menyuruhnya masuk.

"Ada apa, pak?" tanya Diana yang sudah berada didepan tunangannya ah ... bukan, bukan. Sekarang Diana sedang berada didepan atasannya.

Bersikaplah Profesional.

Cold Produser Love (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang