Happy Reading^^
***
Diana mematikan ponsel miliknya sepihak. Kesal, itulah yang ia rasakan. Bahkan ia ingin memukul kepala sipenelpon tadi tapi mengingat ia adalah separuh jiwanya. Maka Diana urungkan untuk memukulnya.
Menguatkan hati dan batinnya, Diana mengambil pepper bag berisi gaun yang dibelikan Alvaro untuknya dan memasuki kamar mandi.
Setelahnya Diana menatap dirinya dipantulan cermin. Gaun hitam itu sangat pas di badannya dan nampak elegan, Diana memutuskan untuk menyanggul rambutnya dan membiarkan beberapa helai rambut yang dibuat sedikit mengikalkanya.
Memakai makeup yang menurutnya tidak terlalu tebal dan terkesan natural dan ia memakai gelang dan cincin mutiara miliknya bukan asli namun masih terlihat cantik. Setelah beberapa menit Diana siap dan tinggal menunggu Alvaro menjemputnya.
Tok tok tok
Diana menoleh kearah pintu, itu pasti Alvaro. Segera ia mengambil dompet miliknya dan berjalan cepat kearah pintu.
Cklek
Alvaro terkesima melihat penampilan Diana, memandang dari atas sampai bawah.
Cantik
Senyum tipisnya tercetak dibibir saat melihat gaun itu melekat indah di badan Diana.
Sebaliknya pun Diana melihat Alvaro yang menggunakan tuxedo dengan gradasi bunga abstrak yang menyatu dengan jasnya menambah kesal tampan bahkan tingkat ketampanan melekat pada pria itu.
(Tentu aja sepatunya nggak gitu😹)
"Sudah siap?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Produser Love (COMPLETE)
General Fiction#Bagaskara1 Rasa sakit terkhianati oleh orang yang berarti di dalam hidupnya. Membuat dia berfikir tidak akan pernah lagi mengenal cinta. Menutup semua perasaan yang mencoba masuk kedalam hatinya, hingga membuat hatinya tak ingin ada yang mengisiny...