Happy Reading^^
***
Lalu lalang kendaraan memenuhi jalan. Asap yang dikeluarkan oleh berbagai kendaraan membuat jalanan berpolusi bahkan berdampak bagi pejalan kaki yang berjalan di trotoar.
Begitupula perempuan yang berjalan dengan cepat, ia melirik kearah jam yang terletak ditangan kirinya. Menggunakan masker untuk menghalang debu yang masuk dari kendaraan yang lewat.
Diana terus menggerutu sepanjang perjalanan, hari ini ia terkena apes. Ojek yang ia tumpangi mengalami kempes ban dan berakibat ia harus berjalan kaki. Diana bisa saja memesan ojek online lainnya, namun karena jarak dari gedung tempatnya bekerja tak jauh lagi, hanya beberapa meter. Lagipula ia harus irit karena tanggal tua yang mulai merenggut isi dompetnya.
Apa kalian tau, tentang kejadian dimana Diana saat ia shock saat produser shilannya membahas hal yang Diana ingin lupakan. malam itu Diana terus diam saat Alvaro mengantarkannya pulang, tidak ada yang mulai pembicaraan sampai Diana turun dari mobil Alvaro, ia hanya mengucapkan terimakasih lalu bergegas menghilang dari pandangan Alvaro.
Sejak kejadian itu, Diana mulai menjauhi Alvaro, bahkan terhitung lima hari sudah ia menjauhinya. Jika tak sengaja bertemu sebisa mungkin Diana memasang wajah santai dan profesional. Tampak jelas saat Diana menghindar, Alvaro menatap penuh intimidasi seakan hal yang dilakukan Diana adalah kesalahan besar.
Namun Alvaro tidak berbuat apa-apa malah terkesan acuh dan kembali ke sikap dinginnya.
***
Diana memasuki gedung tempatnya bekerja, setelah hampir sepuluh menit berjalan kaki. Hari ini ia harus bekerja ekstra untuk mempersiapkan program yang tepat nanti malam akan tayang perdana, Program baru yang dihendelnya.
Sesampainya dibilik kerjanya, Diana duduk, menyalakan komputer dan memeriksa email yang masuk dari rekan sesama kerjanya.
"Kopi?" Diana mendongak saat seseorang menyodorkan minuman kafein itu kepadanya, tercetak jelas senyum manis sang pemberi.
"Nggak ada susu jahe ya, Ky?"
Rizky laki-laki itu mendengus,"Dikasih jantung malah minta hati," rutuknya.
"Kebalik Praguso!" Diana terkekeh saat melihat wajah lelaki dihadapannya nampak kesal, dia mengambil kopi ditangan Rizky dan menyesapnya sedikit.
Sebenarnya Dina lebih suka susu jahe dari ada kopi, tapi dia menghargai Rizky. Jadi dia minum saja.
Rezeki nggak boleh ditolak.
"Ya, elo. Gue kasih kopi malah minta susu jahe, kan nggak tau diri. Lagian susu jahenya nggak ada," ucap Rizky pura-pura ketus.
"Nggak usah ngambek kaya cewe lagi pms jatuhnya alay!"
"Kampret!" Rizky tersenyum saat melihat Diana yang tertawa. Hatinya kembali berdesir saat memandang wajah Diana yang selalu cantik.
Entah kapan ia bisa membuat hati Diana luluh kepadanya. Diana berbeda dengan gadis lain, ia penuh dengan teka-teki. Itu yang selalu membuat dirinya penasaran dan ingin lebih dekat dengan perempuan dihadapannya.
Rizky sangat menantikan saat dimana Diana membuka hatinya untuk dirinya. Rizky akan menunggu itu.
"Oyy .., masih pagi jangan ngegosipin gue." Yudi berjalan menuju tempat Diana sambil membawa sebuah alat komunikasi yang sudah umum dalam dunia pertelevisian.
"Nggak ada kerjaan banget gosipin lo, Bang," ketus Rizky.
"Mas Yudi kok udah pegang HT aja? emang persiapan mulainya sekarang ya?" tanya Diana bingung. Harusnya persiapan program dimulai siang nanti karena acara akan dimulai setelah maghrib.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Produser Love (COMPLETE)
General Fiction#Bagaskara1 Rasa sakit terkhianati oleh orang yang berarti di dalam hidupnya. Membuat dia berfikir tidak akan pernah lagi mengenal cinta. Menutup semua perasaan yang mencoba masuk kedalam hatinya, hingga membuat hatinya tak ingin ada yang mengisiny...