Pake mode dark ya, biar mata kalian pada kagak sakit.
Happy Reading ^^
***
"Al, diminum dulu susunya." Alvaro mendongak menatap wanita paruh baya yang melahirkannya itu.
Maya duduk disamping anak sulungnya setelah meletakan gelas susu hangat dimeja. Mengelus surai coklat milik Alvaro dengan sayang. Ia tidak melewatkan kesempatan untuk memberikan kasih sayang kepada Alvaro yang malam ini menginap dirumah.
"Thanks, Ma."
"Iya. Al, Kamu tinggal disini aja. Mama sama Papa kesepian kalau dirumah," ucap Maya dengan raut sedih.
Alvaro menghentikan jarinya yang sedang mengetik dileptop. Ditatapnya dengan seyuman ibunya itu.
"Tapi Al kan sering kesini, Ma. Aku pengin mandiri," jawab Alvaro mengengam tangan Maya erat.
Maya menghembuskan nafas pasrah lalu mengangguk. Anaknya memang keras kepala jika sudah keinginan.
"Ya deh terserah kamu. Asal sering main kesini. Mama suka kesepian."
"Bukannya ada Papa sama Anggara?"
"Papa kamu juga sibuk kerja. Anggara sibuk sama teman-temannya, biasalah anak muda," balas Maya mengibas-ngibaskan tangannya.
Alvaro terkekeh melihat raut wajah kesal ibunya.
"Mama kurung aja Papa dirumah. Jangan sampe keluar.""Yang ada Mama yang dikurung Papa kamu."
Alvaro tertawa saat mengingat kelakuan ayahnya yang super posesif kepada ibunya.
"Khem! Seneng banget kayanya. Sampe ketawa ngakak gitu, keselek lalat tau rasa!"
Alvaro dan Maya menoleh kearah pintu, dilihatnya tuan Erlangga terhormat tengan menatap mereka dengan berdedekap dada dan senyum sinis kepada Alvaro saat melihat istri tercinta nya tertawa dengan putranya.
Cih! Cemburu kok sama anak.
Padahal hasil goyangan sendiri.Astagfirullah.
"Papa apaan sih. Liat anak seneng mukanya masam gitu," ujar Maya.
Erlangga berjalan kearah mereka lalu terseyum tulus kepada istrinya.
"Muka papa biasa kok, Ma. Ini muka ganteng yang udah bikin Mama kelepek-kelepek kaya ikan kurang air," balas Erlangga sambil menarik lembut tangan Maya agar berdiri lalu memeluknya.
Alvaro memutar bola matanya malas, "Mau mesra-mesran jangan disini."
"Dih. Iri aja jomblo."
"Papa!"
Elangga tekekeh lalu mencium pipi Maya gemas.
"Bercanda sayang.""Oh iya, Al. Perempuan yang waktu itu kamu bawa, gimana?"
Alvaro menatap maya bingung.
"Siapa?""Ih ituloh yang namanya Dian, Di- Di siapa ya Pa?" Maya menatap suaminya bertanya.
"Dihatiku cuman ada kamu forever sayang," jawab Elangga asal yang langsung mendapat pukulan diperutnya.
"Gombal mulu! Serius ini!" seru Maya menatap nyalang suaminya.
"Oke!"
"Diana maksud Mama?" ucap Alvaro menerka.
Wajah Maya berbinar.
"Nah iya itu! cantik ya Diana, mama liat juga baik orangnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Produser Love (COMPLETE)
General Fiction#Bagaskara1 Rasa sakit terkhianati oleh orang yang berarti di dalam hidupnya. Membuat dia berfikir tidak akan pernah lagi mengenal cinta. Menutup semua perasaan yang mencoba masuk kedalam hatinya, hingga membuat hatinya tak ingin ada yang mengisiny...