Hai hai haiHappy Reading^^
***
Setelah kejadian makan malam yang membuat Diana canggung setengah mati. Untunglah hal itu sudah terlewat beberapa jam lalu.
Sekarang ia sedang sudah diantarkan Alvaro kekosannya.
Seperti biasa tidak ada percakapan antara mereka, hanya ada suara musik yang tadi Diana putar atas pesetujuan Alvaro.We don't talk anymore
We don't talk anymore
We don't talk anymore
Like we used to do
(Charlie puth- We don' t talk Anymore)
Diana berdehem karena lagu tersebut sangat pas melihat keadan mereka yang saling diam.
Diana turun dari mobil Alvaro saat ia sampai dikosannya, nampak kawasan itu sepi, untungnya ia memiliki kunci gerbang yang diberikan ibu kos kepada penghuni kos yang pulang malam.
"Terima kasih, pak. Kalau begitu saya masuk dulu," ucap Diana dengan senyum canggungnya.
Ia membalikan badan namun cekatan menghentikan langkahnya, Alvaro menarik lengannya agar berhadapan dengan pria tersebut.
"A-ada apa, Pak?" Diana mulai sedikit gugup, detak jantungnya berulah lagi.
Alvaro diam namun semakin mendekatkan dirinya kepada Diana.
Diana membekalak saat wajah Alvaro hanya beberapa inci dari wajahnya. Spontan ia menutup mata.
Alvaro tersenyum saat melihat Diana menutup matanya, dilihatnya perempuan manis dihadapannya, cukup lama ia memandang. Matanya merinci wajah Diana, dan jatuh pada bibir mungil perempuan itu yang berwarna merah cherry.
Ia mendekat namun seketika terhenti saat sedikit lagi menyentuh bibirnya. Diana semakin menutup matanya, saat hembusan nafas Alvaro terasa.
Cup
Diana membuka matanya lalu mendongak menatap Alvaro yang tersenyum kepadanya.
Apa baru saja ia dicium oleh Alvaro?
Oh Parah parah parah!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Produser Love (COMPLETE)
General Fiction#Bagaskara1 Rasa sakit terkhianati oleh orang yang berarti di dalam hidupnya. Membuat dia berfikir tidak akan pernah lagi mengenal cinta. Menutup semua perasaan yang mencoba masuk kedalam hatinya, hingga membuat hatinya tak ingin ada yang mengisiny...