Happy reading ^^
***
Pagi ini Diana bangun dengan muka kusut kusut sekusut kusutnya. Empet banget dah!
Bagaimana tidak, ia tidak bisa tidur kerena pesan sialan dari atasan muka datarnya itu.'Besok saya jemput!'
Apa-apaan itu! kalau bisa, Diana ingin menolaknya dengan mentah. Namun nyalinya ciut saat mengingat wajah Alvaro jika sudah marah, begitu menakutkan.
Alhasil dirinya memutar otak untuk merencanakan kabur dari ajakan Alvaro. Maka dari itu ia tidak bisa tidur, dan berakhir dengan mata pandanya.
Setelah sholat subuh, Diana bergegas mandi dan bersiap berangkat pagi-pagi sekali.
Biar saja nanti dirinya menunggu didepan kantor yang belum buka. Asal tidak berangkat dengan atasannya itu.
Diana membuka pintu kosannya, terlihat awan masih sedikit hitam yang perlahan memudar oleh awan kuning yang mulai mendominasi dari sisi timur.
"Weh anjir! Diana?"
Diana menoleh kearah pintu sebelah kosannya yang terbuka, terlihat seorang gadis yang masih memakai piyama tidurnya, rambut acak-acakan dan tak lupa air liur yang mengering disudut bibirnya.
Diana menatap jijik kearahnya,"Iler lo dibersihin sana, feb. Nggak enak dipandang tau!"
"Elah ini mah udah biasa," jawab Feby sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangan. "Lo mau kemana pagi-pagi begini? ayam jago aja masih dusel-dusel sama istrinya."
"Dusel-dusel endasmu! Ya aku ngarep kerja, apa maning! dari pada koen jam semene durung adus! Wadon kebluk!"
Feby seketika membuka matanya selebar-lebarnya. Ia mengorek kupingnya takut apa yang ia dengar salah.
"Lo ngomong apa sih? bisa nggak bahasa harian lo dikampung nggak usah dibawa kesini!" jengkelnya.
Diana memutar bola matanya jengah,"Karep lah!"
"Hah kurap? Lo punya kurap? Jorok banget lo jadi cewe!
"Yang punya kurap siapa? Ish tambah sebel gue sama lo!"
"Gue salah apa emangnya?" tanya Feby polos.
"Tau ah! ganggu pagi gue aja." Diana melangkahkan kakinya menjauh dari Feby, harinya sudah buruk dan Feby dengan kegoblokanya malah menambak mood Diana semakin memburuk.
"Heran, salah apa diriku ini?" tanya Feby kepada dirinya sendiri.
Dirimu selalu salah Feb!
Diana berjalan keluar gerbang kosannya dengan mulut terus mendumal sebal, ia mengatur nafasnya dan membuka ponsel melakukan aktifitas hariannya. Bersenandung ria, sambil berjalan meninggalkan tempat kosannya.
Saat sudah berada diluar gerbang, seketika Diana terlonjak kaget. Matanya menyipit saat melihat mobil BMW seri M4 berwarna hitam terparkir indah diseberang jalan.
Bukan masalah mobilnya, tetapi pemilik mobil itu yang sedang menyender disisi mobil, tangannya dimasukan disaku celana dengan tatapan menusuk kearah Diana.
Diana menelan salivanya saat orang tersebut menyebarang dan berjalan kearahnya.
'Anjir harus kabur gue!' sial banget!'
Diana membalikkan badannya dan berjalan cepat mengindari orang tersebut. Sedangkan orang itu hanya memandang Diana dengan alis terangkat.
Diana berjalan cepat menghiraukan orang yang ada dibelakangnya yang sudah tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Produser Love (COMPLETE)
General Fiction#Bagaskara1 Rasa sakit terkhianati oleh orang yang berarti di dalam hidupnya. Membuat dia berfikir tidak akan pernah lagi mengenal cinta. Menutup semua perasaan yang mencoba masuk kedalam hatinya, hingga membuat hatinya tak ingin ada yang mengisiny...