Epilog

19.2K 760 15
                                    

Terimakasih atas dukungan kalian⊂((・▽・))⊃

Happy Reading^^

***

Masa lalu yang masih membelenggu manusia, pada dasarnya hanya sebuah rasa dihati yang masih membekas dan enggan untuk menghapusnya.

Rasa sakit akan masa lalu, membuat jiwa seseorang bisa menjadi pacuan untuk membenci masa lalu tersebut.

Alvaro yang dulu sangat membenci sosok dimasa lalunya. Membuatnya buta akan kata cinta lagi, hidupnya hanya berputar pada kerja, kerja dan kerja. Melupakan bahwa ada hati yang perlu ia isi kembali. 

Hatinya rapuh dan masih hancur saat Alvaro mengingat masa lalunya. Ia berusaha sekuat tenaga melupakannya, dan secara perlahan usahanya berhasil lantaran sosok membuat matanya enggan beralih selain padanya. 

Alvaro tidak akan melupakan masa lalunya, akan tetapi ia menyimpannya sebagai bagian dari perjalanan hidup.

Diana Savanna Ardiani, nama perempuan yang kini mengisi bagian kosong dihatinya. Diana yang sederhana, Diana yang menawan, Diana yang cantik tanpa riasan berlebihan diwajahnya, Diana yang terlihat jauh lebih cantik saat tersenyum. Perempuan itu berhasil merebut kursi kosong pada hati Alvaro.

Alvaro yang perlahan jatuh semakin dalam akan pesona Diana dan membuatnya jatuh cinta. Cinta yang benar-benar menghanyutkannya hingga Alvaro lupa akan dunianya, dan menjadikan Diana sebagai dunia penuh kebahagiannya.

Alvaro mencintainya, sangat mencintainya.

***

Hari ini adalah hari bersejarah, hari yang begitu menegangkan dan penuh haru didalamnya. Hari ini akan disatukan sepasang hati yang saling terikat.

Moment yang begitu ditunggu-tunggu dan bukti keseriusan antara keduanya.

Sebuah acara pernikahan Alvaro dan Diana yang diadakan disebuah hotel milik keluarga Bagaskara.

Diana kembali membuang nafas untuk sekian kalinya, tangannya dingin, jantungnya berdetak begitu kencang. Ia begitu gugup sekarang.

Saat ini Dana memakai kebaya putih dan polesan make up terkesan mewah namun tetap menonjolkan natural begitu anggun dan cantik.

"Tenang sayang, semuanya pasti lancar." Diana menoleh dan tersenyum saat Ibunya meyakinkan dirinya dan menggenggam tangannya begitu erat. Rasa sedih melandanya kembali, begitupun
Hira. Ia tidak bisa membendung rasa bahagia sekaligus sedih.

Waktu seakan cepat berlalu, Diana sebentar lagi akan menjadi seorang istri. Hati ibu mana yang tidak bahagia melihat anak yang saat bayi ditimangnya sudah beranjak dewasa dan akan  menikah.

"Bu," ucap Diana pelan, air matanya menetes kembali. Hira tersenyum lalu memeluk sebentar putrinya itu.

"Sayangnya ibu, nggak boleh nangis, duk. Sttt, riasannya nanti luntur."

"Make upnya anti luntur kok bu," kata Diana sambil terkekeh pelan.

"Uh tante, Rani juga mau dipeluk," celetuk Rani yang baru saja masuk ke kamar.

Hira tersenyum lalu ia mengajak Rani berpelukan bersama dengannya dan Diana.

"Sahabat gue akhirnya laku juga, hiks." Rani memeluk erat Diana.

Diana memukul pelan bahu Rani dan mencebikan bibirnya kesal.
"Enak aja lo! btw lo kan lebih tua dari gue, harusnya lo yang nikah duluan, Pftt kayanya yang nggak laku lo mah, Ran," katanya sambil tertawa hingga sanggul yang Diana gunakan agak bergoyang.

Cold Produser Love (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang