Follow
D_RaanranVote dan komen•√•
Happy Reading^^***
Menghembuskan nafas untuk sekian kalinya. Alvaro memandang tumpukan berkas didepannya dengan gusar.
Sudah satu bulan ia memegang sepenuhnya perusaahan milik Ayahnya. Alvaro mengusap kasar wajahnya, banyak waktu yang ia lewati hanya untuk membaca deretan huruf bahkan ia merindukan pekerjaan lamanya sebagai Produser.
Alvaro mengalihkan pandangannya pada benda pipih disebelah meja kerjanya yang tergeletak, diambilnya ponsel tersebut dengan kesal.
"Kemana sih?!" rutuknya saat melihat room chat beberapa waktu lalu ia dan Diana.
Selain dipusingnya oleh pekerjaannya hari ini yang menurut Alvaro begitu banyak, karena harus menghadiri beberapa rapat penting dan penandatangan berkas-berkas, Alvaro juga dibuat gelisah oleh Diana. Kekasihnya itu sejak siang tidak menghubunginya.
Saat Alvaro sedang memikirkan tentang Diana, pintu ruangan diketuk oleh seseorang dan membuat Alvaro menoleh kearah pintu..
Alvaro bersuara, mengijinkan orang itu masuk. Bisa dilihat pria dengan jas hitam masuk dan langsung duduk didepannya setelah dipersilahkan.
"Ada apa Ken?" tanya Alvaro saat asisten diperusahan barunya-Kenzo duduk dengan raut wajah yang menurut Alvaro aneh.
"Hm ... Begini pak, diluar ada yang ingin bertemu dengan anda. Di-dia anu itu ..."
Alvaro menatap Kenzo dengan alis terangkat. Sedangkan pria dihadapannya mati-matian menahan gugupnya, Kenzo menelan salivanya kasar saat melihat tatapan bosnya yang menatap dirinya seperti akan menelan hidup-hidup.
Satu bulan ini, Kenzo ditunjuk langsung oleh Erlangga dan disetujui oleh Alvaro menjadi assisten Alvaro selama berada dikantor. Akan tetapi, pria dengan mata sipit itu belum terbiasa dengan bos barunya yang berwajah datar dan jauh lebih seram dibandingan dengan Erlangga.
"Katakan yang benar, Ken. Saya tidak punya banyak waktu," kata Alvaro datar.
"Ma-maaf, pak. Saya hanya memberitahu bahwa diluar ada seorang wanita yang menunggu anda," jawab Kenzo agak gugup.
"Siapa?"
"Saya tidak tau, pak. Wanita itu duduk diruang resepsionis selama hampir setengah jam lebih."
Alvaro mengernyitkan dahinya, apakah itu Diana. Tapi kenapa ia datang kemari tanpa memberitahukannya, apa ini kejutan?
Kenzo tersentak kala Alvaro tiba-tiba berdiri dan berjalan keluar ruangannya.
"Pak, bapak mau kemana?" tanya Kenzo sambil mensejajarkan langkahnya dengan Alvaro yang berjalan cepat tanpa menghiraukannya.
"Pak, ada sesuatu yang perlu saya kasih tau lagi."
"Ken, pastikan jadwal hari ini kosong. Oh ya dimana perempuan itu?" Alvaro menghentikan langkahnya dan menghadap Kenzo.
"Di ruang resepsionis pak. Tapi dia itu wan--Pak!" Alvaro berjalan cepat menuju lift meninggalkan asistennya yang terus memanggil dirinya.
"Kenapa pak Alvaro kaya seneng banget, padahal kan gue belum selesai ngomong," gumam Kenzo dan segera menyusul bosnya dengan menunggu lift berikutnya.
Alvaro berlari kecil, ia tersenyum saat membayangkan wajah Diana yang menunggunya.
Ia berada didepan seorang perempuan yang menjaga resepsionis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Produser Love (COMPLETE)
General Fiction#Bagaskara1 Rasa sakit terkhianati oleh orang yang berarti di dalam hidupnya. Membuat dia berfikir tidak akan pernah lagi mengenal cinta. Menutup semua perasaan yang mencoba masuk kedalam hatinya, hingga membuat hatinya tak ingin ada yang mengisiny...