10 - KEMBALI KE TANAH AIR

2K 130 16
                                    

Reyhan Dharmadi

Luwina Clemira Sastro Sudiro

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luwina Clemira Sastro Sudiro

Luwina Clemira Sastro Sudiro

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Sesampainya di Flat milik Reyhan, Reyhan langsung menyuruh Luwi untuk segera berkemas.

Rencananya Reyhan akan langsung membawa Luwi dan Gibran pulang ke Indonesia malam ini juga.

Mereka tidak mau ambil resiko lebih jauh lagi. Sebelum Max berhasil menemukan mereka, mereka harus bertindak cepat.

Jadilah Luwi menuruti perintah sang Kakak. Mereka berkemas-kemas malam itu.

"Bangunkan Gibran. Biar aku saja yang bereskan pakaianmu, kamu siapkan keperluan Gibran." ucap Reyhan pada Luwi.

Saat sedang mengemas pakaian Gibran, Luwi sempat berpikir sesuatu dan dia langsung menghentikan aktifitasnya sejenak.

"Tapi, Kak, akukan tidak memiliki KTP, paspor dan Visa, bagaimana aku bisa kembali le Indonesia tanpa itu semua? Sedang aku bisa melamar pekerjaan itupun karena memakai jasa orang dalam. Semua surat-surat berhargaku hilang semua,"

"Tenang saja. Masalah itu aku sudah urus sejak jauh-jauh hari. Kamu tidak perlu khawatir." jawab Reyhan tenang. Dia tersenyum pada adiknya.

Luwi membalas senyum itu. Ternyata dia tidak hanya memiliki seorang kakak yang tampan, tapi dia juga sangat pintar. Luwi merasa bangga sekali pada Reyhan.

"Gibran, ayo bangun."

Luwi sudah selesai mengemas barang-barang Gibran. Dia menarik tangan anaknya agar cepat-cepat duduk dan langsung memakaikan jaket tebal.

Gibran kebingungan. Matanya yang masih sayup itu menatap Luwi. "Kenapa Mama pakaikan aku jaket? Memang kita mau kemana?"

"Kita mau pulang," jawab Luwi, ada segelintir perasaan bahagia yang tersemat di dalam hatinya. Sebab hal inilah yang dia tunggu-tunggu selama ini.

Sebenarnya kalau sang Ayah tidak melarang, Luwi sudah sejak dulu ingin kembali ke Indonesia. Bahkan sejak Gibran baru berusia enam bulan, Luwi sudah merengek pada sang Ayah supaya menjemputnya untuk membawanya pulang ke Indonesia. Luwi tidak betah tinggal sendirian di negara asing, di negeri antah berantah ini, sendirian. Dia merasa sangat kesepian. Meski dia tidak menampik satu hal, bahwa dimanapun keberadaannya baik di London ataupun di Indonesia, dia kerap merasakan kesepian. Hal itu terjadi sejak Luwi ditinggal pergi sang Mama tercinta saat usianya baru menginjak lima tahun.

CINTA DARI MASA LALU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang