48 - PENGADILAN KELUARGA

2.2K 138 38
                                    

Hari ini Hardin sengaja pulang lebih awal, karena besok adalah weekend, Hardin berniat untuk mengajak Katrina dan Yumna piknik keluarga. Rasanya sudah lama sekali mereka tidak pergi bersama-sama.

Hardin baru saja memasuki rumahnya di Podomoro ketika seorang anak laki-laki tiba-tiba berlari berhambur ke arahnya dari arah kolam renang. Diikuti oleh seorang perempuan yang mengendarai kursi roda di belakangnya.

"Ayo Mama, kejar Gibran." Teriak Gibran dengan sebuah pesawat tempur ditangannya. Langkah Gibran terhenti tepat di hadapan Hardin.

"Gibran? Kamu disini?" ucap Hardin kaget sekaligus senang. Dia membungkuk mengimbangi tubuh Gibran.

"Gibran jangan lari-larian terus,"

Dan sebuah teriakan lain membuat Hardin lebih dibuat terperangah.

"Luwi?" pekiknya kaget.

Omah berdiri di belakang Luwi, membantu Luwi menggerakkan kursi rodanya.

Luwi jadi semakin merasa tidak enak. Dia jadi terlihat seperti seorang wanita pengganggu yang jelas-jelas tidak pernah diharapkan kehadirannya disini. Di rumah besar ini. Luwi sadar diri, siapa dirinya. Dan tidak seharusnya dia berada disini sekarang. Tapi sayangnya Katrina terus menerus memaksanya untuk tetap tinggal di sini. Luwi jadi serba salah.

"Nanti malam, selepas Katrina tidur, kamu dan Luwi harus menjelaskan pada Omah dan Opah, apa yang sebenarnya telah terjadi. Untung saja Omah dan Opah tidak memiliki penyakit jantung, kalau tidak kami mungkin sudah anfal sekarang!" Jelas Omah tegas. Dia menatap marah pada cucunya yang terlihat masih shock.

"Ayo Gibran, kita main lagi dibelakang," Omah kembali bicara dan mengajak Gibran kembali ke teras, lalu Omah menggerakkan kursi roda Luwi ke arah teras kolam renang dimana Opah dan Katrina beserta Yumna sedang bermain di taman belakang.

Sementara Hardin masih berdiri mematung di tempat semula. Tubuhnya mendadak kaku.

Cobaan apalagi ini? Kenapa Luwi bisa ada disini sekarang! Pekiknya dalam hati.

Hardin sungguh tidak percaya.

*****

Opah meminta Hardin dan Luwi berkumpul di Gazebo taman belakang rumah mereka. Sebab tempat ini cukup jauh dari rumah dan dengan keadaan ruangan yang terbuka mungkin bisa sedikit mendinginkan suasana yang mendadak panas. Opah pikir ini satu-satunya tempat yang tepat untuk membicarakan hal penting menyangkut tentang masalah masa lalu sang cucu yang dia pikir sudah selesai.

Tapi kenyataannya tidak.

Kini, masa lalu itu justru kembali dengan membawa masalah baru yang lebih rumit. Yaitu dengan keberadaan Gibran sekarang. Cicit kandung mereka sendiri.

"Sejak kapan kalian kembali bertemu?" Opah mulai buka suara setelah cukup lama mereka berempat saling diam dengan pikiran yang berkecamuk satu sama lain.

"Belum lama, Opah. Sewaktu Hardin mendatangi kontrakan Reyhan untuk menyuruh Reyhan kembali ke perusahaan." ucap Hardin tanpa sadar.

Kerutan di kening wajah keriput Opah semakin terlihat jelas. "Kembali ke perusahaan? Memang Reyhan kenapa?" Opah jadi mengalihkan pertanyaannya.

CINTA DARI MASA LALU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang